Liputan6.com, Jakarta - Wasekjen Golkar Bobby Adhityo Rizaldi menyatakan, kunjungan kerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke China, Jepang, dan Korsel merupakan kunjungan yang tepat untuk meningkatkan hubungan antarnegara.
“Iya, saya rasa itu kunjungan kerja yang tepat, sekaligus mempererat hubungan bilateral dengan masing-masing negara yang saat ini berinvestasi dengan nilai signifikan besar di Indonesia di berbagai sektor,” kata Bobby pada Liputan6.com, Selasa (26/7/2022).
Anggota Komisi I itu menyebut, kunjungan Jokowi tidak untuk menambah utang, melainkan untuk membahas dan belajar mengenai investasi di tiga negara yang tengah tumbuh tersebut.
Advertisement
“Kunjungan ini memastikan bahwa investasi ketiga negara sahabat tersebut tetap tumbuh dan meningkat, yang diharapkan bukan hanya G (goverment) to G tapi juga dari sektor swasta, karenanya di Jepang dan Korea Selatan, Presiden juga diagendakan bertemu dengan kalangan bisnis setempat. Menurut saya, ini kunjungan kerja yang efektif,” kata dia.
Baca Juga
Sementara itu, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, menyatakan Demokrat menghormati kunjungan kerja Presiden ke tiga negara di Asia Timur yang membawa misi penguatan kerja sama di bidang ekonomi. Namun, Demokrat meminta kunker tersebut tidak membawa Indonesia kembali menambah utang ke Tiongkok.
“Presiden Jokowi mesti memastikan agenda ekonomi yang dijalankan pada misi ini untuk kepentingan ekonomi nasional, bukan sebaliknya yang malah bisa membawa Indonesia terjerumus pada jebakan utang (debt trap) sebagaimana yang dialami beberapa negara yang terancam gagal akibat “Jebakan Utang China”,” kata dia.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua
Tidak Masuk Perangkap Utang China
Kamhar menyebut Indonesia tidak boleh masuk “perangkap” utang lagi. “Indonesia memiliki beberapa proyek besar yang didanai utang dari China, jika tak terkelola baik ini bisa membawa negara kita masuk perangkap,” tegasnya.
Menurut Kamhar, Jokowi harus ingat bahwa memiliki janji kampanye untuk tidak kembali menambah utang negara.
“Kami mengingatkan hati-hati berutang, dan hati-hati dalam mengelola utang apalagi saat ini utang kita tertinggi sepanjang sejarah republik ini berdiri. Kenyataan yang kita dapati ini sangat jauh berbeda dengan janji kampanye Jokowi pada 2014 yang lalu yang menyatakan menolak utang luar negeri, ternyata menjadi pengutang terbesar dan berpotensi membawa Indonesia pada jurang jebakan utang. Kita berharap kunjungan Presiden ini bisa melakukan negosiasi yang positif, bukan untuk menambah utang melainkan untuk skema pengalihan utang,” pungkas dia.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement