Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, menanggapi pernyataan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono soal mahalnya memperbaiki Jakarta dibanding membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Riza sependapat dengan pernyataan Basuki itu.
"Pasti kalau kamu bangun di Jakarta dibandingkan di Kalimantan ya jauh," kata Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat 15 Juli 2022.
Baca Juga
Menurut Riza hal itu karena Jakarta adalah kota yang sudah terbentuk dan banyak pembangunan dimana-mana. Sehingga harga tanah di Jakarta akan lebih mahal begitu pula dengan harga materialnya.
Advertisement
"Harga tanahnya sudah berbeda, harga materialnya juga sudah berbeda. Cost-nya jauh lebih mahal, karena Jakarta sudah jadi kotanya, tentu pembangunan di sini lebih mahal," kata Riza.
Politisi Gerindra ini menjelaskan bahwa setiap kota yang sudah jadi akan lebih mahal biaya perbaikan pembangunannya ketimbang kota yang masih dalam proses pembangunan seperti Kalimantan. Misalnya kata dia, pada pembangunan jalan di Jakarta dan IKN.
"Artinya setiap kota yg sudah jadi sudah ada, tentu cost pembangunannya jauh lebih mahal. Kamu bikin jalan di Jakarta dan Kalimantan, ya berbeda dong. Kamu bikin jembatan di Surabaya sama di daerah lain, tentu yang itu berbeda harganya," Jelas dia
"Kalian mau bangun apa, bangun jalan, bangun gedung, bangun industri, semua ada satuannya, harganya bisa kita lihat. Berapa harga satuan di Jakarta dan di Kalimantan, ada plus minusnya," lanjut Ahmad Riza Patria.
Biaya Mahal
Sebelumnya Basuki mengatakan, daya dukung DKI Jakarta sebagai ibu kota negara, sudah tak mungkin lagi dikembangkan. Menurut dia, memperbaiki Jakarta akan lebih memakan biaya banyak dibandingkan membuat ibu kota baru.
"Jadi daya dukung Jakarta ini sudah berat, memperbaikinya pun mungkin lebih mahal (daripada) kalau kita bikin (ibu kota) baru," kata Basuki di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 11 Juli 2022.
Advertisement
Penurunan Tanah
Dia menuturkan masalah yang dihadapi Jakarta bukan hanya soal banjir. Basuki menyebut air sungai di Jakarta berpotensi tidak bisa mengalir ke laut karena terjadinya penurunan tanah.