Liputan6.com, Yogyakarta PPSDM Geominerba sebagai lembaga diklat di bawah Kementerian ESDM yang bertugas mengembangan kompetensi sumber daya manusia sektor geologi, mineral, dan batubara menyelenggarakan Diklat Pengenalan Geopark bagi Masyarakat Provinsi D.I.Yogyakarta.
Kepala PPSDM Geominerba, Bambang Utoro membuka diklat secara resmi, Senin (4/7/2022) di Pendopo Kalisong, Desa Wisata Nglanggeran, D.I. Yogyakarta. Turut hadir mendampingi Anggota DPR RI Komisi VII Gandung Pardiaman dan juga instruktur Diklat.
Baca Juga
Diklat ini dilaksanakan agar para peserta diklat dapat mengenal dan memahami fungsi dari keberadaan geopark di daerahnya. Dan mampu mengambil peran dan manfaat melalui aktivitas-aktivitas kreatif yang dapat menjaga keanekaragaman sumberdaya geologi, hayati dan budaya serta menumbuhkan nilai tambah dalam bentuk aktivitas ekonomi guna mendukung pertumbuhan pendapatan masyarakat sekitar geopark.
Advertisement
Diklat ini diselenggarakan selama lima hari mulai dari tanggal 4 Juli sampai dengan 8 Juli 2022. Dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang yang merupakan perwakilan masyarakat D.I. Yogyakarta.
Selama lima hari, para peserta akan dibekali materi seperti: Dasar Geologi, Keanekaragaman Geologi, Keragaman Hayati, Keanekaragaman Budaya, Praktik Kerja Lapangan, dan Pengembangan Geopark dan diakhiri dengan Seminar atau Studi Kasus Pengembangan Geopark.
Potensi Geoheritage
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki kondisi geologi yang unik dan beragam karena terdiri dari bentang alam pegunungan di utara dan pantai di selatan. Kondisi geologi yang berada di antara pertemuan tiga lempeng tektonik membuat posisi Indonesia memiliki potensi geoheritage yang sangat besar salah satunya D.I. Yogyakarta.
Ditetapkannya 20 lokasi warisan geologi di D.I. Yogyakarta diperlukan upaya pelestarian dan perlindungan. Adapun 20 lokasi warisan geologi tersebut, yaitu:
- Puncak Tebing Kaldera Purba Kendil-Suroloyo, di Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
- Perbukitan Asal Struktur Geologi Widosari, di Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
- Formasi Nanggulan Eosen Kalibawang, di Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo.
- Goa Kiskendo, di Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo.
- Mangan Kliripan-Karangsari, di Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo.
- Kompleks Perbukitan Intrusi Godean, di Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman.
- Kompleks Batuan Merapi Tua Turgo-Plawangan Pakem, di Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman.
- Aliran Piroklastik Bakalan, di Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman.
- Tebing Breksi Piroklastik Purba Sambirejo, di Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman.
- Rayapan Tanah Ngelepen, di Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman.
- Lava Bantal Berbah, di Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman.
- Batugamping Eosen, di Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman.
- Sesar Opak Bukit Mengger, di Kapanewon Jetis dan Pleret, Kabupaten Bantul.
- Lava Purba Mangunan, di Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul.
- Gumuk Pasir Parangtritis, di Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul.
- Gunung Ireng Pengkok, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul.
- Gunungapi Purba Nglanggeran, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul.
- Gunung Genthong Gedangsari, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul.
- Bioturbasi Kali Ngalang, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul.
- Gunungapi Purba Siung-Batur-Wediombo, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul.
Dengan ditetapkannya 20 lokasi warisan geologi ini, diharapkan dapat menunjang pengembangan pendidikan dan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar situs geoheritage. Dan juga dapat dimanfaatkan sebagai objek penelitian, pendidikan kebumian, dan pengembangan geowisata.
(*)
Advertisement