Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum NasDem Surya Paloh tidak ingin partainya terjebak pada paham-paham dan ideologi baru untuk bangsa dan negara. Menurut dia, partainya konsisten dalam menegakkan konsep restorasi untuk Indonesia Raya.
“Kita tidak ingin negara ini berubah, berubah haluan, ideologi mendapatkan ideologi baru seperti negara khilafah misalnya atau negara fasistis atau terjebak urusan Jawa dan nonjawa, pribumi atau nonpribumi. Tidak ada itu, karena kita tetap konsisten dengan restorasi,” tegas Paloh saat membuka Rakernas Partai NasDem di JCC, Jakarta, Rabu (15/6/2022).
Baca Juga
Paloh menjelaskan, restorasi adalah pemikiran dan konsep yang diusung partainya untuk melakukan gerakan yang hanya ingin melihat Indonesia Raya tetap merdeka. Sebab, kejengahan akan pengalaman Pemilu 2014 dan 2019 sudah cukup menjadi pelajaran tentang kelamnya politik identitas.
Advertisement
“Pengalaman dua Pemilu belakangan cukup menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa pemilu adalah amanah konstitusional, bukan ajang untuk adu domba apalagi pecah-belah,” lantang Paloh.
Masa Pemulihan
Paloh menambahkan, kekuasaan untuk lima atau sepuluh tahun akan sangat mahal harganya bila ditukarguling dengan politik identitas dan adu domba.
Dia berharap, melalui Pemilu mendatang keutuhan bangsa bisa tetap terjalin erat karena Indonesia tengah berada di masa pemulihan.
“Masa-masa sekarang ini adalah masa penyembuhan bagi bangsa Indonesia, masa pemulihan bagi seluruh rakyat Indonesia bukan hanya karena dampak berkepanjangan dari proses persaingan politik di tiap tingkatan, tapi juga karena Dampak atas pandemi Covid-19,” beber Paloh.
Advertisement
Kesatuan
Terakhir, Paloh berpesan bahwa tidak ada lagi ruang untuk yang terkotak-kotak, semua adalah satu kesatuan dan bukan untuk segelintir kalangan.
“Tidak ada lagi kami dan kalian tidak ada lagi kelompok ku, dan kelompokmu, golonganku dan golonganmu, hanya satu kata, kita kita Indonesia,” Paloh memungkasi.