Sukses

Dinkes DKI: Kasus TBC di Indonesia Ketiga Terbanyak di Dunia

Indonesia berada pada posisi ketiga selepas India dan China untuk kasus TBC

Liputan6.com, Jakarta - Pengelola Program Tuberkulosis (TBC) atau Wakil Supervisor (Wasor) TB Dinkes DKI, dr. Victor, menjelaskan secara umum terkait penyakit Tuberkulosis (TBC) di Indonesia.

Victor menginformasikan bahwa saat ini Indonesia berada pada posisi ketiga selepas India dan China untuk kasus TBC. Sehingga ini, lanjut dia, menjadi hal yang perlu diperhatikan.

"Jadi sedikit info bahwa Indonesia sendiri untuk kasus TB nya itu lumayan ya. Kita berada di tingkat ketiga pada 2021 setelah India dan China. Makanya Indonesia sendiri jadi poin penting untuk mencegah penularan TBC," kata Victor dalam Sosialisasi Penyakit TBC, Jakarta, Jumat (24/6/2022).

Diskominfotik juga menyatakan bahwa Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Diskominfotik mengacu pada data Global Tuberculosis Report 2021.

Berdasarkan data itu, estimasi beban TBC di Indonesia ialah sebanyak 824.000 kasus baru per tahun. Akibat pandemi Covid-19, temuan kasus pada 2020 menurun dari tahun sebelumnya, yakni 384.025 kasus atau sekitar 47 persen dari estimasi kasus.

2 dari 3 halaman

Gejala

Kemudian, Victor menjelaskan gejala TBC yang dialami penderita. Diantaranya, pasien mengalami batuk berdahak lebih kurang atau sama dengan dua minggu, kadang dahak juga bercampur darah.

Gejala lainnya sesak napas, badan lemas, nafsu makan menurun, demam meriang lebih kurang atau sama dengan satu bulan, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, serta berat badan yang menurun.

3 dari 3 halaman

Bisa Diobati

Namun, dia menjelaskan bahwa TBC bisa sembuh dengan cara diobati. Apalagi kata dia, dengan sudah tersedianya fasilitas yang memadai bahkan gratis.

"Intinya, konsepnya kita yakinkan TBC itu bisa sembuh dan bisa diobati. Di DKI Jakarta banyak fasilitas yang melayani salah satunya tersedia di Puskesmas dan tersedia secara gratis," kata dia.