Sukses

Tuntut Ganti Rugi, Puluhan Warga Bekasi Blokade Jalan Tol Cibitung-Cimanggis II

Puluhan warga Jatikarya, Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat, kembali menggelar aksi demo di gerbang Tol Jatikarya. Unjuk rasa dipicu uang ganti rugi penjualan tanah yang belum diterima para ahli waris.

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan warga Jatikarya, Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat, menggelar aksi demo di gerbang Tol Jatikarya. Unjuk rasa dipicu uang ganti rugi penjualan tanah yang belum diterima para ahli waris.

Warga menuntut pembayaran lahan seluas 4,2 hektare yang kini dijadikan jalan Tol Cibitung-Cimanggis II. Para ahli waris tersebut memblokade separuh bahu jalan tol dengan membakar ban sebagai bentuk protes.

Akibat blokade tersebut, arus lalu lintas sempat mengalami kemacetan hingga 500 meter. Aksi demo juga diwarnai kericuhan ketika petugas keamanan jalan tol ingin membuka blokade jalan yang dilakukan warga.

Kericuhan kemudian reda usai aparat Polres Metro Bekasi Kota menyambangi lokasi. Polisi mengedepankan tindakan humanis dan preventif saat mengamankan aksi demo.

"Kita persuasif melakukan langkah-langkah kepada masyarakat itu dan semua masih berjalan," kata Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Hengki, Rabu (13/7/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mediasi

Menurutnya, mediasi terkait sengketa pembayaran ganti rugi lahan masih terus dilakukan oleh pihak-pihak terkait, dan merupakan kewenangan Pengadilan Negero Bekasi untuk menyimpulkan. Pihaknya hanya akan berfokus pada pengamanan demo agar tidak terjadi tindakan anarkis.

"Kita tidak tahu, yang mengundang kan pihak PN, semua masih berjalan, masih dilakukan pertemuan-pertemuan," ujar Hengki.

"Ini kan tentang hak kepemilikan, itu ranah hukum lah. Saya dari sisi Kamtibmas secara umum di jalan tol masih aman kondusif dan berjalan seperti biasa, dan masyarakat masih bisa kita kendalikan, mereka tidak anarkis, mereka hanya ingin menyampaikan aspirasi saja," paparnya.

3 dari 3 halaman

Dialog

Hengki menambahkan, setelah melakukan dialog dan memberikan pengertian, warga akhirnya sepakat membuka blokade dan membubarkan diri secara tertib.

"Mereka sudah sepakat tidak ada penutupan tol. Mereka hanya melakukan aksi, bahwa mereka merasa memiliki hak. Tapi kan tidak semudah membalikkan telapak tangan begitu, semua proses hukum ada, pihak-pihak lain juga merasa memiliki, semua masih berproses, semua melalui mekanisme yang ada," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.