Liputan6.com, Jakarta - Cuaca besok Kamis 23 Juni 2022, langit pagi hari Jakarta diprediksi cerah. Tetapi berbeda pada siang hingga malam harinya.
Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan berintensitas ringan diperkirakan turun di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur siang hari, sisanya berawan serta cerah berawan.
Advertisement
Baca Juga
Malam harinya, seluruh langit Ibu Kota Jakarta diprediksi cerah berawan tanpa hujan turun.
"Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang dengan durasi singkat di Jaktim dan Jaksel pada siang dan sore hari," kata peringatan dini BMKG.
Untuk penyangganya yakni Bekasi, Depok, dan Kota Bogor, Jawa Barat, cuaca pagi dan malam hari diperkirakan cerah berawan. Namun siang harinya diprediksi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
"Waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada siang hingga malam hari di wilayah Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten dan Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bekasi," jelas peringatan dini BMKG.
Kemudian wilayah Kota Tangerang, Banten, seharian diperkirakan cerah berawan dan berawan.
Berikut informasi prakiraan cuaca untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Cerah |  Hujan Ringan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Pusat |  Cerah |  Berawan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Selatan |  Cerah |  Hujan Ringan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Timur |  Cerah |  Hujan Ringan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Utara |  Cerah |  Berawan |  Cerah Berawan |
 Kepulauan Seribu |  Cerah |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Bekasi |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Cerah Berawan |
 Depok |  Cerah Berawan |  Hujan Sedang |  Cerah Berawan |
 Kota Bogor |  Cerah Berawan |  Hujan Sedang |  Cerah Berawan |
 Tangerang |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan |
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
BMKG Ungkap Penyebab Kualitas Udara di Jakarta Kembali Jadi Terburuk di Dunia
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan sejumlah faktor yang mempengaruhi peningkatan konsentrasi PM2.5 yang terjadi di Jakarta dalam kurun waktu beberapa hari terakhir.
Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Urip Haryoko mengatakan bahwa pada beberapa hari terakhir PM2.5 mengalami lonjakan peningkatan konsentrasi dan tertinggi berada pada level 148 µg/m3. PM2.5 dengan konsentrasi ini dapat dikategorikan kualitas udara Jakarta tidak sehat.
"Tingginya konsentrasi PM2.5 dibandingkan hari-hari sebelumnya juga dapat terlihat saat kondisi udara di Jakarta secara kasat mata terlihat cukup pekat/gelap," kata Urip yang dikutip dari Antara, Minggu 19 Juni 2022.
PM2.5 merupakan salah satu polutan udara dalam wujud partikel dengan ukuran yang sangat kecil, yaitu tidak lebih dari 2,5 µm (mikrometer).
Dengan ukurannya yang sangat kecil ini, PM2.5 dapat dengan mudah masuk ke dalam sistem pernapasan, dan dapat menyebabkan gangguan infeksi saluran pernapasan dan gangguan pada paru-paru.
Advertisement
Analisis BMKG
Selain itu, PM2.5 dapat menembus jaringan peredaran darah dan terbawa oleh darah ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner.
Berdasarkan analisis BMKG, konsentrasi PM2.5 di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi baik yang berasal dari sumber lokal, seperti transportasi dan residensial, maupun dari sumber regional dari kawasan industri dekat dengan Jakarta.
Emisi ini dalam kondisi tertentu yang dipengaruhi oleh parameter meteorologi dapat terakumulasi dan menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi yang terukur pada alat monitoring pengukuran konsentrasi PM2.5.
Selain itu, proses pergerakan polutan udara seperti PM2.5 dipengaruhi oleh pola angin yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain.
Angin yang membawa PM2.5 dari sumber emisi dapat bergerak menuju lokasi lain sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi PM2.5.
"Pola angin lapisan permukaan memperlihatkan pergerakan massa udara dari arah timur dan timur laut yang menuju Jakarta, dan memberikan dampak terhadap akumulasi konsentrasi PM2.5 di wilayah ini," kata dia.
Kelembabab Udara
Faktor lainnya yang mempengaruhi peningkatan PM2.5 yakni tingginya kelembaban udara relatif menyebabkan peningkatan proses adsorpsi (perubahan wujud dari gas menjadi partikel). Proses ini menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi PM2.5 yang difasilitasi oleh kadar air di udara.
Selain itu, kelembapan udara relatif yang tinggi dapat menyebabkan munculnya lapisan inversi yang dekat dengan permukaan. Lapisan inversi merupakan lapisan di udara yang ditandai dengan peningkatan suhu udara yang seiring dengan peningkatan ketinggian lapisan.
"Dampak dari keberadaan lapisan inversi menyebabkan PM2.5 yang ada di permukaan menjadi tertahan, tidak dapat bergerak ke lapisan udara lain, dan mengakibatkan akumulasi konsentrasinya yang terukur di alat monitoring," kata dia.
Menurut dia, peningkatan konsentrasi PM2.5 yang berdampak pada penurunan kualitas udara di Jakarta ini memberikan pengaruh negatif pada individu yang memiliki riwayat terhadap gangguan saluran pernapasan dan kardiovaskuler.
"Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk dapat mengurangi aktivitas di luar ruangan dan menggunakan pelindung diri seperti masker yang sesuai untuk dapat mengurangi tingkat paparan terhadap polutan udara," kata dia.
Advertisement