Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menanggapi pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang menyebutkan bahwa NU tidak boleh dijadikan sebagai alat politik menjelang Pemilu 2024.
"Tentu kami setuju karena memang NU bukan alat politik, tapi PKB lah alat politik NU. Jadi apa yang disampaikan beliau (Gus Yahya) itu adalah untuk partai-partai yang lain, bukan PKB karena PKB dengan NU itu ibarat dua sisi mata uang yang tidak akan bisa dipisahkan," ujar Jazilul Fawaid dalam keterangannya, Selasa (24/5/2022).
Baca Juga
Pria yang kerap disapa Gus Jazil ini menegaskan, PKB adalah parpol yang dilahirkan oleh Nahdlatul Ulama (NU) untuk kepentingan bangsa.
Advertisement
"Dan alhamdulillah akhirnya PKB menjadi satu-satunya partai politik yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah yang ada di parlemen. Parpol yang menjalan misi jalan politik rahmatan lil alamin ya PKB," ungkap dia.
Menurut Wakil Ketua MPR RI ini, dengan platform yang dimilikinya, PKB saat ini menjadi partai politik berbasis Islam terbesar di Indonesia. "Ini karena platform yang digunakan adalah platform Islam ahlussunnah, platform Islam Nusantara," kata dia.
Atas alasan itulah, ia mengklaim PKB menjadi kekuatan politik yang mewadahi dan menjadi saluran aspirasi politik warga Nahdliyin.
"Saya ini lahir dari NU, nggak bakalan bisa dipisahkan dari NU meskipun saya PKB. Tapi kalau ada orang yang bilang Golkar itu NU, nggak mungkin, dari mana sejarahnya. PDIP itu NU, nggak mungkin dari mana sejarahnya. Kalau PKB itu lahir dari NU, semua menyaksikan. Mulai deklarasinya, tokoh-tokohnya, pendirinya, pemimpin-pemimpinnya. Meskipun akhirnya PKB menjadi partai yang terbuka untuk semua golongan, semua kelompok," kata dia.
Gus Jazil mengatakan, NU akan tetap menjadi visi politik PKB. "Jadi semua visi yang ada di NU ini diperjuangkan PKB lewat jalur politik. Jadi PKB bagian dari yang menjalankan visi dan misi NU. Apa itu? soal moderasi. toleransi dan lainnya. Itulah yang dilakukan oleh PKB," tandas Jazilul Fawaid.
Cak Imin: PKB Siap Gabung Koalisi Indonesia Bersatu, Asal Capresnya Saya
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyatakan siap bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu. Koalisi tersebut digagas oleh Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Namun, ada syarat PKB bergabung Koalisi Indonesia Bersatu. Dia ingin diusung jadi calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 nanti.
"Saya siap bergabung asal capresnya saya," ujar Gus Muhaimin dalam keterangannya, Minggu (22/5/2022).
Wakil Ketua DPR RI ini menyambut baik gagasan koalisi tersebut sebagai ikhtiar untuk menyamakan kekuatan. "Saya menyambut baik itu, moga-moga nanti calonnya sama. Nggak tahu capresnya siapa," kata Cak Imin.
Dia menyatakan, PKB sangat terbuka untuk menjalin komunikasi dengan partai manapun dalam menyongsong Pemilu 2024. Dia mengaku di DPR pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan berbagai pihak. Namun, belum ada yang dibidik secara khusus.
"Kita terbuka," ucap Gus Imin.
Dia kembali menegaskan bakal maju sebagai capres pada Pemilu 2024 mendatang.
Safari politik untuk menyatukan langkah dan mendapatkan dukungan sudah dilakukan ke berbagai daerah di Indonesia. Saat ini, PKB memiliki modal sekitar 10 persen, sehingga untuk bisa maju sebagai capres diperlukan tambahan sekitar 10 persen lagi kursi di parlemen.
Advertisement
Cak Imin Klaim Didukung Massa NU Nyapres, Gus Yahya: Buktikan Saja
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya angkat bicara soal klaim Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar menyatakan mendapat dukungan nahdliyin untuk maju Pilpres 2024.
Gus Yahya meminta Muhaimin membuktikan klaim tersebut saat Pemilu mendatang.
“Itu kan tinggal nunggu buktinya aja, nanti kan kita lihat pemilu hasilnya bagaimana, didukung siapa,” kata Gus Yahya di Gedung PBNU, Senin (23/5/2022).
Gus Yahya juga mengaku tak mempermasalahkan dan mempersilakan pengumpulan para ulama. Ia justru bergurau bahwa Panglima TNI juga hendak mengumpulkam ulama.
"Monggo, nanti kan sebentar lagi panglima juga akan mengumpulkan ulama juga,” ujar Gus Yahya.
Meski demikian, Gus Yahya meminta partai politik tidak menggunakan identitas NU demi kepentingan Pemilu.
"Untuk semua partai, jadi NU itu ndak boleh digunakan sebagai senjata untuk kompetisi politik, karena kalau kita biarkan terus-terus begini ini tidak sehat,” kata Gus Yahya.