Sukses

Sunarto Sumoprawiro Dimakamkan

Jenazah mantan Wali Kota Surabaya itu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan 10 November Surabaya setelah tiba dari Australia. KSAD menggelar pertemuan dengan eks petinggi TNI AD.

Liputan6.com, Surabaya: Suasana haru terlihat di Bandar Udara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/2), sekitar pukul 12.00 WIB. Saat itu, jenazah bekas Wali Kota Surabaya Sunarto Sumoprawiro baru saja tiba dari Rumah Sakit Austin, Melbourne, Australia. Setelah disemayamkan sesaat di rumah duka di Jalan Wonorejo Gang III, Surabaya, jenazah almarhum yang tutup usia lantaran penyakit gagal ginjal itu langsung dimakamkan di Taman Makam Pahlawan 10 November Surabaya. Kedatangan jenazah Sunarto dengan menggunakan pesawat Singapore Airlines tersebut disambut upacara militer dari Garnisun Tetap Surabaya. Bekas tentara dengan pangkat terakhir letnan kolonel TNI Angkatan Darat itu meninggal pada Senin pekan ini, setelah sempat dirawat beberapa waktu di Negeri Kanguru [baca: Mantan Wali Kota Surabaya Sunarto Meninggal Dunia].

Jasad suami Endang Pertiwi ini tiba didampingi istri, anak, menantu dan cucu. Jenazah dibawa ke Ruang Very Important Person Bandara Juanda dan disambut Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono yang juga mantan wakilnya, dan jajaran Pemerintah Kota Surabaya. Turut hadir pula jajaran pengurus Persatuan Sepakbola Surabaya, kerabat, dan pejabat militer setempat seperti Panglima Komando Daerah Militer V Brawijaya Mayor Jenderal TNI Achmad Djunaedi Sikky. Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia Jenderal Purn. TNI Wismoyo Aris Munandar, rekan seangkatan di Komando Pasukan Khusus TNI AD juga tampak hadir.

Pada hari yang sama, jajaran TNI AD dilaporkan juga menggelar pertemuan di Markas Besar TNI AD di Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Saat itu terlihat Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu bersua dengan sejumlah purnawirawan TNI AD. Di antaranya bekas Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Wiranto, Gubernur DKI yang juga mantan Panglima Kodam Jaya Letnan Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan sekaligus bekas Kepala Staf Teritorial TNI AD Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono, bekas Panglima Komando Cadangan Strategis Letjen (Purn) TNI Prabowo Subianto, dan eks Pangdam Brawijaya yang kini menjabat Menteri Dalam Negeri Letjen TNI (Purn) Hari Sabarno. Kendati tak diketahui dengan pasti agenda pertemuan, acara tersebut dinyatakan sebagai ajang silaturahmi.

Dari Denpasar, Bali dilaporkan, alternatif lokasi persidangan Kasus Peledakan Bom Bali sudah dipersiapkan. Lokasi tersebut adalah Pengadilan Negeri Denpasar, Gedung Komite Nasional Pemuda Indonesia, dan Gedung DPRD Denpasar. Sedianya, sekitar 3.000 personel polisi akan disiagakan khusus untuk mengamankan jalannya persidangan. Sebelumnya, Tim Penyidik Kepolisian Daerah Bali memang sudah menyerahkan Berkas Acara Pemeriksaan tersangka Kasus Bom Bali, Imam Samudra [baca: Siang Ini, BAP Imam Samudra Dilimpahkan]. Dia dituduh melanggar Pasal 6, 11, 13, 14, dan 15 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Antiterorisme Nomor 1/2002 dengan ancaman hukuman mati.

Keputusan tiga lokasi alternatif persidangan kasus tersebut tampaknya tak berlaku buat Silvester Tendean, pemilik Toko Kimia Tidar, Surabaya. Pemasok bahan peledak buat Amrozi itu malah diadili di PN Surabaya [baca: Penjual Bahan Bom Bali Mulai Diadili].

Sementara itu, aksi protes terhadap kinerja pemerintah masih berlangsung di Jambi. Setelah sebelumnya sempat menggelar aksi senada, kali ini puluhan mahasiswa Jambi menggelar demonstrasi ke jalan dengan berjalan mundur. Menurut mereka, itu sebagai ungkapan kekecewaan terhadap berbagai kebijakan pemerintah pada saat ini. Berjalan mundur juga dijadikan symbol agar pimpinan pemerintahan mau mundur dari jabatannya.

Sehari sebelumnya, sebanyak 12 mahasiswa di daerah yang sama menyuarakan protes senada. Kala itu, mereka berhasil menyiarkan secara langsung tuntutan di Stasiun Radio Republik Indonesia Cabang Muda Jambi [baca: Mahasiswa Jambi Menuntut Mega Mundur]. Dalam tuntutannya, mahasiswa mendesak Megawati Sukarnoputri-Hamzah Haz mundur karena gagal menjalankan pemerintahan.(BMI/Tim Liputan 6 SCTV)