Liputan6.com, Jakarta - Ratusan demonstan hadir di kantor DPP PPP di Menteng pada Senin (18/7/2022). Demonstran yang hadir menuntut agar Suharso Monoarfa mundur dari jabatan sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Kegelisahan tersebut muncul lantaran kekhawatiran kader-kader PPP di seluruh Indonesia akan kebijakan Suharso.
Baca Juga
“Kami adalah kader militan PPP sejak masa orde baru hingga saat ini. PPP sebagai rumah besar Umat Islam Indonesia terus diperjuangkan agar terakomodirnya kepentingan Umat Islam dalam mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat Indonesia,” ujar Wahyudin, perwakilan Front Kader Penyelamat Partai Persatuan Pembangunan (FKPP PPP).
Advertisement
Menurutnya, selama Suharso menjabat sebagai Ketua Umum, tidak adanya lagi identitas yang dimunculkan oleh Ketua Umum yang melambangkan perjuangan dan nilai sejarah yang menjadi dasar pergerakan PPP.
“Arogansi, otoritarianisme dan kepentingan pribadi Suharso Monoarfa sangat mewarnai roda organisasi PPP saat ini. Dalam beberapa tahun belakangan nilai sejarah dan perjuangan para ulama, kader dan simpatisan PPP tidak lagi menjadi dasar pergerakan PPP,” tambah Wahyudin.
Elektabilitas Melorot
Di hadapan demonstran lainnya, Wahyudin menyampaikan kondisi PPP saat ini. Di matanya, kondisi PPP berada di ujung tanduk.
“PPP hari ini sangat terpuruk kondisinya. Tahun 2019 kami hampir tidak lolos Parlementary Treshold (PT) dan survei hari ini PPP hanya 1,7% elektabilitasnya."
"Kami takut PPP hilang di 2024,” pungkasnya.
Advertisement