Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap ada potensi hujan diselingi petir dan angin kencang yang bakal terjadi di sejumlah titik Ibu Kota, Rabu (25/5/2022). Namun, pagi ini kondisi cuaca diprediksi berawan.
"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Jakpus, Jakbar, Jaksel dan Jaktim pada siang dan menjelang malam hari," jelas BMKG diperingatan dini cuaca hari ini.
Advertisement
Baca Juga
Sementara, untuk sebagian daerah penyangga Jakarta dilaporkan BMKG bakal diguyur hujan itensitas ringan. Sedangkan Bogor dan Tangerang pagi ini cerah berawan.Â
Siang nanti hujan diprediksi turun merata di ketiga kota, terkecuali Tangerang. Patut diwaspadai pula adanya hujan disertai petir untuk sebagian kota penyangga Jakarta siang hingga malam nanti.
"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang antara siang hingga malam dan dini hari di Kab dan Kota Bogor, Kab dan Kota Bekasi, Kab dan Kota Sukabumi, Kota Depok," kata BMKG.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Jakarta Pusat |  Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Jakarta Selatan |  Berawan |  Hujan Sedang |  Berawan |
 Jakarta Timur |  Berawan |  Hujan Sedang |  Berawan |
 Jakarta Utara |  Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Kepulauan Seribu |  Hujan Ringan |  Berawan |  Berawan |
 Bekasi |  Hujan Ringan |  Hujan Ringan |  Berawan |
Depok | Hujan Ringan | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Bogor | Â Cerah Berawan | Â Hujan Sedang | Hujan Ringan |
Tangerang | Â Cerah Berawan | Â Berawan | Â Berawan |
Sensor Fleksibel dan Ekonomis untuk Pelaporan Cuaca Dikembangkan
Semetara itu, tim peneliti dari Osaka Metropolitan University dan University of Tokyo tengah mengembangkan lembaran sensor yang dapat disisipkan dan ringan guna mengantisipasi kejadian cuaca buruk.
Lembaran itu menampilkan sensor resistif fleksibel dan analisis komputasi reservoir.
Sebagai perangkat tunggal, ia memungkinkan pengukuran volume rintik hujan dan kecepatan angin secara real-time. Selain itu, ia juga dapat melaporkan informasi cuaca saat ia dipasang misalnya pada payung, mobil, atau rumah.
"Temuan ini membuka pendekatan ekonomis untuk pelaporan cuaca, yang berkontribusi pada kesiapsiagaan bencana dan keselamatan masyarakat yang lebih besar," ujar Kuniharu Take, profesor di Osaka Metropolitan University dan peneliti utama di riset ini dikutip dari Eurekalert pada Selasa (17/5/2022).
Untuk menentukan volume hujan, sensor mengukur hambatan listrik yang dihasilkan ketika tetesan air hujan mengenai permukaannya. Sensor dilapisi oleh lembaran silikon superhidrofobik yang terbuat dari polydimethylsiloxane (PDMS), yang diresapi dengan graphene dan diproses lebih lanjut dengan laser.
Silikon superhidrofobik menolak tetesan air, yang memastikan daya tahan dan stabilitas sensor. Sementara tekstur laser memungkinkan kontrol dan pengukuran konstan terhadap perilaku tetesan air, baik itu statis (diam), meluncur, memantul, atau membelah pada permukaan sensor.Â
Advertisement
Smartphone Bisa Bantu Tingkatkan Prakiraan Cuaca
Sejumlah besar data GPS dari smartphone dan perangkat navigasi satelit dapat membantu meningkatkan pemahaman umum tentang fenomena cuaca dan membuat model prakiraan ini lebih presisi. Untuk tujuan ini, proyek CAMALIOT diluncurkan.
CAMALIOT
Mengutip Eurekalert, CAMALIOT adalah aplikasi smartphone berbasis Machine Learning yang bertujuan membangun infrastruktur untuk pengumpulan observasi dalam skala besar dari berbagai jenis dan kualitas penerima berkemampuan GPS.
Infrastruktur ini sedang dikembangkan oleh kelompok peneliti dari Benedikt Soja, profesor Geodesi Luar Angkasa di Departemen Teknik Sipil, Lingkungan, dan Geomatika di ETH Zurich, Swiss.
Aplikasi CAMALIOT memungkinkan pengguna mengakses dan mengumpulkan data satelit GPS mentah dari masing-masing smartphone, memanfaatkan frekuensi ganda dan chipset mult-konstelasi yang sekarang tersedia di smartphone Android modern.
Aplikasi ini dirancang oleh IIASA, di mana Linda See, seorang peneliti di Novel Data Ecosystems for Sustainability Research Group, melakukan supervisi atas proyek tersebut.