Liputan6.com, Jakarta Satu per satu partai politik sudah semakin intensif meramu strategi pemenangan demi menatap Pemilu 2024 melalui Rapat Kerja Nasional atau Rakernas. Salah satunya kini dilakukan oleh PDI Perjuangan (PDIP).
Dilakukan secara hybrid selama 3 hari, jajaran kader banteng bermoncong putih itu memulainya dengan pidato sang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Advertisement
Baca Juga
Dalam kesempatan itu, dia menyoroti soal tingginya elektabilitas PDIP yang selalu berada di puncak berdasarkan berbagai survei.
Megawati pun meminta kader partainya tidak berada di zona nyaman. Dia ingin menyiratkan pesan, bahwa tetap turun ke bawah menjaga konstituen loyal, bahkan bisa mempelebarnya.
"Apakah karena melihat PDIP sekarang dalam surveinya selalu paling tinggi, lalu mereka berfikir saya masuk PDIP karena saya bisa rasakan nantinya ada zona nyaman di PDIP, maka saya akan selalu mengatakan orang itu mundur dari PDIP, tidak ada gunanya," kata dia saat memulai pidato di Rakernas II PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (21/6/2022).
Megawati mengatakan, PDIP didirikan untuk mengorganisir kekuatan rakyat. Kalau ada kader yang tidak setuju, Presiden Kelima RI ini meminta sebaiknya mundur.
"Karena saya membentuk partai ini adalah kita bisa mengorganisir kekuatan rakyat menjadi solid bersama kita untuk maju ke depan bagi Indonesia Raya. Jadi kalau ada yang tidak setuju, kali ini seperti yang selalu saya katakan Pak Jokowi, silakan mundur," kata Megawati.
Megawati meminta kader PDIP tidak hanya melihat hasil survei terkait elektabilitas partainya. Survei disebutnya jangan jadi pegangan para kader.
"Saya selalu mengatakan apa kehendak kalian untuk masuk dalam PDIP, apa satu karena tahu PDIP kalau dilihat dari survei, tapi saya selalu mengatakan jangan selalu lihat survei, survei boleh dilihat, jangan dijadikan pegangan karna yang bergerak itu bukan survei tapi adalah kita sendiri," tutur dia.
Megawati pun juga menyinggung soal Pilpres 2024. Dia pun menyatakan, tidak boleh ada kader PDIP melakukan manuver politik untuk kepentingan tersebut.
Diketahui, sejumlah partai politik sudah membicarakan soal Capres 2024. Bahkan, sudah ada yang memasukan nama kader PDIP, yaitu Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah itu sebagai salah satu kandidat.
“Kalian siapa yang membuat manuver, keluar! Karena tidak ada di PDIP main dua kaki, tiga kaki melakukan manuver,” tegas Megawati.
Megawati mengingatkan bahwa hanya dirinya yang berhak memutuskan siapa yang akan maju di Pilpres 2024.
“Karena saya diberi kalian sebuah hak preogratif hanya Ketua Umum yang menentukan calon presiden dari PDI Perjuangan,” kata dia.
Megawati meminta kader yang sudah mulai berkampanye mundur dan keluar PDIP sebelum dipecat oleh Megawati.
“Ingat loh lebih baik keluar deh. Daripada saya pecati, saya pecati,” ungkapnya.
Bukan hanya itu saja, putri sang proklamator Bung Karno ini pun meminta tak ada kader PDIP yang bicara mengenai koalisi untuk Pilpres 2024.
“Kalau masih ada yg ngomong di PDIP urusan koalisi-koalisi, out. Berarti enggak ngerti sistem ketatanegaraan kita,” kata Megawati.
Megawati menyebut Indonesia tidak mengenal koalisi, sebab bukan merupakan negara parlementer melainkan presidensil.
“Kita sistemnya adalah presidensial bukan sistem parlementer. Akibatnya kan saya suka bingung lo bapak Presiden, kok bilang koalisi koalisi koalisi, tidak ada, tidak ada,” kata dia.
Menurut Megawati, Indonesia hanya mengenal kerjasama antar parpol, bukan koalisi. “Kalau kerja sama yes,” tuturnya.
Siapkan Strategi
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mmengatakan, fokus utama ini adalah menyiapkan agenda strategis pemenangan Pemilu 2024 dengan mengedepankan gotong-royong.
“Dan juga menyiapkan hal-hal yang fundamental terkait dengan visi dan misi calon presiden dan calon wakil presiden yang akan datang,” jelas Hasto.
Dia juga menyampaikan, apa yang sempat diutarakan oleh Megawati hanya untuk mengingatkan para kadernya agar tak mudah tergelincir mengingat tantangan Pilpres 2024.
“Sehingga dalam konteks seperti itu untuk menghadapi Pilpres diperlukan soliditas dari seluruh jajaran partai kerja ke bawah dan semua tegak lurus pada ideologi partai dan disiplin partai,” ungkap Hasto.
Dia pun mengungkapkan, apa yang disampaikan Megawati agar PDIP hadir sebagai kekuatan yg solid.
“Walaupun secara jumlah tidak begitu banyak tetapi berkualitas, mampu membawa perubahan Indonesia daripada begitu besar keliatannya tetapi keropos,” kata Hasto.
Soal kapan momentum Megawati akan mengumumkan nama Capres 2024, tentu akan dilakukan secara mendalam dan akan ada sinyal seperti Pemilu 2014 yang lalu.
“Jadi tunggu saja momentumnya, nanti bisa juga menjelang tahapan pengumuman yang menurut KPU pada Agustus. Semua ada momentumnya. Ada waktunya dan Ibu Mega selalu memohon petunjuk dari Tuhan Yang Maha Kuasa,” tukas Hasto.
Menguatkan Soliditas Partai
Sementara, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan, apa yang disampaikan oleh Ketua Umumnya Megawati tak menyasar individu tertentu.
“Kalau mungkin saya bisa mengatakan ini tidak ditunjukkan untuk orang per prang atau oknum individu-individu. Ini disampaikan secara menyeluruh pada semua kader yang hadir saat luring ataupun daring. Saya pun disitu sebagai kader,” kata Puan di Sekolah Partai PDI Perjuangan.
Menurut dia, seluruh tiga pilar partai yang hadir semata-mata untuk membangun soliditas. Terlebih dalam menghadapi Pemilu 2024.
“Kita seperti inilah PDIP dalam membangun soliditas. Kalau kemudian Ketum agak marah misalnya, itu membangun semangat dalam arti seorang ibu kepada anak-anaknya,” ungkap Puan.
Menurut dia, inilah bagian dari keluarga besar PDIP. Sehingga apa yang disampaikan bukan karena salah atau perasaan apapun.
“Jadi enggak ada dimarahin ini punya ini, itu ada salah, enggak ada. Kita sama-sama membangun soliditas ini sebagai keluarga besar PDIP,” kata Puan.
Dia pun menegaskan, saat ini tengah menjajaki komunikasi.
Menurut Puan, PDIP tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan dua partai tersebut dalam Pemilu 2024.
"Ya, mungkin saja," kata Puan.
Ketua DPR RI ini pun mengaitkan soal pesan Megawati, bahwa partai berlambang banteng moncong putih itu tidak bisa sendirian dalam membangun Indonesia.
Menurut Megawati, kata Puan, dibutuhkan kerja sama antar partai politik untuk pembangunan Indonesia ke depan.
"Ibu Ketum tadi mengatakan membangun Indonesia tidak bisa sendirian, harus gotong royong," imbuhnya.
Di sisi lain, Puan juga mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal membangun Indonesia.
Dimana, Presiden Jokowi pun senada bahwa membangun Indonesia harus saling bahu membahu di antara semua pihak, termasuk antar partai politik.
"Presiden juga menyatakan seperti itu, harus bisa bantu membantu membangun Indonesia," pungkas Puan.
Advertisement