Sukses

Polisi: Citayam Fashion Week Bikin Macet Jalan Sudirman hingga Senayan

Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin mengakui, adanya Citayam Fashion Week telah membuat kemacetan sepanjang Jalan Sudirman hingga Senayan.

Liputan6.com, Jakarta Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin mengakui, adanya Citayam Fashion Week telah membuat kemacetan sepanjang Jalan Sudirman hingga Senayan. Menurut penilaian dari timnya, dipastikan simpul kemacetan tersebut ada di Dukuh Atas, tempat di mana Citayam Fashion Week digelar.

"Kita pantau simpul kemacetannya itu dari adanya aktivitas di 'Citayam' (Dukuh Atas). Kemacetan kami pantau ekornya sampai dengan Senayan, Semanggi. Dari Jalan Jenderal Sudirman tiba-tiba mengerucut akan berbelok ke arah lokasi Dukuh Atas di bawah itu, di sanalah terjadi sumbatan," kata Komarudin kepada awak media, Rabu (27/7/2022).

Adapun Citayam Fashion Week di kawasan Dukuh Atas Jakarta, mulai meresahkan banyak pihak. Kawasan yang semula hanya diramaikan kumpulan bocah dari kawasan suburban, kini berubah menjadi episentrum megah yang dipadati kelompok manusia dari pelbagai kelas.

Imbasnya, kawasan yang notabene jalan umum tersebut kini berubah jadi panggung aksi sehingga berdampak pada lalu lintas kendaraan bermotor yang terhambat, hingga sulitnya pejalan kaki untuk lewat.

Demi mengurai kemacetan tersebut, Komarudin pun melakukan penutupan sementara di kawasan Citayam Fashion Week. Dia menyatakan, tindakannya berhasil membuat kepadatan terurai dalam waktu 30 menit.

"Kita lakukan upaya penutupan sementara, maka alhamdulillah kurang lebih dalam waktu setengah jam bisa dinormalkan kembali dan bisa buka kembali aktivitas," jelas polisi berpangkat melati tiga ini.

 

2 dari 3 halaman

Polisi Ingin Citayam Fashion Week Dilakukan saat CFD

Dirlantas Polda Metro Kombes Latif Usman mengatakan, fungsi jalan kembali normal dan kemacetan terhindari maka aksi-aksi serupa catwalk di kawasan Dukuh Atas hendaknya dibolehkan hanya pada saat Car Free Day (CFD) saja.

“Misalnya itu dilakukan pada hari CFD berarti kan enggak ada kendaraan yang melintas. Kalau tidak mengganggu lalu pada saat CFD silakan,” kata Latif kepada awak media saat dihubungi, Senin, 25 Juli 2022.

Latif memastikan, polisi pada prinsipnya mendukung segala bentuk kreativitas bersifat positif. Namun, saat kegiatan tersebut sudah mengganggu ketertiban umum dan pengguna jalan lain, maka penertiban harus dilakukan.

“Aktivitas masyarakat boleh menggunakan jalan selama tidak mengganggu pengguna jalan lain. Kita tidak akan mematikan kreativitas dari masyarakat selama tidak mengganggu,”ungkapnya.

Sejak beberapa waktu lalu, fenomena Citayam Fashion Week masih mencuri atensi publik. Kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Dukuh Atas, Jakarta Pusat kian hari kian ramai dipadati para remaja hingga selebriti Tanah Air.

Keramaian kian memadat setelah diselenggaranya acara catwalk di zebra cross yang membuat sejumlah kendaraan ikut terjebak macet. Maka dari itu tak sedikit yang menyoroti soal dampak lalu lintas yang terjadi.

Akibatnya polisi pun berjaga di lokasi 'Citayam Fashion Week'. Pihak keamanan bahkan menutup jalur zebra cross. Penjagaan dilakukan sampai malam hari. Tak hanya itu, lampu di sekitar lokasi sengaja dimatikan.

3 dari 3 halaman

DPRD DKI Usul Citayam Fashion Week Jadi Kegiatan Alternatif di Akhir Pekan

Menanggapi polemik pemindahan fenomena Citayam Fashion Week, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani mengusulkan kegiatan fashion show menjadi kegiatan warga pada akhir pekan. Pelaksanaannya pun tidak hanya terpusat di Kawasan Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta Pusat.

Zita berujar, usulan itu muncul lantaran dari kegiatan tersebut secara ekosistem dapat menggerakan ekonomi skala mikro sekaligus memantik kreativitas anak muda, khususnya kaum kelas sosial menengah ke bawah.

"Kita boleh memfasilitasi misalnya hari Jumat di SCBD, Sabtu di BKT, lalu di mana lagi di PIK misalnya tapi enggak boleh memaksa hanya boleh memfasilitasi saja," kata Zita di Gedung DPRD, Selasa, 26 Juli 2022.

Politikus PAN itu menyampaikan tidak setuju dengan usulan kegiatan di Dukuh Atas dipaksa harus dipindah karena dianggap terlalu memancing keramaian. Sebab menurutnya, fenomena itu lahir dari orisinalitas warga.

Adapun jika bertujuan untuk menjaga ketertiban lalu lintas, dia mengusulkan agar sebaiknya Pemprov DKI menyediakan alternatif tempat, sehingga kerumunan dapat terpecah.

"Itu bukan hak kita untuk memindahkan, karena ini kan fenomena alami kalau mereka mau pindah boleh," ungkapnya.