Liputan6.com, Jakarta Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menanggapi soal pemecatan M Taufik sebagai kader oleh partai Gerindra.
Dia menjelaskan sampai detik ini M Taufik masih tercatat sebagai kader Gerindra.
Advertisement
Baca Juga
"Pak Taufik sampai detik ini masih kader partai gerindra belum ada keputusan lain dari DPP," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (8/6/2022).
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta itu menyebut pemecatan M Taufik dari partai Gerindra, ternyata baru sebatas rekomendasi dari Majelis Kehormatan Partai (MKP) dan belum diputuskan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra.
"Informasi dari Majelis Kehormatan Partai (MKP) yang mengambil satu kesimpulan dan merekomendasikan ke DPP nanti yang punya hak itu adalah DPP, MKP hanya memberikan rekomendasi nanti kita tunggu keputusan dari DPP dari kita kami dari Partai itu akan patut dan taat pada keputusan Partai dalam hal ini DPP," kata Riza.
Dia mengatakan, hingga saat ini DPP partai Gerindra belum memutuskan secara resmi terkait pemecatan M Taufik. DPP lanjut Riza, masih menunggu rekomendasi dari Majelis Kehormatan Partai.
Riza menambahkan bahwa secara pribadi hubungannya dengan Taufik masih baik-baik saja. Bagi dia, apapun keputusan DPP, dia akan tetap menjalin silahturahmi dengan M Taufik yang diakuinya sudah berteman sejak lama.
"Saya sama pak Taufik baik, itu kan abang saya senior saya temen lama. Hubungan baik sampai saat ini dan pak Taufik ketua dewan Penasihat Partai kan di Partai, jadi komunikasi terus enggak pernah putus," jelas Riza
"Pak Taufik kan pendiri partai ketua DPD lama 11 tahun, ke depan terus komunikasi," lanjut dia.
Jawaban M Taufik
Sebelumnya, Anggota DPRD DKI Jakarta, Mohammad Taufik mengaku belum ada rencana untuk mencalonkan diri sebagai legislatif pada periode 2024. Usai dipecat dari kepengurusan Gerindra, dan diganti jabatan dari Wakil Ketua DPRD DKI, Taufik menyatakan akan fokus pencalonan Anies Baswedan sebagai presiden.
"Belum tahu, fokus Anies dulu. Enggak mau jadi tim apa-apa, kita cuma ingin Anies jadi presiden," ujar Taufik saat konferensi pers, Selasa (7/6/2022).
Dia juga menyatakan tidak akan melakukan upaya apa pun atas keputusan majelis kehormatan partai yang memecat dirinya. Meski demikian, ia mengungkapkan jika ditanya mengenai perasaannya dipecat dari partai besutan Prabowo Subianto tersebut, ia mengaku cukup menyayangkan keputusan itu.
Ia mengungkit kembali capaian selama berkiprah di Gerindra Jakarta. Menurutnya, Ia telah membangun popularitas Gerindra di Jakarta dari titik 0 dan meraih partai terbesar perolehan kursi di DPRD, setelah PDIP.
"Sebagai manusia pasti (menyayangkan) karena saya ikut membangun Gerindra dari 0 di Jakarta, tapi saya sih enggak akan melakukan apa-apa," ungkapnya.
Advertisement
Beberkan Kebohongan M Taufik
"Pada saat saudara Taufik menjadi Ketua DPRD kantor DPD Partai Gerindra tidak ada. Dan juga saat Pilpres, (suara Prabowo-Sandi) di DKI kalah, itu menjadi catatan juga," kata Wihadi, saat diwawancarai di Kantor DPP Partai Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (7/6/2022).
Kemudian, M Taufik diketahui kerap disebut terlibat dalam perkara tindak pidana korupsi di lingkungan pemerintah DKI.
"Ada beberapa kasus korupsi yang masih berjalan prosesnya dan diperiksa di KPK," ujarnya.
Kebohongan-kebohongan juga sering dilontakan M. Taufik, di mana pada persidangan sebelumnya oleh MKP pada 21 Febuari 2021, M Taufik mengaku akan loyal dan setia kepada Partai Gerindra. Nyatanya, ia melanggar AD/ART yang diatur oleh Partai dibawah kepemimpinan Prabowo Subianto itu.
"Namun kenyataannya dia sudah kita tanyakan berkali-kali pada saat sidang di bawah sumpah apakah akan keluar dari Partai Gerindra dia menyatakan akan tetap di Gerindra," ungkap dia.