Liputan6.com, Jakarta - Jemaah calon haji reguler dari Indonesia yang tiba di Arab Saudi mencapai 84.889 orang. Data tersebut berdasarkan laporan harian Kantor Urusan Haji (KUH) per 30 Juni 2022.
Kantor Urusan Haji juga menyebut, jumlah kedatangan jemaah haji khusus ada 4.266 orang dengan menggunakan 54 penerbangan.
Baca Juga
Sementara itu, jumlah jemaah yang dirawat 117 orang, dengan rincian mereka yang rawat inap di KKHI Makkah 103 orang.
Advertisement
"Rawat inap di RSAS 14 orang, 12 di Makkah, 2 di Jeddah," demikian laporan KUH pada Jumat (1/7/2022).
Sementara Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Makkah terus bersiap menghadapi puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Peralatan dan obat untuk jemaah calon haji pun sudah siap.
"Sekarang kita masih proses survei persiapan-persiapan. Tapi alat-alat dan obat-obatan sudah clear untuk Armuzna sehingga tinggal dilakukan pendorongan. Sekarang yang dilakukan adalah penyiapan tenda-tenda di Arafah dan Mina termasuk setting ruangan di mana ruang rawat, posisi obat, dan untuk petugas juga titik-titik untuk alat medis beroperasi di sana," ujar Kepala Seksi Kesehatan KKHI Daker Makkah Muhammad Imran di Makkah, Rabu (29/6/2022).
Dia mengatakan, di Arafah ada satu klinik utama di tenda misi haji, lalu 4 klinik satelit yang tersebar di setiap maktab di Arafah. Di Muzdalifah ada 10 pos yang ditempatkan di masing-masing titik keluar setiap maktab. Di Mina ada satu klinik utama pas di depan terowongan Muassim.
"Ada 10 titik yang mobile dari EMT dan promkes (promosi kesehatan)," kata dia.
Promkes, kata dia, akan bergerak di tenda-tenda untuk menberikan penyuluhan di Arafah maupun Mina. Emergency Medical Team (EMT) kata dia, akan berada di sepanjang jalur jamarat baik atas jalur terowongan maupun jalur bawah yang melalui Jalan King Abdul Aziz.
Dia menerangkan, pos satelit adalah pos kecil untuk penanganan emergency untuk stabilisasi setelah itu direfer ke klinik utama ini ada di Arafah.
Skrining Ulang
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Budi Sylvana menambahkan, menjelang kritikal periode haji, pihaknya melakukan skrining ulang terhadap semua jemaah di tanah suci.
"Jadi bertingkat mulai dari kloter, sektor, yang risti dan yang sakit, kita melakukan medical cek up ulang dan lengkap di KKHI. Medical cek up dilakukan dokter jantung, paru, penyakit dalam dan dokter yang dibutuhkan," kata dia.
Tujuannya agar semua jemaah sewaktu memasuki kritikal periode Armuzna mereka betul betul siap melakukan ibadah. Bagi jemaah yang dinyatakan secara medis kurang memenuhi syarat untuk melakukan ritual Armuzna, mereka akan disafariwukufkan.
"Data data sudah ada di kita dan terus sampai Armuzna nanti, kita data terus sampai berapa nanti total akhir yang harus disafariwukufkan. Keselamatan jemaah tetap prioritas kita," ucap dia.
Dia mengatakan, jemaah yang akan disafariwukufkan akan naik bus untuk wukuf di Arafah kurang lebih 1 sampai 2 jam, kemudian dikembalikan ke KKHI.
"Kenapa, untuk dirawat kembali karena kesehatan sedang bermasalah. Kalau mereka safari wukuf rukun haji terpenuhi oleh jemaah."
Advertisement
782 Nakes
Budi mengatakan, ada 782 orang nakes yang akan berada di Armuzna, terdiri dari 48 dokter spesialis, 67 dokter umum, dokter spesialis jantung, dokter spesialis paru, dokter spesialis penyakit dalam, anastesi, bedah ortopedi, bedah umum, kulit dan kelamin, mata, hingga jiwa.
"Kita minta jemaah paling tidak 3 hari jelang Armuzna perbanyak istirahat di hotel. Karena apa, tubuh butuh istirahat dulu sebelum memasuki Armuzna. Armuzna ini butuh kesiapan fisik yang sangat kuat. Jemaah kita ingatkan terus karena sangat panas untuk banyak minum. Jangan takut beser, perbanyak minum jangan tunggu haus," kata dia.
"Gunakan APD, payung, pelembab agar terjaga. Pakai kacamata biar mata tetap sehat. Paling penting bagi jemaah punya komorbid, kasih tau petugasnya dan jangan lupa minum obat. Jangan sampai lalai, terutama jantung." tandas Budi.