Liputan6.com, Jakarta Kunci sukses penurunan angka prevalensi stunting sejatinya harus dimulai sejak 1000 hari pertama kehidupan. Oleh karena itu penerapan perilaku bersih dan sehat terutama bagi generasi muda yang siap untuk menikah menjadi prioritas. Selanjutnya, perilaku penting yang harus dilakukan adalah menjaga sanitasi dan asupan nutrisi.
Demikian disampaikan Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Wiryanta dalam Diseminasi informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting bertajuk Kepoin Genbest: Cegah Stunting, Terapkan Nutrisi dan Sanitasi yang Cling! di Kota Salatiga, Kamis (16/6).
Baca Juga
Menurut Wiryanta, program pencegahan dan penurunan angka prevalensi stunting harus terus dilaksanakan untuk menyiapkan generasi unggul, memiliki kompetensi dan keterampilan yang tinggi, termasuk kepribadian yang menjunjung jati diri bangsa.
Advertisement
“Untuk itu kita harus selalu peduli terhadap lingkungan, termasuk budaya di tengah masyarakat yang perlu kita gugah agar bisa turut membantu cegah stunting,” jelasnya.
Kondisi ini perlu menjadi perhatian penting mengingat hasil sensus penduduk tahun 2020, penduduk didominasi oleh generasi Z dengan jumlah mencapai 27,9 persen dari total seluruh populasi penduduk di Indonesia, kemudian disusul dengan generasi milenial sebesar 25,8%.
“Pada tahun 2030 kita ketiban bonus demografi kelompok usia produktif yang masuk ke dalam angkatan kerja. Kelompok yang tingkat produktivitasnya tinggi,” tambah Wiryanta dalam sambutannya.
Wiryanta juga menyampaikan dengan suksesnya penurunan angka stunting, harapan Indonesia menjadi negara maju dan menjadi 5 besar Produk Domestik Bruto (PDB) dunia di tahun 2045 mungkin terwujud.
1000 Hari Pertama, Waktu yang Krusial
Hal senada juga diungkapkan oleh dokter Gia Pratama yang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut. Menurut Gia, 1000 hari pertama adalah waktu yang krusial, dimana kehidupan dimulai dari kehamilan hingga dua tahun setelah kelahiran.
“Diagnosis stunting hanya bisa ditegakkan saat anak berusia 2 tahun. Kita punya waktu 1000 hari perjuangan agar pada saat anak berusia 2 tahun berat badannya cukup dan tinggi badannya cukup,” ungkap Gia.
Gia juga menjelaskan bahwa ada skala prioritas dalam pembangunan tubuh. Pembangunan organ dalam menjadi prioritas pertama, kedua adalah pertumbuhan, ketiga adalah pembangunan intelegensia ataupun kecerdasan. Jadi ketika nutrisi yang masuk tidak mencukupi untuk prioritas pertumbuhan dan kecerdasan, maka akan sangat mengganggu ekonomi negara ke depannya.
“Kita akan dapat bonus demografi di tahun 2030 kalau angka stuntingnya di bawah 14% bahkan 0%. Itu akan jadi bonus demografi luar biasa buat negara. Namun jika sebaliknya, bukan bonus demografi namanya, tetapi beban demografi,” katanya.
Advertisement
Sanitasi Penting untuk Kesehatan Secara Umum
Sedangkan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah Wahyu Setianingsih mengatakan, kualitas sanitasi menjadi penting tidak hanya dalam pencegahan stunting tapi juga untuk kesehatan secara umum.
“Kalau sanitasi kita tidak baik, tidak cling, tangan kotor, masih buang air besar sembarangan, tentu kuman akan gampang masuk ke tubuh melalui mulut. Itu akan menyebabkan diare sehingga tubuh tidak sempat lagi menyerap gizi yang kita makan,” jelas Wahyu.
Menurutnya, Provinsi Jawa Tengah saat ini tengah memperjuangkan agar masyarakat tidak buang air besar sembarangan. Sebanyak 25 dari 35 Kabupaten Kota di Jawa Tengah sudah mendeklarasikan seluruh warganya stop buang air besar sembarangan.
Forum Kepoin GenBest yang diadakan kali ini merupakan bagian dari kampanye GenBest (Generasi Bersih dan Sehat), yang merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting. GenBest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.
Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, GenBest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta videografik.
(*)