Liputan6.com, Bangkalan Mahasiswa, sebagai agent of change memiliki peran sentral dalam merubah suatu keadaan. Salah satu contoh kecil dari perubahan itu adalah karya yang dihasilkan oleh mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) di Bangkalan, Madura. Mereka mengolah sampah plastik menjadi papan plastik, sehingga memiliki high value untuk kemaslahatan bersama.
Papan plastik yang diaplikasikan dalam bentuk meja dan kursi taman itu, mendapat berbagai apresiasi yang tinggi dari Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO).
"Ini potensi yang bagus, saya sangat mengapresiasi karya mahasiswa UTM yang menciptakan produk papan dari sampah plastik. Untuk mengolah sampah memang memerlukan pemikiran inovatif untuk menciptakan banyak produk," kata General Manager IPRO Zul Martini Indrawati saat berkunjung ke UTM di Bangkalan, Jumat, 24 Juni 2022.
Advertisement
Dalam kunjungan tersebut, hadir Kepala Dinàs Lingkungan Hidup Bangkalan Anang Yulianto, Pemimpin Sub Divisi Kredit Program Bank UMKM Jawa Timur Anang Suwitoyo, Government & Private PT. Reciki Solusi Indonesia Hendriadi.
Selama berdiskusi dengan Tim Peneliti UTM, Martini memberikan masukan untuk membuat papan plastik yang bahan bakunya terbuat dari residu terakhir material plastik atau bahan baku plastik yang nilainya rendah, karena limbah HDPE dapat diolah kembali menjadi kemasan daur ulang yang baru.
Kepala Pusat Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UTM Sabarudin Ahmad berterima kasih atas masukan tersebut. Memang bahan baku HDPE yang memiliki nilai tinggi atau high value. Informasi tentang bahan baku yang nilainya lebih rendah seperti plototan adalah masukan yang baik, pihaknya akan mencoba melakukan riset lagi dan ini menjadi tantangan baru bagi mahasiswa.
"Kami sangat menantikan banyak masukan untuk perkembangan penelitian mahasiswa yang arahnya adalah memberikan solusi bagi penyelesaian sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih baik," kata Sabarudin.
"Papan plastik ini untuk menggantikan papan kayu yang biasa dipakai untuk mebeler yang produksinya menggunakan peralatan sederhana, yakni melalui proses pencacahan lalu dibentuk menjadi papan dengan menggunakan mesin hotpress," sambungnya.
Program ini mendapat dukungan dari Dinàs Lingkungan Hidup Bangkalan dengan menggunakan kursi tersebut di kantornya. Saat ini pihaknya sedang menunggu proses persetujuan dari produsen mebeler di Bangkalan untuk diproduksi.
"Jangan sampai kita membuat produk yang tidak cocok dengan end user (pengguna), sehingga produk ini harus dikomunikasikan sampai mendapat respon yang baik dari pasar," ucap Sabarudin.
Terus Didukung
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bangkalan Anang Yulianto menuturkan bahwa kegiatan mahasiswa yang memberi alternatif penyelesaian sampah harus didukung terus. Oleh karenanya ia membantu memperkenalkan produk inovatif itu kepada masyarakat.
"Ini adalah salah satu solusi pemanfaatan kembali sampah rumah tangga yang mengembalikan sampah kepada nilai ekonomi. Ini contoh konkrit mengenai salah satu pemanfaatan kembali sampah menjadi produk bernilai tambah," ujar Anang.
Bangkalan, dengan jumlah penduduk satu juta, menghasilkan 600 ton sampah per hari. Karakteristik sampahnya kurang dari 40% sampah organik dan 60% sampah anorganik. Komposisi sampah anorganiknya, mayoritas sampah plastik, sehingga harus dikelola dengan baik dan memberi nilai tambah secara circular economy.
Government & Private PT. Reciki Solusi Indonesia Hendriadi sependapat dengan Anang, menurut dia mahasiswa sebagai agent of change ini telah memberikan alternatif solusi terhadap persoalan sampah.
"Apa yang dilakukan mahasiswa UTM ini merupakan wahana edukasi kepada masyarakat tentang hakikat sampah, di mana sampah bukan musuh, tapi memberi banyak nilai antara nilai kebersihan, kebersamaan menyelesaikan masalah dan meningkatkan kepedulian kita terhadap sampah," kata dia.
Kapala Divisi Pemasaran Bank UMKM Jawa Timur Anang Suwitoyo sepakat bahwa dukungan terhadap kegiatan inovatif dan kreatif terhadap persoalan sampah dan lingkungan harus menjadi konsern kita semua.
"Kami dari Perbankan siap mendukung dari sisi permodalan untuk aktivitas wirausaha mandiri dibidang pemulihan sampah menjadi barang-barang yang dapat dimanfaatkan kembali secara circular economy agar lingkungan tetap terjaga," kata Anang Suwitoyo.
(*)
Advertisement