Sukses

Poltracking Indonesia: Suara PDIP Bakal Pecah jika Ganjar Jadi Capres Koalisi Lain

Menurut Hanta, titik tengah PDIP saat ini berbeda dengan lima atau 10 tahun lalu. Kendati yang diusung tidak harus putri Megawati, Puan Maharani, kata dia, tapi perempuan yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu harus diakui sangat gencar.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR, menyebut isu keretakan hubungan antara Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri lantaran perbedaan pandangan dukungan untuk Pilpres 2024 sudah diluruskan.

"Yang pertama memang isu itu ada, tapi kemarin kan dijawab dengan mereka bertemu juga kan kemarin waktu pelantikan DPP. Mungkin kalau bahasa Pak Jokowi ada perbedaan, iya, tapi menurut saya biasa lah," terang Hanta di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (9/6/2022).

"Ini di titik tertentu punya aspirasi masing-masing, punya keinginan politik masing-masing, tergantung nanti pada titik tengahnya," tambahnya.

Menurut Hanta, titik tengah PDIP saat ini berbeda dengan lima atau 10 tahun lalu. Kendati yang diusung tidak harus putri Megawati, Puan Maharani, kata dia, tapi perempuan yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu harus diakui sangat gencar. Sementara Jokowi sendiri memiliki referensi sendiri untuk capres yang akan didukung.

Hanta berpendapat, jika nantinya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang merupakan kader PDIP malah diusung oleh koalisi lain tanpa partainya, maka suara untuk PDIP akan terpecah.

"Pecah, dua-duanya akan pecah. Jadi basis PDIP dan basis Ganjar, basis utamanya ada di Jawa Tengah. Sama-sama di Jawa Tengah. Jawa Tengah itu kan lumbung suara selain Jawa Barat dan Jawa Timur," paparnya.

"Kalau mereka bersatu maka solid-lah, mengkristal-lah suara di Jawa Tengah itu baik untuk Pileg PDIP maupun Pilpresnya buat Ganjar. Tapi, kalau terbelah ya terpolarisasi, rugi lah dua-duanya," ujar Hanta.

Hanta mengatakan, sebenarnya ada beberapa parameter yang dapat menyatukan presepsi politik Jokowi dan Megawati. Pertama, jika keduanya memiliki musuh yang sama.

"Kalau mereka tidak bersama, mereka kalah. Misalnya di seberangnya mendukung calon yg kuat. Mereka harus bersatu. Itu mungkin mereka akan bersatu, manakala win-win solution," ujarnya. 

Kemudian yang kedua, perbedaan antara keduanya tidaklah terbilang signifikan, sebab sama-sama orang Jawa. Ada kemungkinan di titik tertentu mereka akan duduk bersama untuk membicarakan dinamika tersebut.

"Persoalannya yang beda memang di level bawah ya, soal Ganjar dan Puan lah. Ini seperti, ya saya nggak tahu lah akan dipasangkan atau bagaimana," terang Hanta.

 

2 dari 3 halaman

Jokowi sebagai King Maker

Tidak dipungkiri dukungan dari Jokowi untuk figur Capres 2024 akan memberikan suara yang menguntungkan. Namun begitu, variabel pertama yang menjadi pertimbangan rakyat adalah sosok dari calonnya tersebut.

"Figur capres itu yang utama. Tapi yang kedua kan masih ada pemilih-pemilih loyalnya Pak Jokowi. Mungkin meskipun bukan variabel determinan, faktor nomor satu. Faktor nomor satunya tetap capresnya, faktor nomor dua baru lah Pak Jokowi. Pasti pendukung Pak Jokowi beralih, akan ke mana itu sedikit akan memberikan dukungan," katanya.

Namun, dia menilai, sikap Jokowi tidak akan menjadi faktor utama, karena akan ada tren pendukungnya bergeser ke sosok yang lain. Hal itu yang jadi penting untuk dideteksi, kecenderungannya bergeser ke beberapa figur yang mana saja.

Hanta mengungkapkan, peran Jokowi sebagai King Maker cenderung lebih signifikan, meski dia tidak bisa mendukung secara terang benderang. Sinyal politik dari Jokowi, kata dia, akan sangat menguntungkan bagi yang dikirimi.

"Mereka (PDIP-Ganjar) kalau bergabung simbiosis politik mutualisme, apalagi di Jawa Tengah atau Bali, itu yang basis-basis merah (PDIP) akan saling bersimbiosis, akan saling memengaruhi," jelasnya.

"Nah tergantung seperti apa, kalau mereka berpisah ya bisa saja, tapi kalau ditanya ke saya akan pecah (suaranya) ya dua-duanya berpotensi. Tidak hanya PDIP ya, Ganjar juga bisa kehilangan basis PDIP, PDIP juga kehilangan basis Ganjar," tandas Hanta.

3 dari 3 halaman

Infografis