Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap cuaca cerah mendominasi wilayah DKI Jakarta. Kondisi ini diperkirakan terjadi hingga malam nanti.
Namun, siang hari ada sebagian titik Ibu Kota yang diprediksi berawan yaitu Jakarta Pusat dan Jakarta Utara. Bahkan lewat laman resminya, BMKG menyebut ada potensi hujan dibarengi petir sore nanti.
"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dengan durasi singkat di wilayah Jaksel dan Jaktim pada sore hari," jelas BMKG diperingatan dini cuaca hari ini, Kamis.Â
Advertisement
Baca Juga
Sementara, langit cerah menyinari keempat kota penyangga Jakarta pagi hari ini. Siang nanti, Bogor diguyur hujan ringan, sementara, Depok, Bekasi serta Tangerang dilaporkan cerah berawan.
Patut diwaspadai pula hujan diselingi petir dan angin kencang di sebagian besar daerah penyangga sore hari.Â
"Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang pada rentang waktu antara sore hingga malam hari di wilayah Kab. dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab. dan Kota Bekasi," kata BMKG.Â
Berikut informasi prakiraan cuaca untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Pusat |  Cerah Berawan |  Berawan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Selatan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Timur |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Utara |  Cerah Berawan | Berawan |  Cerah Berawan |
 Kepulauan Seribu |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Bekasi |  Cerah |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |
Depok | Cerah | Cerah Berawan | Hujan Ringan |
Bogor | Â Cerah | Â Hujan Ringan | Â Hujan Ringan |
Tangerang | Â Cerah | Â Cerah Berawan | Â Cerah |
BMKG Jelaskan Rentetan Gempa yang Getarkan Larantuka NTT
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan dua gempa yang terjadi di Larantuka, NTT, pada Sabtu (23/7/2022). Daryono menyatakan kedua gempa Larantuka terjadi pada Sabtu (23/7/2022) pukul 13.09 WIB dan pukul 14.35 WIB dengan magnitudo (update) 5,4 magnitudo dan 5,4 magnitudo.
Episenter gempa pertama terletak pada koordinat 7,65° LS - 122,43° BT tepatnya di Laut Flores dengan kedalaman 11 km. Sementara Gempa kedua episenter terletak pada koordinat 7,57° LS - 122,45° BT yang juga berpusat di Laut Flores dengan kedalaman 12 km.
"Jarak episenter gempa pertama dan kedua terpaut relatif berdekatan, yaitu hanya sekitar 4,2 km," kata Daryono kepada Liputan6.com, Sabtu (23/7/2022).
Daryono mengatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, kedua gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Flores. Â
"Menariknya kedua gempa ini memiliki perbedaan mekanisme sumber. Jika gempa yang pertama memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip) tetapi gempa yang kedua memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," jelas Daryono.
Lebih lanjut Daryono menyebut jika melihat mekanisme yang berbeda antara kedua gempa, tampak kedua gempa memiliki sumber yang berbeda. Sehingga ada dugaan gempa kedua terjadi karena efek picuan statis (static triggering) dari gempa yang bertama yang lamanya terpaut sekitar hampir 1,5 jam.
"Namun demikian, melihat lokasi episenternya, kedua gempa ini tidak terletak pada jalur sumber gempa Sesar Naik Flores (Flores Back-Arc Thrusting), tetapi lebih ke arah utara dari sumber gempa yang sudah banyak dikenal oleh para ahli kebumian ini," terang dia.
Â
 * BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Tidak Berpotensi Tsunami
Getaran gempa bumi ini, kata Daryono, tidak hanya dirasakan di Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT) tapi juga berdampak dan dirasakan di Pulau Kalaotoa di Kepulauan Selayar, Ende, Maumere, dan Lewoleba dalam skala intensitas III MMI.
"Di mana getaran dirasakan warga seakan akan truk berlalu. Beberapa warga semua lari berhamburan keluar rumah saking terkejut karena guncangan terjadi secara tiba-tiba," ujarnya.
Daryono mengungkapkan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami karena kekuatannya yang relatif kecil dan belum mampu menimbulkan deformasi dasar laut yang dapat menimbulkan gangguan kolom air laut (tsunami).
Sebelumnya, gempa tiga kali mengguncang Larantuka, Nusa Tenggara Timur pada Sabtu, (23/7/2022). Gempa pertama kali terjadi pada pukul 13.09 WIB dengan magnitudo 5,5 dirasakan di Ende, Maumere, Larantuka, Lewoleba, Adonara dan Mbay-Nagekeo.
Sementara gempa kedua terjadi pukul 13.45 WIB dengan magnitudo 4,6. Kemudian, gempa bumi ketiga kembali mengguncang Larantuka, NTT pada pukul 14.35 bermagnitudo 5,7 atau 5,4 magnitudo (update).
Gempa bumi sebelumnya kembali mengguncang Larantuka, NTT pada Sabtu (23/7/2022). Gempa Larantuka ketiga ini terjadi pada pukul 14.35 bermagnitudo 5,7.
Dalam keterangannya, Badan Meteorologi, Klimatotogi, dan Geofisika (BMKG) menyebut koordinat gempa Larantuka berada pada 7.57 Lintang Selatan, 122.45 Bujur Timur. Atau 100 km Barat Laut Larantuka, NTT.