Sukses

Haji 2022, Jumlah Jemaah Tersesat dan Terpisah Rombongan Berkurang Jauh dari 2019

Jemaah haji yang tersesat dan terpisah dari rombongan menjadi masalah yang paling banyak dihadapi petugas pada pelaksanaan ibadah hingga saat ini, Rabu (29/6/2022). Namun demikian, jumlahnya berkurang dibandingkan ibadah haji 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Jemaah haji yang tersesat dan terpisah dari rombongan menjadi masalah yang paling banyak dihadapi petugas pada pelaksanaan ibadah hingga saat ini, Rabu (29/6/2022). Namun demikian, jumlahnya berkurang dibandingkan dengan ibadah haji 2019.

"Paling banyak menyangkut jemaah yang tersesat, terpisah rombongan. Karena hari pertama dia melakukan umrah wajib, belum banyak orientasi lapangan, sehingga begitu terpisah rombongan merasa kebingungan. Nanti ada petugas yang mengarahkan titik terminal di mana, pemondokan yang ditempati," ujar Kepala Perlindungan Jemaah (Linjam) Daker Makkah Linjam Muftil Umam di Kantor Daker Makkah.

Umam mengatakan, jemaah calon haji 2022 relatif usia muda, maka ketika petugas memberi penjelasan mengenai arah yang dituju, jemaah cepat paham.

"Karena hampir tidak ada risti (jemaah risiko tinggi) dibanding musim haji 2019 yang perlu ditolong. Pada 2019 hampir 200, sekarang 20 kasus soal pisah rombongan tersasar. Tapi sama teman-teman bisa atasi, kita tekankan kalau ada jemaah tersasar di sektor lain, maka linjam wajib antarkan ke sektor di mana dia tinggal," kata dia.

Dia menerangkan, kasus-kasus yang terjadi lebih banyak terjadi di luar kawasan Masjidil Haram. Hampir tidak ada di dalam lingkungan masjid, kecuali masalah jasa pendorong kursi roda.

"Tapi mulai kemarin tidak ada, karena begitu jemaah yang datang sudah lapor ke kita dahulu, di hotel hotel, apa yang harus kami lakukan, maka petugas mewadahi. Kita arahkan ke titik titik pendorong ke tempat yang resmi, sehingga jemaah merasa nyaman dan tidak ada ada jemaah yang ditinggalkan di wilayah maktab atau sai," kata dia.

2 dari 3 halaman

Laporan

Dia mengatakan, setiap hari ada laporan yang dihimpun sekretaris daerah kerja, terutama yang menyangkut di seputaran Masjidil Haram. Kalau di sektor, masalah yang kerap terjadi adalah tas yang tertukar.

"Kemudian paling jemaah yang ketika umrah ketinggalan rombongan kemudian diantarkan, saling antarkan jemaah di sektor 1, 2, 3, 4, dan 5, kasus-kasusnya hanya seputar itu saja," kata dia.

Umam mengatakan, kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan jemaah haji hanya 1, yaitu di sektor 3. Jemaah yang menjadi korban masih di rumah sakit. Sedangkan kasus lainnya, adalah kasus kecil.

Dia pun mengatakan, ada pihak yang sempat bermasalah dengan pihak Saudi. Namun kasusnya sudah diselesaikan, di antaranya adalah jemaah yang kedapatan merokok di Masjidil Haram.

"Sudah diselesaikan dan bisa dilepaskan, ini karena ketidaktahuan jemaah," kata dia.

3 dari 3 halaman

Tidak Merokok

Umam pun mengimbau kepada pihak sektor di hotel-hotel jemaah untuk mensosialisasikan agar jemaah tidak merokok di sekitaran Masjidil Haram.

"Tolong selalu beritahu. Mereka melakukan itu karena tidak tahu. Karena itu kita yang tahu, selalu beritahu agar supaya itu tidak jadi kendala bagi jemaah itu sendiri," kata Umam.