Sukses

Sekjen PDIP Ingatkan Kebinekaan Merupakan Instrumen Kekuatan Nasional

Hasto Kristiyanto mengatakan, Indonesia harus membangun kepemimpinannya di dunia dengan menempatkan prinsip kebinekaan sebagai instrumen kekuatan nasional, sesuai teori geopolitik Sang Proklamator Sukarno atau Bung Karno.

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, Indonesia harus membangun kepemimpinannya di dunia dengan menempatkan prinsip kebinekaan sebagai instrumen kekuatan nasional, sesuai teori geopolitik Sang Proklamator Sukarno atau Bung Karno.

Hal ini disampaikannya saat memberi pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan Tahun 2022 yang dipusatkan di Universitas Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Minggu (17/7/2022).

Doktor Ilmu Pertahanan itu menjelaskan, muara teori pemikiran geopolitik Sukarno terhadap kebinekaan harus dilihat sebagai upaya membangun kepemimpinan Indonesia.

“Yakni dengan menempatkan kebhinnekaan sebagai anugrah, dan bagian dari instrument of national power, agar kekuatan demografi menjadi kunci kemajuan dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, riset dan inovasi atas cara pandang geopolitik,” kata Hasto.

Dia menjelaskan panjang lebar mengenai geopolitik Sukarno, berbasis pada hasil riset doktoralnya di Universitas Pertahanan RI.

Dijelaskannya bagaimana teori geopolitik ala Barat yang berwatak penjajahan, berbeda dengan teori Sukarno yang didasarkan pada ideologi Pancasila.

Karena berbasis Pancasila, teori geopolitik Sukarno bertujuan membangun tata dunia baru dengan membangkitkan solidaritas bangsa-bangsa agar dunia terbebas dari kolonialisme dan imperialisme, serta mengedepankan koeksistensi damai.

Dalam masa kekinian, menurut Hasto, teori itu masih relevan jika dikaitkan dengan kebinekaan Indonesia.

"Kerangka berpikir Indonesia merdeka yang satu, untuk semua rakyat Indonesia tanpa membeda-bedakan suku, agama, status, sosial, jenis kelamin tersebut oleh Bung Karno diformulasikan ke dalam Pancasila, terutama sila ketiga, Persatuan Indonesia," jelas dia.

 

2 dari 3 halaman

Sama Kedudukannya

Sila Persatuan Indonesia ini, lanjut Hasto, falsafah dasarnya adalah kebangsaan.

Yang intinya, bahwa Indonesia merdeka dibangun untuk semua, semua untuk satu, dan satu untuk semua.

"Dengan prinsip kebangsaan ini, segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan, dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya," jelas dia.

 

3 dari 3 halaman

Tak Boleh Diskriminasi

Hasto mengingatkan, Kebinekaan harus menjadi landasan agar tak terjadi politik diskriminasi.

"Kebinnekaan menjadi landasan tidak boleh adanya politik diskriminasi," jelas dia.

Para mahasiswa dan dosen pembimbing antusias mendengarkan pembekalan Hasto. Mereka juga meminta kesempatan foto bersama usai berpidato.