Liputan6.com, Jakarta Pengamat Politik INDOPOL, Verdy Firmantoro menilai duet Ganjar Pranowo dan Erick Thohir sudah mengantongi restu Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kontestasi pemilihan presiden tahun 2024.
Meski Jokowi mengatakan 'ojo kesusu' atau yang berarti jangan terburu-buru saat acara Rakernas Projo beberapa waktu lalu namun Verdy memastikan Jokowi memberi sinyal kepada Ganjar dengan kalimat lanjutannya dengan menyebut ‘yang kita dukung bisa jadi ada di sini’ yang kebetulan hadir juga dalam acara itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Baca Juga
"Di acara rakernas Projo tersebut juga sudah tepat. Karena masyarakat demokrasi kita yang notabene pengguna media sosial sebetulnya paham, apa yang dimaksud Jokowi tersebut," kata Verdy dalam keterangan tertulis diterima, Rabu (25/5/2022).
Advertisement
Selain isyarat Jokowi untuk Ganjar yang tidak mencolok. Hal senada juga sempat diberikan Jokowi untuk Menteri BUMN Erick Thohir ketika halal bihalal pasca lebaran kemarin di Istana Yogyakarta.
"Bahwa politik itu harus realistis dan logis. Tidak mungkin Presiden Jokowi secara vulgar memberikan dukungan. Juga tidak mungkin mendukung yang tak berpotensi meraih kemenangan dan meneruskan cita-citanya," jelas Verdy.
Verdy menilai, animo masyarakat yang belakangan ini tengah masif mendeklarasikan bahkan memaketkan Ganjar Pranowo-Erick Thohir untuk berlaga di Pemilihan Presiden 2024 adalah hal yang wajar.
"Suka atau tidak, duet Ganjar Pranowo-Erick Thohir dinilai masuk dalam simulasi lembaga survei lantaran keduanya seorang profesional. Selain itu, mereka dianggap mampu memaksimalkan media sosial sebagai alat kampanye jelang Pilpres 2024 mendatang," ucap Verdy.
Berangkat dari hal tersebut, Very mengurai lima hal yang membuat nama Ganjar Pranowo dan Erick Thohir potensial dipasangkan sebagai capres dan cawapres 2024.
"Pertama, elektabilitas Ganjar terus menguat dan cenderung menempati posisi teratas di berbagai survei opini publik. Sementara Erick Thohir juga mempunyai kans maju mewakili kalangan pengusaha dan tokoh pemimpin muda," urai dia.
Siapkan Gibran di Jateng?
Alasan Kedua, lanjut Verdy, dengan menempatkan Ganjar dan Erick sebagai paket melanjutkan kepemimpinan pemerintahan saat ini adalah strategi soft landing Presiden Jokowi.
"Ketiga, sinyal Presiden Jokowi di acara Rakernas Projo dapat menjadi lampu hijau terhadap Ganjar Pranowo. Dengan mendukung Ganjar naik ke RI 1, dapat berpotensi menyiapkan panggung politik bagi Gibran maju ke Gubernur Jawa Tengah," yakin Verdy.
Keempat, gerakan Erick Thohir yang cukup masif menjangkau publik berpeluang mengoptimalkan keterpilihannya pada basis pemilih pemula.
"Selain itu, posisi sebagai Menteri BUMN dapat menjadi center of attention untuk mengerek pemulihan ekonomi pasca pandemi," beber Verdy.
Kelima, jika dalam kalkulasi identitas politik, Ganjar mewakili sisi nasionalis (kader parpol nasionalis), sementara Erick diproyeksikan merepresentasikan sisi religius (anggota kehormatan Banser NU) dan basis Muhammadiyah juga tak resisten.
"Artinya, jika Ganjar dan Erick dipasangkan dinilai memenuhi koalisi nasionalis-religius," Verdy menandasi.
Advertisement