Sukses

KKN di Desa Penari Pecahkan Rekor, Film Horor Punya Tempat Khusus di Hati Penonton Indonesia

Film KKN Di Desa Penari mendapat apresiasi luar biasa dan memecahkan rekor sebagai film nasional terlaris sepanjang masa dengan jumlah 7 juta penonton.

Liputan6.com, Jakarta - KKN di Desa Penari menjadi film horor terlaris sepanjang masa. Jumlah penonton film ini menggeser penjualan tiket film Pengabdi Setan arahan Joko Anwar pada tahun 2017. Setelah tayang selama 19 hari atau sejak 30 April 2022, jumlah penontonnya mencapai 7 juta orang.

Meskipun sempat rilis tertunda akibat pandemi Covid-19, film horor produksi MD Picture ini sukses menarik perhatian masyarakat saat libur Lebaran 2022.

Film horor produksi dalam negeri sangat beragam, mulai dari cerita hantu hingga membuat ulang dengan judul yang sama.

Kritikus dan Pengamat Film, Wina Armada Sukardi, menyatakan tak semua film horor garapan dalam negeri meraih sukses besar. Namun, film horor merupakan salah satu ganre yang disukai oleh masyarakat Indonesia setelah komedi. Menurut dia, ada faktor sosiologis yang menyebabkan film horor mendapatkan tempat khusus di hati penonton dalam negeri.

"Kalau kita lihat karakteristik sosiologis bangsa Indonesia itu menyukai hal-hal yang masih bersifat humor, kemudian juga yang kedua menyukai hal-hal yang bersifat mistis. Yang ketiga dan sebagainya itu yang ada religius, romantis," kata Wina kepada Liputan6.com.

Wina menjelaskan, meskipun saat ini teknologi canggih dan modern masyarakat Indonesia masih banyak yang terlibat atau menggandrungi hal-hal mistis. Misalnya seorang profesor dengan akademisi tinggi masih mendatangi kuburan keramat, hingga hebohnya ritual pawang hujan saat penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2022.

Tak Ada Film Horor Spesifik

Menurut Wina, tak ada sub ganre horor yang spesifik yang diminati penonton Indonesia. Sebab pelepasan emosional seperti halnya ketegangan yang dibangun dari unsur-unsur mistis dalam film tersebut.

"Walaupun dengan satu catatan tidak berarti semua film horor sebuah film itu pasti langsung meledak, tidak tentu. Di situ ada marketing-nya yang bagaimana awal-awal produser melakukan booming pembelian tiket untuk mendorong pada awal-awal film ini ditonton banyak orang, sehingga banyak dikenal itu juga mempengaruhi. Sisi lain dari soal genre soal tema," papar dia.

Wina juga menyatakan meledaknya sebuah film dalam negeri akan berdampak pada keterkaitan penonton negara tetangga. Seperti halnya di Singapura maupun Malaysia. Kendati begitu hal tersebut tidak menjadi jaminan sukses besar seperti di dalam negeri.

Sebab, kata dia, karakteristik sosiologis setiap negara berbeda-beda. "Tidak jaminan bahwa apa yang sukses di negara Indonesia itu juga akan sukses di negara-negara lain tetapi kalau negara-negara serumpun barangkali kesuksesan itu bisa mempunyai ekor yang panjang di negara-negara serumpun di Asia," Wina menjelaskan.

 

2 dari 3 halaman

Film Horor Pacu Adrenalin

Film horor adalah genre yang pada umumnya sering disalahpahami. Penggemar film genre ini sering kali digambarkan sebagai orang yang kurang memiliki rasa empati atau pecandu adrenalin yang mencari sensasi.

Padahal bagi mereka, menonton film horor merupakan salah satu media penyalur emosi yang sangat seru. Rata-rata para penikmat genre film ini ingin menguji dan mengetahui seberapa tinggi nyali atau keberanian mereka saat menonton film horor.

Reaksi saat menonton tayangan ini secara umum dimulai dari bangkitnya adrenalin yang terpompa, timbulnya perasaan waspada hingga jantung yang berdegup kencang, kemudian datang rasa takut yang terus menghantui meski tahu bahwa Anda tidak dalam situasi bahaya seperti didalam film.

Tapi tahukah Anda bahwa sensasi tersebut bisa menjadi pelarian sekaligus membantu mengalihkan pikiran penonton dari berbagai permasalahan yang nyata. Selain punya banyak manfaat untuk kesehatan, menonton film horor juga akan membuat perasaan Anda jauh lebih tenang dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Berikut alasan mengapa orang yang suka menonton horor lebih tangguh secara psikologis dan mental selama menghadapi pandemi, seperti dilansir dari psychologytoday.com, Jumat (20/5/2022).

1. Film horor melatih psikologis orang untuk menahan dan menghadapi rasa cemas

Penelitian dari Coltan Scrivner, seorang mahasiswa di Departement of Comparative Human Development di University of Chicago, mengungkapkan bahwa penggemar film horor mengalami sedikit gejala kecemasan, Depresi atau sulit tidur. Alasannya karena mereka telah melatih mental dan fisik melalui alur cerita dan adegan yang ditampilkan dalam film tersebut.

Penggemar film horor juga mengutarakan rasa takut dan kecemasan yang lebih rendah terkait dengan pandemi Covid-19. Mereka lebih mampu bertahan dan mudah menemukan makna bahkan nikmat kehidupan dari apa yang telah terjadi.

Selain itu, mereka juga merasa lebih siap mendengar tayangan berita yang disiarkan setiap pagi, berkaitan dengan Covid-19.

 

 
3 dari 3 halaman

Bentuk Jiwa Bertahan

2. Film horor akan membentuk jiwa bertahan yang lebih besar

Para peneliti menemukan bahwa keingintahuan yang tidak wajar atau keinginan belajar untuk hal berbahaya dan mengancam sangat umum dirasakan oleh penggemar film horor. Hal ini membuat mereka memiliki jiwa bertahan yang lebih besar dari sebelumnya.

Mereka lebih memilih untuk menghilangkan stress dengan cara melihat pandemi dari perspektif lain. Tidak heran jika mereka melihat pandemi menjadi sangat menarik, terlepas dari segala kengeriannya.

“Jadi begini hidup ditengah pandemi,” jelas Coltan sambil mempraktikkan gaya penikmat film horor.

3. Menonton film horor bermanfaat bagi kesehatan tubuh secara menyeluruh

Manfaat menonton film horor bagi tubuh antara lain adalah untuk menambah kekebalan tubuh, membakar kalori, dan membantu meringankan stres.

Menonton film horor bisa membuat kelenjar adrenalin Anda menjadi aktif. Kombinasi antara ketegangan antisipatif dan rasa bahaya yang muncul saat menyaksikan film tersebut ternyata berguna untuk membangkitkan indera maupun organ tubuh manusia. Dengan demikian, tubuh secara otomatis akan mengaktifkan respons kewaspadaan secara naluriah.