Liputan6.com, Jakarta Wiliam Yani merupakan sopir Pajero yang aksinya sempat viral lantaran melakukan penamparan kepada pengemudi Yaris di depan gerbang Tol Tomang.
Aksi arogan tersebut sempat diunggah Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni di akun instagramnya @ahmadsahroni88 dan viral. Belakangan buntut dari perseteruan tersebut berujung damai setelah  mediasi dilakukan.Â
Advertisement
Baca Juga
Namun, belakangan sopir Pajero mengaku dirinya kini menjadi korban doxing warganet setelah video cekcoknya dengan pengemudi Yaris, viral. William mengatakan para netizen berusaha mencari tahu informasi terkait dirinya dan keluarga usai aksinya di Tol Tomang beberapa hari lalu.
Berita lainnya yang tak kalah menuai sorotan publik terkait pernyataan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan yang menyebut Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpotensi kalah dalam Pilpres 2024 mendatang.
Pernyataan pria yang akrab disapa Zulhas itu pun menuai reaksi Partai Gerindra. Menurut Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, pernyataan Zulhas akan dijadikan bahan evaluasi dalam memilih kawan koalisi untuk Pemilu mendatang.
Sementara itu, puluhan kontrak kerja (TKK) dari 14 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di ruang lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi disebut akan diberhentikan. Salah satu alasan di balik pemberhentian tersebut lantaran dinilai telah melakukan tindakan indisipliner atau tidak disiplin.
Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Senin, 23 Mei 2022:
Pengakuan Sopir Pajero Usai Video Cekcoknya Viral: Keluarga Sempat Dicari-cari Netizen
Wiliam Yani, sopir Pajero mengaku menjadi korban doxing usai video cekcok dengan pengemudi Yaris viral di media sosial. Netizen disebut mencari-cari informasi pribadi dirinya dan keluarga.
Hal itu disampaikan William Yani usai bermediasi dengan korban pemukulan, Yohanes Aditya Susanto di Polda Metro Jaya, Senin (23/5/2022).
"Keluarga sempat dicari-cari sama netizen, terus keluarga juga dicari profesi orangtua apa, perusahaan saya bekerja di bidang apa, sebenarnya itu hal yang tidak penting," ujar William.
William mengaku heran dengan tindakan dari netizen. Padahal, ia hanya berpekara dengan satu orang.
"Cuman bingungnya kenapa saya digituin, padahal kan perkaranya cuman saya sama saudara Yohanes. Tapi sampai dicari sebegitunya. Sampai dulu kuliah di mana, saya pernah ngapain aja di Amerika," ujar dia. Â
William menegaskan, ia hanyalah masyarakat sipil biasa. Diakuinya, banyak yang bilang secara penampilan memang mirip seperti anggota.
"Memang kalo orang bilang saya kelihatan kayak anggota, cuman kan saya bukan anggota, cuman orang sipil biasa," ujar dia.
Terkait hal ini, William mengaku sempat berkoordinasi dengan penasihat hukum. Namun, ia diminta untuk tak menghiraukan hal itu.
Â
Advertisement
Ketum PAN Sebut Prabowo Akan Kalah di Pilpres 2024, Begini Reaksi Gerindra
Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan alias Zulhas menyebut Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpotensi kalah pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Setidaknya ada lima faktor yang membuat Prabowo kembali gagal menjadi presiden. Menurut Zulhas, salah satunya adalah karena Prabowo berkali-kali maju di Pilpres. Â
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad tak mau ambil pusing menanggapi pernyataan Zulhas. Ia menyarankan agar sebaiknya Zulhas memikirkan jagoannya sendiri di Pilpres 2024 mendatang.
"Ya itu kan penilaian yang bersangkutan. Sebaiknya sih ya kalau punya jago urusi jagonya sendiri dah," ujar Dasco melalui pesan suara, Minggu (22/5/2022).
Dasco pun berterima kasih dengan masukan Ketum PAN karena bisa menjadi bahan evaluasi dalam memilih kawan koalisi di Pemilu mendatang.
"Tentunya terima kasih atas masukannya, dan itu juga akan menjadi bahan evaluasi kami termasuk memilih kawan koalisi yang termasuk lima faktor yang sudah disebutkan," ujar Wakil Ketua DPR RI ini.
Â
Mayoritas karena Indisipliner, 24 TKK di Lingkup Pemkot Bekasi Diberhentikan
Sebanyak 24 tenaga kontrak kerja (TKK) dari 14 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di ruang lingkup Pemerintah Kota (Pemkot)Â Bekasi, bakal diberhentikan. Pemberhentian terhitung sejak Mei 2022.
Kasubag Humas Pemkot Bekasi, Sajekti Rubiyah, mengatakan, pemberhentian puluhan TKK tersebut dikarenakan berbagai hal, di antaranya ketidakdisiplinan dalam bekerja dan mengundurkan diri.
"Paling banyak diberhentikan karena indisipliner, tidak masuk kerja, dan karena mengundurkan diri," kata Sajekti dalam keterangannya, Minggu (22/5/2022).
Sebelum diberhentikan, ujarnya, Pemkot Bekasi terlebih dulu melakukan sejumlah tahapan berdasarkan Peraturan Wali Kota Bekasi Nomor 72 tahun 2018 tentang Perubahan Peraturan Wali Kota Bekasi Nomor 42 tahun 2017 tentang Tata Cara Pembinaan Tenaga Kontrak Kerja dilingkungan Pemerintah Kota Bekasi.
"Informasi yang diterima, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Bekasi, telah meminta pejabat kepegawaian pada OPD tersebut untuk mengambil SK Pemberhentian TKK," ujar Sajekti.
Advertisement