Sukses

Update Covid-19 Selasa 21 Juni 2022: Positif 6.070.933, Sembuh 5.904.138, Meninggal 156.700

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Senin 20 Juni 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Selasa (21/6/2022) pada jam yang sama.

Liputan6.com, Jakarta - Masih terus dilaporkan di Indonesia adanya penambahan kasus positif, sembuh, dan meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Terdapat penambahan 1.678 orang terkonfirmasi positif Covid-19 pada hari ini, Selasa (21/6/2022).

Dengan begitu di Indonesia total akumulatif sebanyak 6.070.933 orang hingga saat ini terkonfirmasi positif terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Sedangkan kasus sembuh bertambah 677 orang pada hari ini. Jadi total akumulatifnya terdapat 5.904.138 pasien berhasil sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19 sampai saat ini.

Sementara itu, kasus meninggal dunia pada hari ini ada penambahan 5 orang. Di Indonesia total akumulatif ada 156.700 orang meninggal dunia hingga kini akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Senin 20 Juni 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Selasa (21/6/2022) pada jam yang sama.

Sebelumnya, subvarian BA.4 dan BA.5 sudah terindentifikasi masuk di Indonesia per awal Juni 2022. Data per 14 Juni 2022, Kementerian Kesehatan RI mencatat ada 20 orang terindentifikasi terpapar dua subvarian dari Omicron itu di Tanah Air.

Pada awalnya ada empat kasus orang terpapar BA.4 dan BA. 5 di Bali. Terdiri dari 3 warga negara asing dan 1 orang dari Jakarta. Lalu, selang beberapa hari, hasil pemeriksaan whole genome sequencing juga menemukan kasus BA.4 dan BA.5 di Jakarta lalu Jawa Barat.

Dari 20 kasus ada tiga anak berusia 5-12 tahun yang termasuk dalam mereka yang terpapar BA.4 dan BA.5 di RI seperti disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohamad Syahril. Meski anak tersebut belum menerima vaksin COVID-19, gejala yang timbul pada mereka relatif ringan.

Lalu, ada juga pasien BA.4 dan BA.5 yang tidak melaporkan gejala alias tidak bergejala. Sebagian besar melaporkan gejala ringan dan hanya satu yang alami gejala sedang.

Berikut beberapa gejala subvarian BA.4 dan BA.5 pasien COVID-19 di Indonesia:

- Sakit tenggorokan

- Badan pegal

- Demam

- Batuk

- Sesak napas

- Lemah

- Mual

- Muntah

- Nyeri abdomen (perut)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Pujian Dirjen WHO Tedros Adhanom soal Progres Vaksinasi Covid-19 di Indonesia

Sebelumnya, Dirjen WHO Tedros Adhanom memuji Indonesia yang baik dalam upaya penanganan Covid-19. Dalam kehadirannya di Yogyakarta dalam acara The 1st G20 HMM Press Conference ia juga menyinggung soal vaksinasi di Tanah Air.

"Saya sangat senang melihat bahwa kasus dan kematian yang dilaporkan dari Covid-19 di Indonesia sekarang berada pada tingkat yang sangat rendah," ujar Tedros Adhanom dalam pernyataannya di The 1st G20 HMM Press Conference yang disiarkan secara virtual, Senin 20 Juni 2022.

"Selamat Pak Menteri (Budi Gunadi Sadikin), dan lebih dari 60% penduduk sudah divaksinasi lengkap. Namun, hal itu tidak terjadi di setiap negara di dunia," sambung dia.

Menurut Tedros, Indonesia merupakan salah satu dari sedikit negara dengan penularan yang berkelanjutan, penurunan pengujian dan pengurutan, dan 40% dari populasi dunia masih belum divaksinasi Covid-19.

Tedros Adhanom menyebut bahwa pandemi belum berakhir dan penting agar semua negara terus memvaksinasi, terutama yang paling berisiko, termasuk petugas kesehatan dan orang yang berusia di atas 60 tahun.

"Tentu saja dengan target 70%, saya yakin Indonesia bisa mencapai itu karena sudah 60%," kata Tedros Adhanom.

"Pada saat yang sama, kita semua harus mempelajari pelajaran menyakitkan yang diajarkan pandemi kepada kita. Dan itulah fokus diskusi kita pagi ini di Majelis Kesehatan Dunia," smabungnya.

3 dari 4 halaman

Dirjen WHO Tedros Adhanom Hadiri G20 1st Health Ministers Meeting (HMM) 2022

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan dukungan bagi agenda The 1st Health Ministers Meeting atau pertemuan pertama Menteri Kesehatan G20 pada 21 Juni 2022 mendatang.

Hal itu ditandai dengan Direktur Jenderal (Dirjen) WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus yang telah tiba di Yogyakarta, dikutip dari laman Sehatnegeriku.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, yang mengawali pertemuan dengan Thedros mengucapkan terima kasih atas kedatangan orang nomor satu di WHO tersebut.

Menurutnya, kedatangan Tedros Adhanom pada 1st G20 HMM menaruh harapan besar untuk mendukung pemulihan sistem kesehatan global yang lebih kuat dan tangguh pasca pandemi Covid-19.

“Dukungan dari WHO sangat luar bisa. Dengan beliau datang, harapan kami untuk Presidensi G20 bidang kesehatan bisa tercapai termasuk output dan outcomenya,” kata Kunta.

Kunta mengungkapkan Tedros dijadwalkan hadir pada pembukaan HMM pukul 09.00 WIB.

Lebih lanjut, Kunta menjelaskan bahwa pertemuan HMM akan dilanjutkan dengan diskusi untuk membahas lebih intens 3 agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia.

Diskusi turut melibatkan negara undangan khusus serta organisasi undangan khusus seperti CEO CEPI, Sekjen OECD, perwakilan World Bank, perwakilan GAVI, dan Direktur Eksekutif Global Fund dan GISAID.

Pertemuan ini akan dipimpin langsung oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.

“Sebagai pimpinan Presidensi G20 bidang kesehatan, kita akan membahas 3 isu prioritas yakni resiliensi sistem kesehatan global, harmonisasi protokol kesehatan, pendanaan penanganan pandemi, dan sharing jejaring lab untuk genome sequensing,” ungkap Kunta.

Melalui pertemuan HMM, Kunta berharap tiga gagasan Indonesia untuk memperkuat arsitektur kesehatan global yang tangguh kuat dapat mendapatkan hasil yang baik untuk selanjutnya dibawa ke tingkat pertemuan yang lebih tinggi.

“Harapan kita, outcome dari presidensi G20 Indonesia terutama Kelompok Kerja Bidang Kesehatan bisa tercapai” pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres)

Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.

Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.

Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.

Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.

Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.

Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.

Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.