Sukses

Gempa Sabtu 25 Juni 2022 Getarkan 2 Wilayah di Indonesia

Gempa pertama terjadi di Air Haji, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Lindu terjadi pada dini hari tadi, pukul 01:56:34 WIB dengan magnitudo 4,9.

Liputan6.com, Jakarta Gempa bumi kembali getarkan Tanah Air hari ini, Sabtu (25/6/2022). Hingga pukul 19.30 WIB, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan ada dua lindu yang terjadi.

Gempa pertama terjadi di Air Haji, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Lindu terjadi pada dini hari tadi, pukul 01:56:34 WIB dengan magnitudo 4,9.

Gempa terjadi di laut dengan kedalaman 24 kilometer.

Sementara, koordinat titik gempa terletak pada 1,86 Lintang Selatan (LS) dan 100,36 Bujur Timur (BT). Atau lebih tepatnya di 60 km BaratLaut Airhaji-Pesisir Selatan.

Saat gempa terjadi ada sejumlah wilayah yang dilaporkan BMKG ikut merasakan guncangannya, yaitu Painan dan Padang masing-masing dalam skala III MMI Modified Mercalli Intensity (MMI) dan II-III MMI.

Sedangkan lindu kedua terjadi di Bayah, Lebak, Banten. Menurut analisa BMKG, gempa berkekuatan magnitudo 3 dan terjadi pada pukul 15:25:26 WIB.

Lokasi gempa berada pada koordinat 6,91 LS dan 106,23 BT. Atau tepatnya di 3 km Barat Laut Bayah.

Pusat lindu di darat dengan kedalaman 10 kilometer. Ada pun daerah yang ikut merasakan getarannya adalah Panggarangan dalam skala II-III MMI.

Lantas, apa yang harus diantisipasi sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi terjadi?

Sebelum Terjadi Gempa:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

2 dari 3 halaman

Saat Terjadi Gempa

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa:

- Jika Anda berada di dalam bangunan, keluar dari bangunan tersebut dengan tertib. Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K, telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda. Apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

3 dari 3 halaman

Hasil Analisis BMKG Terkait Gempa yang Getarkan Pacitan

Di sisi lain, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengungkapkan hasil analisis terkait gempa terkini yang mengguncang wilayah Pacitan, Jawa Timur.

"Gempa terjadi hari Minggu 12 Juni 2022 pukul 06.55.32 WIB," terang Daryono dikutip Liputan6.com dari laman Facebook miliknya Daryono BMKG, Minggu, 12 Juni 2022.

Menurut dia, hasil analisis BMKG, gempa bumi tersebut memiliki parameter update dengan magnitudo 5,2. Kemudian, lanjut Daryono, episenter gempa terletak pada koordinat 8,60 Lintang Selatan (LS) - 111,41 Bujur Timur (BT), tepatnya di laut pada jarak 23 kilometer arah selatan Munjungan, Trenggalek, Jawa Timur dengan kedalaman 103 kilometer.

"Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Pulau Jawa di Zona Benioff. Para ahli lazim menyebutnya sebagai gempa dalam lempang (intraslab earthquake)," papar Daryono.

Dia menjelaskan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan kombinasi antara geser dan miring (strike-slip - oblique).

"Gempa selatan Jawa Timur ini dirasakan di Kulon Progo, Bantul, Wonogiri, Gunungkidul, Pacitan, Cilacap, Karangkates, Ponorogo, Nganjuk, Blitar, Trenggalek, Klaten dan Karanganyar dalam skala intensitas II-III MMI di mana getaran dirasakan seakan akan truk berlalu. Di Lumajang, Madiun dan Kepanjen dalam skala intensitas II MMI dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang," terang Daryono.