Sukses

Luhut: Status Endemi Bisa Jadi Hadiah HUT Kemerdekaan RI Kalau Kasus Covid-19 Tetap Melandai

Luhut menuturkan, bila dalam dua bulan ke depan Indonesia mampu mengendalikan Covid-19 dan tidak terjadi kenaikan kasus, maka Indonesia bisa menjadi endemi.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyarankan Presiden Jokowi tidak buru-buru mencabut status Covid-19 dari pandemi menjadi endemi.

Luhut meminta Presiden Jokowi bersabar karena situasi Covid-19 belum sepenuhnya terkendali, apalagi belakangan terjadi kenaikan kasus harian mencapai 500 kasus. Luhut juga melaporkan di Amerika Serikat terjadi kenaikan dan muncul varian baru Covid-19.

Maka itu, sulit saat ini untuk mengubah status menjadi endemi.

"Sebabnya kita tidak buru-buru masuk di endemi. Dan itu saya sarankan pada Presiden minggu lalu, kita tunggu dulu dua bulan ini pak," kata Luhut saat rapat Banggar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022).

Luhut menuturkan, bila dalam dua bulan ke depan Indonesia mampu mengendalikan Covid-19 dan tidak terjadi kenaikan kasus, maka Indonesia bisa menjadi endemi. Khususnya menjadi hadiah hari Kemerdekaan 17 Agustus.

"Kalau seumpama 2 bulan ini kita masih mampu bertahan dengan baik, saya kira nanti bisa hadiah 17 Agustus," kata Luhut.

Meski begitu, Luhut tidak ingin besar kepala dan mengingatkan semua pihak untuk disiplin pandemi. Terutama perlu kembali digalakkan vaksinasi.

"Tapi sekali lagi, disiplin kita harus masih sangat penting dalam hal ini. Terutama tadi dalam vaksinasi yang menurut saya harus kita dorong semua," pungkasnya.

Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai Indonesia sudah masuk fase endemi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menanggapi pernyataan tersebut.

“Ikuti saja pengumuman resmi pemerintah,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, kepada merdeka.com, Rabu (8/6/2022).

Syahril menegaskan keputusan yang disampaikan pemerintah sudah mendapatkan masukan dari semua pihak terkait.

Ketua Satgas PB IDI Prof Zubairi Djoerban sebelumnya meyakini Indonesia sudah masuk fase endemi. Hal itu terlihat dari sejumlah indikator yang menunjukkan grafik membaik.

"Apakah Indonesia sudah masuk tahap endemi? Saya akan jawab iya. Kenapa? karena positivity rate-nya stabil di bawah 3 persen. Keterisian tempat tidur rumah sakit dan angka kematian juga rendah sekali," kata Zubairi Djoerban yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (8/6).

2 dari 2 halaman

Covid-19 Masih Bersirkulasi

 

Berbeda dengan Satgas IDI, Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI) menilai Indonesia belum memasuki fase endemi Covid-19.

“Memang baru mau masuk fase endemi, tapi belum stabil,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDSI Erfen Gustiawan Suwangto kepada merdeka.com, Rabu (8/6).

Erfen menyebut dalam beberapa hari terakhir kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Angka penularan Covid-19 juga naik dari sebelumnya 0,3 menjadi 0,7.

“Kalau stabil harusnya dia enggak naik lagi,” ucapnya.

Dia menegaskan virus Covid-19 masih bersirkulasi di Indonesia. Karena itu, kunci pencegahan dengan menerapkan protokol kesehatan harus terus dilakukan. Selain itu, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) harus tetap diterapkan.

Erfen menyinggung situasi Covid-19 di Australia. Saat ini, kasus Corona di negara itu bertambah belasan ribu dalam sehari.

Erfen menekankan, masyarakat Indonesia tidak boleh memberikan peluang penyebaran Covid-19. Jika virus dibiarkan bersirkulasi, tak tertutup kemungkinan muncul varian baru Covid-19.

“Kita enggak tahu apa dia (Covid-19) menggganas atau melemah. Proses evolusi itu acak,” ujarnya.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi 

Sumber: Merdeka.com