Liputan6.com, Jakarta Mantan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin (IAS) memilih hengkang dari partai Demokrat untuk kembali bergabung ke Golkar.
Yang bersangkutan memilih meninggalkan partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lantaran kecewa. Pasalnya, dalam Musyawarah Daerah atau Musda Demokrat Sulawesi Selatan Desember 2021, IAS mengantongi 16 suara dukungan DPC. Sedangkan lawannya Ni'matullah (Ulla) hanya mengantongi 8 suara dukungan.
Advertisement
Baca Juga
Meski demikian, AHY dan pengurus pusat Demokrat lebih memilih Ulla daripada IAS.
Kini, IAS hengkang dari Demokrat dan kembali resmi bergabung di partai Golkar. Pengukuhan IAS ke rumah lamanya itu digelar di Hotel Four Points by Sheraton, Makassar, Sulsel pada Minggu (29/5/2022). IAS telah kembali memakai jas kuning berlogo beringin seperti dulu.
Deputi Bappilu DPP Demokrat Kamhar Lakumani berkomentar soal perpindahan IAS ke rumah lamanya, partai Golkar. Ia menghargai pilihan IAS, meskipun terkejut memilih keluar dari Demokrat.
"Merespon berpindah partainya Pak IAS dari Partai Demokrat ke Partai Golkar tentunya kami hormati. Meskipun kami terkejut dan menyayangkan namun ini adalah konsekuensi logis dari dinamika politik pasca Musda," kata Kamhar, Selasa (31/5/2022).
Kata dia, Demokrat berharap semua kader yang menjadi kontestan Musda bisa menerima tahapan hasil yang telah ditetapkan DPP Partai Demokrat sebagai satu kesatuan sebagaimana diatur pada AD/ART dan Peraturan Organisasi tentang Musda dan Muscab. Namun jika IAS punya pertimbangan lain dalam merespon ini, Demokrat menghormati.
Dia mengungkapkan, tak semua keputusan bisa diterima semua pihak dengan lapang dada. Hal Itu lazim terjadi pada semua organisasi, apalagi di partai politik.
Â
Sudah dengan Pertimbangan Matang
Namun, ia memastikan apa yang telah menjadi keputusan DPP Partai Demokrat telah melaui pertimbangan matang dan mendalam.
"Partai Demokrat sebenarnya telah mempersiapkan Pak IAS sebagai Calon Kepala Daerah di Sulawesi Selatan pada Pilkada mendatang, namun tentunya apa yang telah menjadi keputusan Pak IAS kita hormati," ucap Kamhar.
Terlepas dari itu, Demokrat mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kiprah dan kontribusi nyata IAS. Atas perjuangannya, untuk pencapaian pada Partai Demokrat di Sulawesi Selatan selama ini.
"Kami juga mendoakan semoga beliau sukses ditempatnya yang baru," tutup Kamhar.
Â
Â
Advertisement
Kader Golkar Asli
Sementara, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan, bahwa ia sudah mengenal IAS sejak lama. IAS merupakan kader Golkar asli, meski kala itu ia sempat hengkang karena dinamika politik yang terjadi.
"Saya udah mengenal IAS sejak lama. Karena Pak IAS itu kan memang kader Golkar asli. Pernah jadi ketua DPD Golkar Sulsel. Cuma karena dinamika politik saat itu berbeda. Perkembangannya tidak sesuai dengan apa yang menjadi prinsipnya pak IAS. Kemudian beliau pindah," ungkapnya.
Soal permasalahan IAS dengan Demokrat, Doli enggan masuk lebih dalam. Dia hanya mengapresiasi IAS kini kembali ke beringin dan bisa menambah kekuatan partainya.
"Saya enggak tahu apa yang terjadi berikutnya di tempat yang lain. Tapi bagi kami siapapun, apalagi dia pernah jadi kader Golkar, ingin kembali dan memperkuat Golkar ya kami menerima dengan terbuka. Dan itu bagus saja untuk menambah kekuatan konsolidasi kami," tuturnya.
Doli berharap, loyalis AIS dan siapapun itu bisa ikut bergabung ke Golkar. Partai beringin senang bila konsolidasi semakin kuat.
"Kita berharap itu tadi, sebanyak mungkin siapa saja apalagi dia memang dulu pernah jadi kader Golkar ingin kembali membangun kemudian melakukan konsolidasi Golkar, kami senang," kata dia.
Â
Â
Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com