Â
Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, menghadiri silaturahmi nasional Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Sabtu (4/6/2022) malam. Pertemuan itu diusung tiga Partai Amanat Nasional (PAN) Golongan Karya (Golkar) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai pencetus KIB.
Berdasarkan pantauan Merdeka, di Rumah Kaca Melati, Hutan Kota, Plataran, Senayan, Jakarta Pusat, Budi Arie Setiadi mengenakan jaket hitam dengan kemeja putih. Dia duduk di tengah-tengah elite masing-masing partai politik.
Advertisement
Dia duduk satu meja dengan Aburizal Bakrie, Hatta Rajasa, hingga Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan.
Kemudian di sebelah kirinya duduk para ketua umum masing-masing partai, yakni Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartanto; Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa;Â dan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan.
Dalam rangkaian acara ini, Budi juga terlihat ikut bergandengan tangan bersama elite partai dan para ketum partai saat menyanyikan lagu nasional Bagimu Negeri sebagai gambaran simbolis kesolidan dari koalisi yang baru terbentuk ini.
Sebelumnya, Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi memang mengonfirmasi bakal hadir dalam sebagai tamu undangan pertemuan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Kami dari Projo akan hadir untuk menghormati undangan dari KIB," kata Budi saat dikonfirmasi.
Namun, ketika ditanya siapa pihak yang mengundang dan dalam rangka apa, Budi masih enggan berbicara lebih lanjut. Dia hanya mengatakan jika kehadiran Projo untuk menghormati undangan pertemuan nanti.
"Kami menghormati pengundang. Siapa pun yang mengundang, kami usahakan hadir," ujar Budi.
Â
Terbentuknya KIB
Golkar, PAN dan PPP mengumumkan nama koalisi Pemilu 2024 yang telah dideklarasikan Kamis (12/5). Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily mengungkap nama koalisi ini adalah Koalisi Indonesia Bersatu.
"Ketiga partai politik telah memiliki pengalaman dalam pemerintah dan dalam dinamika politik bangsa. Dengan visi partai yang dimilikinya dan berbagai pengalaman politik, kesemuanya bersepakat untuk menyatukan diri membangun koalisi yang disebut Koalisi Indonesia Bersatu," kata Ace dalam keterangannya, Jumat (13/5/2022).
Koalisi ini terbentuk juga karena melihat Pemilu 2014 dan 2019 yang menyisakan polarisasi yang kuat meski pemilu telah usai. Maka itu, Golkar, PAN dan PPP membentuk koalisi lebih awal agar Pemilu 2024 tidak terjebak hal yang sama.
Ace mengatakan, koalisi ingin pemilu tarung gagasan, ide dan prestasi. Sebab tujuannya hanya satu, menjadikan Indonesia yang lebih Makmur dan lebih maju di masa depan.
"Kalaupun ada persaingan, maka bentuknya harus friendly competition. Persaingan yang akan segera usai setelah pemilu juga usai. Karena kita butuh bersatu agar bisa bersama-sama membangun Indonesia," ujar Ace.
Advertisement
Asal Mula Nama
Maka itu, semangat tersebut dibawa dalam nama Koalisi Indonesia Bersatu. Nama ini juga merupakan gabungan simbol tiga partai
"Kalau dilihat-lihat sepintas lalu, kata bersatu itu juga merupakan gabungan dari simbol-simbol kami bertiga. BERingin lambangnya Golkar, SuryA (Matahari) Lambangnya PAN, dan BaiTUllah (Kakbah) Lambangnya PPP," ucap Ace.
"Jadilah kalau digabung menjadi Indonesia Bersatu. Filosofinya, sebuah harapan, menjadi sebuah koalisi yang berdiri kokoh, tumbuh kuat dan besar berkat sinar matahari, dan mendapatkan ridlo Allah SWT," pungkasnya.
Target
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengungkap salah satu tujuan terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) adalah mengusung kandidat calon presiden dan wakil presiden secepat mungkin, jelang Pilpres 2024. Koalisi tersebut digagas PAN, Golkar, dan PPP.
"Kita ingin menyampaikan bahwa ada budaya baru politik hari ini yang ingin dikemukakan dikedepankan oleh KIB ini bahwa tidak perlu menjelang pilpres baru kita tentukan siapa capres-cawapres kita. Kita akan lakukan sedini mungkin," kata Eddy kepada wartawan, Jakarta, Jumat 3Â Juni 2022.
Menurut dia, semakin cepat mengusung kandidat, menjadi lebih baik. Sebab, kandidat dapat memberikan gagasan yang lebih luas mengingat waktu yang tersedia akan lebih banyak hingga Pilpres 2024.
Termasuk menghadirkan gagasan baru untuk menghapus polarisasi politik narasi "cebong" dan "kampret" yang terjadi pada pilpres sebelumnya.
"Kita juga akan memberikan gagasan-gagasan mulai sekarang menuju tahun 2024. Supaya jangan tarungnya cebong-kampret lagi ya jangan tarung ideologi lagi, kita tarungnya adalah gagasan program ide saya kira itu mungkin yang terbaik untuk Indonesia ke depannya," tutur Eddy.
Menurut dia, KIB masih membuka pintu untuk partai lain yang ingin bergabung dalam koalisi. Bahkan untuk partai non-parlemen sekalipun.
"Partai-partai lain pun kita sambut baik yang ada di parlemen maupun non-parlemen. Nah tetapi itu kan bagi partai-partai itu membutuhkan proses di internal kita dan di internal mereka kita hormati," kata Eddy.
Â
Â
Reporter: Bachtiarudin Alam
Sumber: Merdeka
Advertisement