Sukses

Kemenkominfo Gelar Webinar Literasi Digital Untuk Wilayah Sumatera

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi terus melakukan literasi digital.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi terus melakukan literasi digital kepada lebih dari 14,6 juta orang.

Dalam perjalanannya Program #MakinCakapDigital sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2021 yang lalu, berfokus pada peningkatan wawasan dan kecakapan digital masyarakat Indonesia yang diukur berdasarkan 4 (empat) pilar digital, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital.

“Pada tahun 2022 akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat. Kinerja literasi digital pun mulai menunjukkan peningkatan dari segi kualitas. Peluang kecakapan digital tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal, mengingat kita memiliki potensi sumber daya manusia yang besar," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, dalam sambutan program Makin Cakap Digital.

Senin (18/7/2022) Kemenkominfo bersama siberkreasi juga menyelenggarakan kegiatan webinar yang ke-2 untuk berbagai kelompok masyarakat/komunitas di wilayah Sumatera dengan tema “Konsep Bisnis Digital: Digital Marketing”.

Webinar yang dihadiri oleh lebih dari 1.400 orang peserta tersebut menghadirkan Rizki Nugroho, Entrepreneur & Podcaster & Co-Founder Paberik Soeara Rakjat; Fikri Andhika, Program Director Next Generation (NXG) Indonesia; dan Indriyatno Banyumurti, Direktur Eksekutif ICT Watch, sebagai narasumber.

2 dari 2 halaman

Konsep Digital Marketing

Dalam webinar tersebut, Rizki Nugroho membahas mengenai konsep digital marketing ditinjau dari perspektif pilar kecakapan digital. Ia mengatakan, penggunaan teknologi digital dalam melakukan kegiatan bisnis pada saat ini menjadi hal yang penting.

"Berbagai fitur dan kemudahan yang diberikan oleh perkembangan teknologi digital dapat membantu kita untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan bisnis, misalnya saja dalam melakukan riset produk dan riset pasar, pengelolaan data pelanggan, bahkan mempermudah aktivitas transaksi bisnis”, papar Rizki Nugroho dalam sesi webinar tersebut.

Fikri Andhika memperkaya pembahasan mengenai digital marketing ditinjau dari perspektif etis digital. Menurut dia, semakin masifnya perkembangan digital memaksa kita untuk semakin sering bersosialisasi di dunia digital.

"Atas dasar tersebut pemahaman terkait keamanan berbisnis di dunia digital menjadi sangat penting. Hal tersebut dapat membantu sebuah bisnis untuk terhindar dari dampak negatif yang mungkin dapat timbul dari campaign pemasaran yang kurang etis. Kita perlu meningkatkan kesadaran, tanggung jawab, dan memastikan kebermanfaatan yang dapat diberikan saat melakukan aktivitas di dunia digital”, jelas Fikri Andhika.

Sementara Indriyatno Banyumurti melengkapi pembahasan mengenai digital marketing ditinjau dari perspektif aman digital. Di matanya, dunia digital bagaikan pisau bermata dua yang mana memiliki sisi positif dan sisi negatif.

"Tugas kita sebagai masyarakat yang erat dengan penggunaan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari adalah meningkatkan kewaspadaan terhadap sisi negatif tersebut. Di Indonesia, tindak penipuan menjadi sisi negatif teknologi digital yang paling sering ditemui. Aktivitas penipuan tersebut meliputi peretasan akun, impersonasi akun, penawaran kerja fiktif, dan modus percintaan. Untuk meminimalisir hal tersebut, ada beberapa tips yang dapat kita lakukan. Pertama, mengaktifkan pengamanan berjenjang pada perangkat digital kita. Kedua, waspada akan link dan file yang tidak dikenal Ketiga, jangan merespon panggilan telepon atau pesan yang meminta data pribadi/password/PIN”, ujar Indriyatno Banyumurti.