Liputan6.com, Jakarta Momen menarik terjadi di tengah Rakernas II PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (21/6/2022).
Di mana Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul berjabat tangan.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya hubungan kedua tokoh ini disebut tegang karena urusan Pilpres 2024.
Awalnya, para kader PDIP tengah menunggu pembukaan Rakernas. Ganjar hadir selaku gubernur yang diusung PDIP menyalami sejumlah kader dan pengurus PDIP yang hadir.
Kemudian, Bambang Wuryanto yang hadir belakangan juga menyalami kader. Sampai ia juga bertemu dengan Ganjar.
Keduanya terlihat berjabat tangan. Lalu Bambang dan Ganjar duduk di kursi masing-masing.
Tak lama, Ketua Fraksi PDI Perjuangan Utut Adianto yang sedang bicara dengan Bambang, menghampiri Ganjar.
Utut pun kembali meminta Ganjar dan Bambang berjabat tangan kembali.
Lantas, satu ruangan dibuat riuh. "Merdeka," dipekikan. Para kader PDIP yang hadir antusias melihat momen jabat tangan Ganjar dan Bambang Pacul. Seolah sejarah panas hubungan keduanya hilang begitu saja.
Â
Terlihat Tidak Akur
Sebelumnya, hubungan Bambang Wuryanto dan Ganjar terlihat tidak akur. Penyebabnya adalah pencalonan presiden dari PDIP.
Ganjar berulang kali tidak diundang dalam acara konsolidasi DPD PDIP Jawa Tengah yang dipimpin Bambang Wuryanto.
Sampai beredar rekaman Bambang Wuryanto yang mengaku akan mundur bila Ganjar dicalonkan PDIP sebagai calon presiden.
Bambang juga sempat menyebut soal banteng dan celeng. Hal itu menanggapi deklarasi dukungan capres oleh sejumlah kader PDIP kepada Ganjar.
"PDIP itu adalah barisan yang mendapat perintah. Jadi siapa pun yang merasa jadi barisan PDIP, harus berada di barisan, barisan yang diperintah," kata Bambang.
Â
Advertisement
Sempat Saling Singgung
Bambang menyebut, kader PDIP yang mendeklarasikan Capres mendahului arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, telah keluar dari barisan.
"Kalau ada pengurus yang bicara di luar perintah partai artinya apa? Keluar dari barisan. Kalau keluar dari barisan ya siap untuk tidak di barisan, ya dikeluarkan oleh komandannya. Di militer juga gitu, keluar dari barisan ya out," ujarnya.
Menurutnya, kader yang keluar dari barisan bukanlah banteng, melainkan celeng.
"Adagium di PDIP itu yang di luar barisan bukan banteng, itu namanya celeng. Jadi apapun alasan itu yang deklarasi, kalau di luar barisan ya celeng," tegasnya.
Â
Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com