Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Provinsi atau Pemprov DKI Jakarta membantah menjadikan remaja Citayam, yakni Bonge dan Jeje 'Slebew'Â sebagai duta kebersihan dan ketertiban kawasan Dukuh Atas. Sebab Pemprov DKI melalui Dinas Lingkungan Hidup, hanya melibatkan Bonge dan Jeje untuk berkolaborasi membuat konten sosialisasi kebersihan.
"Collab bareng (Jeje dan kawan-kawan) buat konten-konten sosialisasi menjaga kebersihan dan ketertiban di ruang publik," kata pejabat humas Dinas Lingkungan Hidup DKI, Yogi Ikhwan kepada merdeka.com, Jumat (15/7/2022).
Menurut Yogi, ketenaran Bonge, Jeje dan remaja viral asal Citayam dan Bojonggede saat ini telah mampu mempengaruhi sikap dan kebiasaan para remaja yang kerap menghabiskan waktu di Dukuh Atas. Sehingga mereka digunaka agar para remaja bisa menjaga kawasan Dukuh Atas tetap bersih dari sampah.
Advertisement
Tidak hanya soal pengaruh Jeje dan kawan-kawan, Yogi berujar, bahwa volume sampah di kawasan Dukuh Atas mengalami penurunan seiring dengan sosialisasi serta penyuluhan, dan kegiatan operasi tangkap tangan sebagai sanksi sosial.
"Sudah jauh berkurang sampah di Kendal berkat sosialisasi dan penyuluhan kita, dan operasi tangkap tangan sanksi sosial simpatik yang kita gelar sejak tanggal 7 Juli," sebutnya.
Â
Â
Peran Bonge dan Jeje 'Slebew'
Sementara Satpol PP Jakarta Pusat juga melibatkan Bonge dan Jeje 'Slebew', remaja viral karena Citayam Fashion Week di Terowongan Kendal dan sekitar Dukuh Atas, untuk mengingatkan para remaja agar menjaga kebersihan dan ketertiban.
"Saya dengan Jeje mengajak teman-teman atau adik-adik remaja yang sering berkunjung ke area Kendal, himbauannya tidam boleh membuang sampah sembarangan, hindari kerumunan, kalau nongkrong jangan terlalu malam," ucap Kepala Satpol PP Jakarta Pusat Hendra.
Hendra mengingatkan bahwa batas para remaja nongkrong di sekitar Dukuh Atas maksimal hanya sampai jam 10 malam. Setelah itu, para remaja diharuskan membubarkan diri dan kembali ke kediaman masing-masing.
Hendra menambahkan, keterlibatan Jeje Slebew juga sebagai kampanye kepada remaja Citayam, Bogor, agar tetap memakai masker saat berkumpul. Sebab, imbuhnya, pandemi Covid-19 masih terjadi.
"Tetap menggunakan maskernya imbauan seperti itu saja, edukasi ke anak-anak yang biasanya nongkrong sampai malam, kalau tidak ada yang penting-penting banget sebaiknya jangan (berkumpul)," ujarnya.
Â
Â
Â
Advertisement
Anies Minta Jangan Ada Diskriminasi ke Gaya Remaja Citayam
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi soal fenomena viralnya remaja Citayam hingga Bojonggede yang ramai 'nongkrong' di kawasan Sudirman. Bahkan muncul plesetan 'SCBD' menjadi Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok.
Anies bersyukur dengan adanya fenomena itu, sebab kawasan Sudirman menjadi ramai dikunjungi banyak orang untuk dinikmati keindahan dan suasananya. Dia menyebut itu salah satu hasil yang dulu sempat diinginkan banyak orang.
"Alhamdulilah sekarang kawasan itu menjadi kawasan di mana orang datang orang menikmati suasananya, menikmati gedung tingginya. Jadi ini sebuah hasil yang kita dulu sempat bayangan," kata Anies di Kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu 10 Juli 2022.
Kendati demikian, Anies meminta tak ada diskriminasi terkait gaya bocah Citayam tersebut. Dia mengatakan tidak ada hak atas gaya bagi kelompok tertentu di Sudirman, Jakarta.
"Jadi ketika muncul fenomena masyarakat datang berkumpul dari mana pun. Sebenarnya yang datang bukan hanya dari lokasi yang kemudian jadi singkatan ya," kata Anies.
"Tapi dari banyak tempat dan jangan pernah kita menganggap ada hak atas gaya, ada ownership atas gaya bahwa yang berhak di jalan Sudirman itu hanya yang gayanya abc di luar gaya itu nggak boleh, nggak," lanjut dia.
Â
Reporter: Yunita Amalia
Sumber; Merdeka.com