Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto merayakan ulang tahunnya ke-56 dengan cara menebar 100 ribu bibit ikan di Waduk Jatiluhur.
Dia pun disambut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Dr. TB. Haeru Rahayu, dan Dirut Perum Jasa Tirta II Imam Santosa serta sejumlah pengelola Waduk Jatiluhur. Hasto ikut ditemani Kepala Sekretariat DPP PDIP Yoseph Aryo Adhi Dharmo.
Advertisement
Baca Juga
"Saya jarang sekali merayakan ulang tahun. Juga jarang ada perayaan potong tumpeng dan tiup lilin. Saya meneladani Bung Karno dan Ibu Megawati Soekarnoputri yang membangun rasa cinta tanah air dengan merawat pertiwi, memperindah kehidupan semesta, dan membumikan sesanti memayu hayuning bawana, dan falsafah trihita karana. Karena itulah merawat pertiwi yang menjadi bagian upaya Ibu Mega dan PDI Perjuangan kami jadikan sebagai kultur organisasi," ujar Hasto Kamis (7/6/2022).
Dia pun menjelaskan, benih ikan ini bantuan dari Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono. "Saya hanya bertugas menebarkannya dan sekaligus mendukung program pemerintah di dalam mewujudlan sumber-sumber pangan untuk rakyat," ungkap Hasto.
"Ini wujud doa dan syukur saya atas berkah kehidupan dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga ikan-ikan ini menebar dan hidup di waduk ini dan bisa menghidupi lingkungan ini," sambungnya.
Selain menebar bibit ikan, Hasto menyempatkan diri meninjau historical wall dan prasasti terkait Waduk Jatiluhur yang merupakan waduk terluas di kawasan Asia Tenggara.
Hasto mengatakan dalam tiga tahun terakhir ini PDIP merayakan ulang tahun dengan membersihkan sungai, dan menanam pohon. Hal itupun menginsipirasi Hasto untuk tidak merayakan hari lahirnya dengan cara lain. Tahun ini, Hasto menebar benih ikan.
Menurutnya, hal itu tradisi baik dari Presiden Soekarno yang diteruskan oleh Ibu Megawati. Tujuannya, kata Hasto, agar kita memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
"Saya pamit ke Ibu Megawati untuk agenda ini. Beliau selalu menegaskan pentingnya merawat lingkungan dan kehidupan. Sebab itu PDI Perjuangan memiliki program Merawat Pertiwi," jelas Hasto.
Terus Melakuan Penghijauan
Megawati, kata Hasto, terus menggalakkan kepada kadernya termasuk kepala daerah dari PDIP untuk melakukan penghijauan di seluruh daerah dan menjalankan program menanam 10 makananan pendamping beras.
Hasto sempat menanyakan enceng gondok yang terlihat di waduk.
"Enceng gondok saat pandemi tidak terkontrol tapi sekarang sudah lebih baik dikelola," kata Dirut Imam Santosa.
Dirjen KKP mengatakan dalam penebaran benih ikan ini memerhatikan ekosistem. "100 ribu benih ikan ikan Tawes dan Nilem karena tidak bisa menebar sembarang, yang tidak invasif," jelas Dirjen Perikanan Budidaya KKP Dr. TB. Haeru Rahayu.
Advertisement
Berharap Dikelola dengan baik
Saat meninjau prasasti, Hasto terpukau dengan kata-kata yang masih menggunakan ejaan lama dituliskan pada prasasti tersebut.
Adapun bunyinya, "Bendungan Jatiluhur tidak boleh hanja digunakan selama satu atau dua tahun. Itu harus digunakan selama ratusan tahun. Untuk meningkatkan produksi pertanian, masjarakat membutuhkan air. Air penting untuk listrik djuga. Tidak hanja untuk penerangan tapi djuga untuk industri. Ir. Soekarno Presiden Pertama Indonesia, "demikian petikan pesan Presiden Pertama RI yang dikenal dengan sebutan Bung Karno.
Karena itu, dia berharap waduk tersebut dikelola dengan baik.
"Saya berharap waduk ini benar-benar dikelola dengan baik dan memberi manfaat untuk masyakarat sekitar. Betapa sedihnya lbu Megawati ketika menjadi anggota DPR RI Komisi IV, saat kawasan Bekasi, Karawang dan sekitarnya terjadi alih fungsi lahan pertanian. Bayangkan seandainya daerah tersebut masih menjadi area persawahan. Ini menjadi pelajaran ke depan tentang pentingnya tata ruang," kata Hasto.