Sukses

Jemaah Haji Diimbau Tetap Jaga Prokes Saat Pulang ke Tanah Air

Kepala Daerah Kerja Makkah Mukhammad Khanif mengatakan, hingga Rabu 13 Juli 2022 ada sekitar 95 jemaah yang dirawat di KKHI dan ada 25 jemaah yang dirawat di Rumah Sakit milik pemerintah Arab Saudi. Penyakit yang diderita jemaah bermacam-macam, termasuk batuk pilek.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Daerah Kerja Makkah Mukhammad Khanif mengatakan, hingga Rabu 13 Juli 2022 ada sekitar 95 jemaah yang dirawat di KKHI dan ada 25 jemaah yang dirawat di Rumah Sakit milik pemerintah Arab Saudi. Penyakit yang diderita jemaah bermacam-macam, termasuk batuk pilek.

Karena itu, dia mengimbau kepada para jemaah tetap menjaga prokes menggunakan masker sehingga tidak terpapar penyakit-penyakit yang mudah menular.

Pemerintah Indonesia, lanjut Khanif telah mengimbau jemaah untuk menerapkan protokol kesehatan selama di Arab Saudi. Maka dari itu, jemaah diminta tetap menerapkan prokes ketika kembali ke Tanah Air.

"Kita juga mengimbau sampainya di Indonesia nanti para jemaah haji tetap menjaga prokes ya, sehingga semuanya bisa berjalan dengan lancar dan jemaah sehat walafiat sampai ke rumahnya masing-masing," ujar Khanif, Rabu 13 Juli 2022.

Dia mengatakan, ada jemaah yang berkeinginan pulang terlebih dahulu ke tanah air. Di antaranya, jemaah yang mendapat rekomendasi dari Kantor Kesehatan Haji Indonesia atau KKHI untuk dipulangkan lebih awal dengan kondisi layak terbang dan karena keperluan dinas.

Mereka akan mengisi kursi kosong di kloter-kloter awal kepulangan ke Tanah Air. Jumlah jemaah yang mengajukan pulang lebih awal ini terus bertambah.

Dia menambahkan, penyelenggaraan puncak ibadah haji, mulai dari pemberangkatan jemaah dari Makkah ke Arafah, Arafah ke Muzdalifah, dan Muzdalifah ke Mina, hingga kembali ke hotel di Makkah berjalan lancar.

"Ini yang perlu kita syukuri karena dengan kondisi yang padat seperti itu kadang-kadang pada waktu puncak ini macet dan jemaah diturunkan di tempat bukan yang semestinya. Nah kemarin alhamdulillah sudah bisa terlaksana dengan baik dan bisa sampai ke hotel masing-masing," tandas Khanif.

2 dari 3 halaman

Pemantauan Kesehatan Pasca Kepulangan Jemaah Haji Sebagai Deteksi Dini Penyakit Menular

Jemaah haji yang dinyatakan sehat saat kedatangan ke Indonesia tetap akan dipantau kesehatannya. Jemaah dipantau di daerah masing- masing selama 21 hari oleh dinas kesehatan masing masing. Apabila selama pemantauan ada gangguan kesehatan, diharapkan agar segera melapor ke faskes setempat. Demikian kata Kepala Pusat Kesehatan Haji dr. Budi Sylvana, MARS, Rabu (13/7/2022)

Pemantauan ini dimaksudkan sebagai deteksi dini terhadap penyakit menular, di antaranya adalah Covid-19, Mers-Cov, Meningitis, polio, dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Public Health Emergency of International Concern (PHEIOC). Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit No. HK.02.02/C/2782/2022 Tentang Pemeriksaan dan Pengawasan Jemaah Haji di Embarkasi dan Debarkasi

Jemaah haji akan dibekali dengan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah haji (K3JH). Selama 21 hari masa pemantauan, Apabila terdapat demam atau gejala sakit lainnya maka jamaah yang sakit segera ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat dengan membawa K3JH.

"Tentunya selama 21 hari jika timbul gejala sakit, jemaah harus segera lapor dan berobat ke fasilitas kesehatan terdekat dengan membawa K3JH," jelas dia.

Apabila dalam kurun waktu 21 hari gejala penyakit tidak muncul, maka jemaah tetap diminta untuk menyerahkan K3JH kepada puskesmas terdekat.

Budi juga mengingatkan jemaah haji agar tetap Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), seperti istirahat yang cukup, konsumsi makanan yang bergizi, dan jaga kebersihan diri setibanya jemaah di kampung halaman dan selama proses pemantauan kesehatan.

"Untuk memastikan jemaah tetap sehat sekembalinya ke tanah air," ujar dr.Budi.

3 dari 3 halaman

Skrining

Adapun setibanya jemaah haji di Bandara Internasional (debarkasi) maka akan langsung dilakukan skrining kesehatan berupa pengecekan suhu melalui thermal scanner dan thermal gun, tanda dan gejala serta melakukan observasi terhadap jemaah di asrama haji debarkasi.

Apabila didapati jemaah dengan gejala demam atau menunjukkan potensi penyakit menular, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan test antigen. Apabila hasil reagen menunjukkan reaktif, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Selain skrining kesehatan, Kementerian Kesehatan juga telah menyiapkan posko kesehatan di bandara untuk pelayanan rawat jalan, emergency, dan rujukan.

Selain itu juga menyediakan mobil ambulans dan tenaga medis sebagai antisipasi terhadap penyakit menular. Kemenkes juga menyiapkan sistem surveilans kesehatan terhadap jemaah haji Indonesia yang tiba di tanah air besama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota.