Sukses

Cuaca Hari Ini Jumat 27 Mei 2022, Pagi Cerah Berawan di Jabodetabek

Perigatan dini cuaca BMKG melaporkan ada potensi hujan angin yang akan terjadi di sejumlah kota penyangga Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca cerah berawan terjadi pagi hari ini, Jumat (27/5/2022) di wilayah DKI Jakarta.

Sementara, hujan ringan terjadi siang nanti untuk daearah selatan dan timur Ibu Kota. Sedangkan wilayah lainnnya diprediksi BMKG bakal berawan.

Langit cerah berawan di DKI Jakarta juga diprediksi terjadi di keempat kota penyangga, yakni Depok, Bogor, Bekasi juga Tangerang pagi hari ini, Jumat.

Siang hari, di sejumlah titik hujan yang turun dilaporkan dibareng petir dan angin kencang.

"Waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada rentang waktu antara pagi hingga malam hari di Kab. dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab. dan Kota Bekasi," jelas BMKG lewat peringatan dini cuaca hari ini.

Sedangkan untuk daerah Tangerang diperkirakan BMKG diselimuti awan tebal. 

Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam 
 Jakarta Barat  Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Pusat  Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Selatan  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Timur  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Utara  Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Kepulauan Seribu  Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Bekasi   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Hujan Petir 
 Depok   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Sedang
Bogor Cerah Berawan Hujan Petir Hujan Petir
Tangerang   Cerah Berawan  Berawan Tebal  Berawan 
2 dari 3 halaman

Peneliti Kembangkan Sensor Fleksibel dan Ekonomis untuk Pelaporan Cuaca

Semetara itu, tim peneliti dari Osaka Metropolitan University dan University of Tokyo tengah  mengembangkan lembaran sensor yang dapat disisipkan dan ringan guna mengantisipasi kejadian cuaca buruk.

Lembaran itu menampilkan sensor resistif fleksibel dan analisis komputasi reservoir.

Sebagai perangkat tunggal, ia memungkinkan pengukuran volume rintik hujan dan kecepatan angin secara real-time. Selain itu, ia juga dapat melaporkan informasi cuaca saat ia dipasang misalnya pada payung, mobil, atau rumah.

"Temuan ini membuka pendekatan ekonomis untuk pelaporan cuaca, yang berkontribusi pada kesiapsiagaan bencana dan keselamatan masyarakat yang lebih besar," ujar Kuniharu Take, profesor di Osaka Metropolitan University dan peneliti utama di riset ini dikutip dari Eurekalert pada Selasa (17/5/2022).

Untuk menentukan volume hujan, sensor mengukur hambatan listrik yang dihasilkan ketika tetesan air hujan mengenai permukaannya. Sensor dilapisi oleh lembaran silikon superhidrofobik yang terbuat dari polydimethylsiloxane (PDMS), yang diresapi dengan graphene dan diproses lebih lanjut dengan laser.

Silikon superhidrofobik menolak tetesan air, yang memastikan daya tahan dan stabilitas sensor. Sementara tekstur laser memungkinkan kontrol dan pengukuran konstan terhadap perilaku tetesan air, baik itu statis (diam), meluncur, memantul, atau membelah pada permukaan sensor. 

3 dari 3 halaman

Smartphone Bisa Bantu Tingkatkan Prakiraan Cuaca

Sejumlah besar data GPS dari smartphone dan perangkat navigasi satelit dapat membantu meningkatkan pemahaman umum tentang fenomena cuaca dan membuat model prakiraan ini lebih presisi. Untuk tujuan ini, proyek CAMALIOT diluncurkan.

CAMALIOT

Mengutip Eurekalert, CAMALIOT adalah aplikasi smartphone berbasis Machine Learning yang bertujuan membangun infrastruktur untuk pengumpulan observasi dalam skala besar dari berbagai jenis dan kualitas penerima berkemampuan GPS.

Infrastruktur ini sedang dikembangkan oleh kelompok peneliti dari Benedikt Soja, profesor Geodesi Luar Angkasa di Departemen Teknik Sipil, Lingkungan, dan Geomatika di ETH Zurich, Swiss.

Aplikasi CAMALIOT memungkinkan pengguna mengakses dan mengumpulkan data satelit GPS mentah dari masing-masing smartphone, memanfaatkan frekuensi ganda dan chipset mult-konstelasi yang sekarang tersedia di smartphone Android modern.

Aplikasi ini dirancang oleh IIASA, di mana Linda See, seorang peneliti di Novel Data Ecosystems for Sustainability Research Group, melakukan supervisi atas proyek tersebut.