Sukses

Bertemu IMF, Jokowi Pastikan Ekonomi Indonesia dalam Keadaan Baik

Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu delegasi Dana Moneter Internasional atau IMF di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. ia memastikan bahwa ekonomi Indonesia relatif sedang baik.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu delegasi Dana Moneter Internasional atau IMF di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Menjelaskan isi dari pertemuan tersebut, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Presiden Jokowi menyampaikan kondisi ekonomi Indonesia dalam keadaan yang baik.

"Ekonomi Indonesia relatif sedang baik di mana inflasi sekitar 4,2 persen, pertumbuhan 5,01 persen. Kemudian juga dalam situasi lain Indonesia, ekonomi dibanding negara lain kita punya debt to GDP ratio sekitar 42 persen, beberapa negara itu mencapai 100 persen,” ungkap Airlangga seperti dikutip dari siaran pers diterima, Minggu (17/7/2022).

Selain itu, Airlangga mengatakan jika defisit ekonomi Indonesia masih sekitar 4 persen dan current account 0,5 persen dan balance of trade selama 26 bulan berada dalam parameter yang positif terus. Tidak hanya itu, Indonesia juga mempunyai foreign reserve sebesar USD 135 miliar.

Dengan penjabaran itu, Airlangga memastikan situasi perekonomian di Indonesia memiliki potensi resesi yang lebih kecil jika dibandingkan negara lain yaitu sekitar 3 persen. Meski demikian, pemerintah berharap IMF akan terus mendukung dan memberikan narasi positif terhadap perekonomian Indonesia terutama dalam menghadapi krisis global.

"Kita sangat mengkhawatirkan dengan kondisi inflasi yang naik di berbagai negara. Tingkat suku bunga akan masuk rezim baru yaitu kenaikan tingkat suku bunga global dan tentu sangat mempengaruhi terhadap investasi yang sangat dibutuhkan oleh Indonesia," lanjut Airlangga.

 

2 dari 2 halaman

IMF Apresiasi Indonesia dalam Penanganan Covid-19

Senada, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan, bahwa IMF menilai perekonomian Indonesia dalam kondisi baik dari beberapa sisi seperti kinerja ekonomi, sisi pertumbuhan, sisi neraca pembayaran yang mengalami surplus perdagangan selama 26 bulan berturut-turut, dan sisi inflasi yang berada di bawah 5 persen.

"Paling penting yaitu sinkronisasi dan kerja sama kebijakan moneter fiskal dari Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan untuk bisa menjaga untuk tetap bekerja secara harmonis karena ini akan membantu menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia," ucap Sri Mulyani.

Selain itu, Sri Mulyani menyebut bahwa dalam pertemuan tersebut Direktur Pelaksana IMF, Kristalina kerap mengapresiasi pemerintah Indonesia atas penanganan pandemi Covid-19.

"Selanjutnya kita tentu berharap kondisi Indonesia yang membaik ini tetap dijaga karena nanti Bapak Presiden akan menjadi tuan rumah (KTT G20) pada bulan November," Sri Mulyani menutup.

Sebagai informasi, pertemuan dengan IMF dihelat hari ini, Minggu, (17/7/2022). Sejumlah Delegasi IMF hadir, yaitu Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF Krishna Srinivasan, dan Representatif Senior IMF untuk Indonesia James Walsh.