Sukses

Cuaca Hari Ini Jumat 17 Juni 2022: Jabodetabek Hujan Siang Nanti

Cuaca hari ini Jumat (18/6/2022), langit pagi Jakarta diperkirakan cerah berawan. Namun berbeda pada siang hari nanti.

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca hari ini Jumat (17/6/2022), langit pagi Jakarta diperkirakan cerah berawan. Namun berbeda pada siang hari nanti.

Menurut laporan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas ringan diprediksi bakal turun siang hari nanti di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur. Sisanya berawan dan cerah berawan.

Kemudian cuaca berawan diperkirakan kembali ada di langit Ibu Kota Jakarta malam hari nanti.

"Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang dengan durasi singkat di sebagian wilayah Jaksel dan Jaktim pada siang dan sore hari," terang peringatan dini BMKG.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Depok, dan Kota Bogor, Jawa Barat pagi hari ini diprediksi berawan. Lalu siang hingga mlam hari nanti, ketiga wilayah tersebut diperkirakan diguyur hujan dengan intensitas sedang.

"Waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada Siang hingga malam hari di wilayah Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bogor," jelas peringatan dini BMKG.

Senada, Kota Tangerang, Banten juga pagi hari ini diprediksi berawan, lalu siang hari nanti hujan berintensitas sedang.

"Waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah sebagian besar Kab. Lebak, Kabupaten Pandeglang bagian Utara dan Selatan, Kabupaten Tangerang bagian Tengah dan Selatan, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan," tegas peringatan dini BMKG.

Berikut informasi prakiraan cuaca untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Selatan   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Timur   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Utara   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Kepulauan Seribu   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Bekasi   Berawan  Hujan Sedang  Hujan Ringan
 Depok   Berawan  Hujan Sedang  Hujan Sedang
 Kota Bogor   Berawan  Hujan Sedang  Hujan Sedang
 Tangerang  Berawan  Hujan Sedang  Berawan Tebal

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

NASA Kehilangan 2 Satelit Cuaca Usai Roket Astra Gagal Meluncur

Sebelumnya, sebuah roket milik perusahaan yang bergerak di bidang luar angkasa, Astra, gagal meluncur saat membawa dua satelit pelacak cuaca milik badan antariksa Amerika Serikat, NASA.

Akibat kegagalan yang terjadi karena kematian prematur mesin di tahap kedua tersebut, NASA harus kehilangan dua satelit cuaca miliknya.

Dilansir The Verge, dikutip Selasa (14/6/2022), Launch Vehicle 0010 (LV0010) Astra sebenarnya sudah berhasil lepas landas dari Cape Canaveral Space Force Station, Florida pada Minggu siang waktu setempat.

Namun, roket tersebut mengalami kegagalan di tahap atas sekitar 10 menit setelah penerbangannya.

"Tahap atas ditutup lebih awal dan kami tidak mengirimkan muatan ke orbit," kata Astra dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya. "Kami telah membagi penyesalan kami dengan NASA dan tim muatan."

Sementara, Thomas Zurbuchen, Associate Administrator untuk divisi sains NASA mengakui peluncuran yang gagal tersebut melalui sebuah utas di Twitter-nya. Namun ia masih menyatakan optimistis.

Zurbuchen juga menulis ini masih "menawarkan peluang besar untuk sains baru dan kemampuan peluncuran."

Peluncuran ini merupakan bagian dari misi NASA untuk mengirim enam satelit TROPICS ke luar angkasa, CubeSats kecil sepanjang satu kaki ini diharapkan membantu NASA melacak perkembangan badai tropis dengan lebih baik.

CubeSats merupakan satelit murah yang sering dibuat oleh para peneliti di perguruan tinggi dan universitas. 

3 dari 4 halaman

Sedang Diselidiki NASA

Tidak diketahui apakah atau kapan NASA bakal mengirimkan satelit TROPICS yang tersisa dengan Astra, atau apakah mereka akan menggantikan dua satelit yang hilang.

Mengutip pernyataan di situs resminya, NASA mengatakan bahwa masih ada empat CubeSat TROPICS lainnya yang akan diluncurkan.

"Dengan empat satelit, TROPICS masih akan memberikan pengamatan siklon tropis dengan resolusi waktu yang lebih baik dibandingkan dengan metode pengamatan tradisional," tulis NASA.

Astra dan Federal Aviation Administration dalam keterangannya menyatakan sedang menyelidiki insiden tersebut.

Sementara menurut NASA, mereka akan "meminjamkan keahlian apa pun yang dibutuhkan" dan "memperkirakan untuk penghentian peluncuran bersama Astra saat penyelidikan digelar."

Sejauh ini, Astra hanya berhasil melakukan dua peluncuran orbital dari dua kali upaya. Perusahaan mencapai orbit untuk pertama kali di bulan November lalu dan berhasil mengerahkan satelit pelanggan ke orbit pada bulan Maret.

4 dari 4 halaman

NASA Bikin Tim Independen untuk Pelajari Soal UFO

Sebelumnya, NASA membentuk tim untuk mengkaji fenomena aerial tak dikenal (unidentified aerial phenomena/UAP), atau istilah baru untuk unidentified flying object (UFO), dari perspektif ilmiah atau sains.

UAP sendiri didefinisikan NASA sebagai terlihatnya peristiwa di langit yang tidak dapat diidentifikasi, sebagai pesawat atau fenomena alam yang diketahui.

Studi ini akan fokus pada mengidentifikasi data yang tersedia, cara terbaik untuk mengumpulkan data di masa depan, serta bagaimana data bisa digunakan oleh NASA untuk memajukan pemahaman ilmiah tentang UAP.

Mengutip laman resminya, Minggu (12/6/2022), NASA mengatakan terbatasnya pengamatan fenomena semacam ini, membuatnya sulit untuk menarik kesimpulan ilmiah tentang sifat peristiwa tersebut.

Mereka mengatakan, fenomena tak dikenal di atmosfer menarik bagi keamanan nasional dan keselamatan udara.

Sehingga, menetapkan peristiwa mana yang terjadi secara natural, merupakan langkah kunci pertama untuk mengidentifikasi atau memitigasi fenomena tersebut.

Hal ini, kata NASA, sejalan dengan salah satu tujuan NASA untuk memastikan keselamatan pesawat. Selain itu, badan antariksa itu juga mengatakan tidak ada bukti bahwa UAP atau UFO berasal dari luar Bumi.