Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Dr. Mohammad Syahril menyampaikan total kasus hepatitis misterius di Indonesia hingga Kamis 23 Juni 2022, berjumlah 70 kasus. Namun, dari jumlah tersebut tersisa 30 kasus yang masih dalam investigasi Kemenkes.
"Dari 70 kasus (hepatitis misterius) ini sudah kita singkirkan 40, sehingga saat ini kita sedang menginvestigasi sebanyak 30 kasus," kata Syahril dalam konferensi pers update tentang jumlah kasus hepatitis misterius secara virtual, Jumat (24/6).
Baca Juga
Syahril menyampaikan, jumlah kasus hepatitis misterius ini tersebar di 21 provinsi. Dan, Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan kasus terbanyak. Namun, belum disampaikan data terbaru mengenai jumlah kasus hepatitis misterius di Jakarta.
Advertisement
Sementara itu, Syahril mengatakan, dari total kasus hepatitis misterius diklasifikasi menjadi tiga kategori yaitu probable, pending, dan discarded. Untuk kasus hepatitis misterius yang berstatus masih probable sebanyai 16 kasus, kemudian ada 14 kasus berstatus pending, dan 40 discarded.
"40 kasus discarded karena penyebabnya sudah diketahui, jadi dia dikeluarkan (dari dugaan hepatitis misterius)," jelasnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organizatio/WHO) telah memberikan panduan terkait definisi kasus Hepatitis akut misterius pada anak, di antaranya discarted, dimana virus hepatitis A, B, C, D dan E terdeteksi atau muncul etiologi lain yang terdeteksi.
Definisi kasus lainnya adalah pending classification, karena sedang menunggu hasil laboratorium untuk hepatitis A-E. SGOT/SGPT (radang hati) di atas 500 IU/L, pasien berusia di bawah 16 tahun.
Selanjutnya definisi Epi-linked, dimana virus non-hepatitis A-E, segala usia, atau kontak erat dengan kasus probable sejak 1 Oktober 2021.
Definisi yang paling mendekati hepatitis akut misterius saat ini adalah probable yang dibuktikan dengan hasil laboratorium non-hepatitis A-E, SGOT/SGPT di atas 500 IU/L, usia di bawah 16 tahun dan kasus terjadi sejak 1 Oktober 2021.
Untuk definisi kasus konfirmasi hingga kini sedang diteliti oleh para pakar kesehatan. Namun, mayoritas temuan kasus di sejumlah negara mengarah pada hipotesa Adenovirus yang menjadi penyebab batuk dan pilek.
Perbedaan Hepatitis A, B, C, D dan E
Kasus hepatitis akut yang kini merebak di beberapa negara termasuk Indonesia disebut sebagai hepatitis akut yang misterius.
Bukan tanpa alasan, sebutan tersebut disematkan lantaran hepatitis ini berbeda dengan hepatitis yang sudah ada sebelumnya yakni hepatitis A, B, C, D, dan E.
Terkait hal tersebut, dokter spesialis anak ahli pencernaan dan hati dari Rumah Sakit EMC Sumardi Fransiskus menjelaskan perbedaan antara hepatitis akut dan hepatitis yang sudah ada.
Menurutnya, orang yang terkena hepatitis A, B, C, D, dan E ketika dites maka akan positif dengan virus-virus penyebabnya. Namun pada hepatitis akut, pasien akan menunjukkan hasil negatif dari seluruh jenis hepatitis yang ada.
“Membedakan hepatitis yang ada dengan hepatitis yang sekarang (hepatitis akut), itu setelah kita tes hepatitis A, B, C hasilnya negatif,” kata Sumardi dalam Liputan6 Update edisi Rabu (11/5/2022).
“Ciri lainnya, kecepatannya cepat sekali seperti kasus yang di RSCM pada usia 2, 8, dan 11 tahun itu hitungannya dari 27 April hingga Mei itu sudah meninggal.”
Untuk itu, masyarakat perlu waspada jika anak mulai terlihat memiliki gejala hepatitis akut.
Beberapa gejala hepatitis akut yang terlihat dari pasien sebelumnya adalah sakit perut, diare, dan muntah, diikuti penyakit kuning yang ditandai dengan kulit atau bagian putih mata yang menguning.\
Reporter: Yunita Amalia/Merdeka.com
Advertisement