Sukses

Penerima Vaksinasi Booster di Indonesia Capai 50,8 Juta per Sabtu 2 Juli 2022

Sementara masyarakat yang sudah menjalani vaksinasi pertama juga meningkat sebanyak 22.606 orang.

Liputan6.com, Jakarta - Penerima vaksinasi dosis ketiga bertambah 151.606 orang. Sehingga total penduduk Indonesia yang sudah mendapatkan vaksin penguat atau booster adalah sebanyak 50.898.137 orang.

Demikian hal itu berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang diterima di Jakarta, Sabtu (2/7/2022), seperti dilansir dari Antara.

Data tersebut juga memperlihatkan penerima dosis kedua kini mencapai 169.111.754 orang atau bertambah 39.889 orang dibandingkan Jumat kemarin (1/7/2022).

Sementara masyarakat yang sudah menjalani vaksinasi pertama juga meningkat sebanyak 22.606 orang, menjadikan sejauh ini 201.557.401 orang telah mendapatkan dosis pertama dari vaksin COVID-19.

Pemerintah Indonesia sebelumnya menargetkan 208.265.720 masyarakat untuk mendapatkan vaksin COVID-19 untuk mendapatkan kekebalan komunal atau herd immunity terhadap penyakit yang menyerang sistem pernapasan tersebut.

Jumlah kasus COVID-19 di Indonesia juga bertambah sebanyak 1.794 kasus baru, yang disertai peningkatan pasien pulih 1.789 orang dan lima orang meninggal dunia.

Dalam keterangan pers daring di Jakarta pada Jumat kemarin (1/7), Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan cakupan vaksinasi booster secara nasional baru mencapai 24 persen.

Cakupan itu, katanya, belum tampak signifikan.

"Selain itu, 28 dari 34 provinsi cakupan vaksinnya juga masih di bawah 30 persen. Hanya Bali yang sudah di atas 50 persen, disusul dengan DKI dan Kepulauan Riau di atas 40 persen. DIY, Jawa Barat dan Kalimantan Timur di atas 30 persen," tuturnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Dorong Akselarasi Vaksinasi Covid-19

Pemerintah mendorong akselerasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk mencegah penularan subvarian baru, terutama BA.4 dan BA.5. Selain itu, pemerintah tetap menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sampai Senin, 4 Juli dan setelah itu akan dievaluasi.

Satgas Covid-19 mencatat ada kenaikan kasus positif Covid-19 di Tanah Air, meski tidak setinggi negara-negara lain. Angka rata-rata mingguan masih di bawah 2 ribu kasus per hari. Angka Reproduksi Kasus Efektif (Rt) nasional tetap stabil 1,00, artinya laju penularan terkendali. 

Per Selasa, 28 Juni 2022, tambahan kasus harian nasional sebanyak 2.167. Kasus aktif sebesar 15.310 dengan sumber transmisi penularan kasus dari lokal sebanyak 2.090 dan PPLN sebanyak 77. Kasus kematian harian sangat rendah. Sedangkan jumlah testing relatif stabil di kisaran 50 ribu sampai 60 ribu orang per hari.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan positivity-rate harian masih dalam level aman, yakni kurang dari 5%. Namun menunjukkan tren peningkatan dari sebesar 1,31% pada 11 Juni, menjadi 3,46% pada 28 Juni. Positivity rate mingguan sebesar 3,57%.

Untuk menekan penularan kasus, pemerintah mendorong percepatan pelaksanaan vaksinasi booster. Apalagi capaian vaksinasi di luar Jawa Bali masih rendah. Per 28 Juni, ada dua provinsi yang capaian vaksinasi dosis pertama masih di bawah 70%, yaitu Papua Barat dan Papua.

Untuk vaksinasi dosis kedua, sebanyak 10 provinsi dengan capaian di bawah 70%. 

Sedangkan vaksinasi dosis ketiga masih ada 23 provinsi yang capaiannya di bawah 30%. Vaksinasi lansia dosis pertama sebanyak tujuh provinsi di luar Jawa-Bali yang capaiannya kurang dari 70%. Dosis kedua untuk lansia masih ada 11 provinsi dengan capaian di bawah 50%, dan empat provinsi dengan capaian di atas 70%.

"Vaksinasi booster tetap terus diakselerasi, mengingat kasus harian dan kasus aktif sudah mulai meningkat, di mana diperkirakan bisa mencapai puncaknya dalam beberapa minggu ke depan. Masyarakat pun terus kami imbau untuk kembali mendisiplinkan diri dalam menjalankan protokol kesehatan,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dikutip dari ekon.go.id.