Liputan6.com, Jakarta - Setelah hampir 6 tahun berlalu, banjir besar kembali melanda Kabupaten Garut, Jawa Barat. Meski tak sedahsyat pada 2016, banjir Garut kali ini merendam 20 desa di 8 kecamatan.
Merujuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Garut, banjir dipicu hujan lebat sejak Jumat malam 15 Juli hingga Sabtu 16 Juli 2022. Total ada 32 desa di 14 kecamatan terdampak banjir, banjir bandang hingga longsor.
Advertisement
Baca Juga
Pemerintah Kabupaten Garut kemudian menetapkan status masa tanggap darurat bencana banjir dan longsor selama dua pekan ke depan. Tepatnya sejak 16 Juli hingga 29 Juli mendatang.
"Langsung dua minggu ya, setelah itu ada rehab rekon," ujar Wakil Bupati Garut Helmi Budiman di Aula BPBD, Sabtu 16 Juli 2022.
Bencana banjir beberapa kali terjadi di sekitar hulu Sungai Cimanuk. Bahkan pada 20 September 2016, banjir bandang Garut menewaskan 34 orang, serta mengakibatkan 19 warga hilang dan 35 korban luka.
Ketika itu lebih dari 6.300 orang mengungsi. Banjir bandang di Garut juga mengakibatkan 858 rumah rusak berat, 207 rumah rusak sedang, dan 1.446 rumah rusak ringan.
Adapun banjir pada 15 dan 16 Juli 2022 mendapat perhatian serius Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bahkan, Uu Ruzhanul Ulum selaku Pelaksana Harian atau Plh Gubernur Jawa Barat menyebut dugaan penyebab banjir di Garut.
Apa dugaan Plh Gubernur Jawa Barat terkait banjir besar di Garut? Bagaimana ragam tanggapan banjir besar yang kembali menerjang Garut? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:
Infografis Banjir Besar Kembali Terjang Garut
Advertisement
Infografis Dugaan Penyebab Banjir Besar di Garut
Infografis Ragam Tanggapan Banjir Besar Kembali Terjang Garut
Advertisement