Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan, pemerintah menyerahkan sepenuhnya penyelidikan penembakan Brigadir J alias Nofriansyah Yoshua Hutabarat diusut tuntas oleh kepolisian.
Adapun, kematian Brigadir Yoshua menjadi sorotan publik. Hal ini setelah ditemukannya banyak dugaan bentuk kekerasan, seperti luka bekas sayatan, jari dan bahu yang patah, kemudian rahang yang bergeser dan yang lainnya. Ini setelah adanya insiden baku tembak di kediaman Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo beberapa waktu lalu.
Mahfud menuturkan, dirinya tidak akan terlibat dalam proses teknis penyidikan karena itu menjadi ranahnya pihak kepolisian. Tetapi, kata Mahfud, pemerintah akan terus mengawal kasus kematian Brigadir J.
Advertisement
"Penyidikan Menkopolhukam tidak boleh masuk ke projusticia, tapi mengawal pelaksanaannya dari sudut kebijakan negara bukan dari teknis penyidikan," ujar Mahfud usai ditemui ayah Brigadir J di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Mahfud MD menambahkan, dirinya tidak punya pendapat siapa yang salah dalam kasus ini. Biarkan tim yang telah dibentuk Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo bekerja hingga tuntas.
"Tinggal nanti pada akhirnya kita kawal semua. Saya tidak punya pendapat siapa yang salah apakah Brigadir J atau Sambo (Irjen Ferdy Sambo) atau Bharada E atau siapa. Saya tidak pernah katakan itu," katanya.
Mahfud mendorong penyelidikan kasus penembakan ini harus dibuka secara transparan. Hal itu juga sejalan dengan instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Sehingga pemerintah ingin misteri kematian tersebut tidak ditutupi ke publik.
"Saya hanya mengatakan buka sejujur-jujurnya karena semua kita punya catatan. Jadi arahan Presiden pemerintah pusat sampai sekarang cukup sudah benar. Pokoknya buka," imbuhnya.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menuturkan, dirinya tidak akan terlibat dalam proses teknis penyidikan. Karena itu menjadi ranahnya pihak kepolisian. Tetapi kata Mahfud, pemerintah akan terus memantaunya kematian kasus Brigadir J.
"Penyidikan Menkopolhukam tidak boleh mssuk ke projusticia, tapi mengawal pelaksanaannya dari sudut kebijakan negara bukan dari teknis penyidikan," tegasnya.
Temui Mahfud MD, Ayah Brigadir J Akui Kesal Anaknya Jadi Korban Fitnah
Kasus kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat membuat heboh publik. Sebab, kematiannya diduga disebabkan karena berbagai penganiayaan. Karena ditemukan seperti rahang yang bergeser, bekas sayatan, dan jari yang patah.
Atas hal tersebut, ayah dari Brigadir J, Samuel Hutabarat menemui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam)Â Mahfud MDÂ di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Samuel melakukan audiensi terkait kasus penembakan putranya.
"Kami ucapkan kepada bapak Menkopolhukam, yaitu Bapak Mahfud MD, yang sudah bersedia menerima kami, bertatap muka untuk menyampaikan apa hal-hal yang menjadi hakikat kami tentang proses hukum anak kami," ujar Samuel.
Samuel pun mencurahkan isi hatinya alias curhat karena banyak pihak yang menghakimi putranya telah bersalah dalam kasus adu tembak tersebut. Adapun Brigadir J diduga melakukan pelecehan seksual terhadap istri Kadiv Propam nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
"Jadi dalam hal ini kami sampaikan bahwa akhir-akhir ini sudah memang banyak saya perhatikan, begitu banyak di luar sana yang sudah memvonis secara tidak kehakiman bahwa anak ini diisukan bersalah," ujar Samuel.
Samuel mengungkapkan, fitnah yang diberikan kepada sang anak sangat kejam. Ia merasa terpukul dan sakit hati. Apalagi putranya dituduh telah melakukan pelecehan seksual.
"Kami atas nama Hutabarat di seluruh Jabodetabek merasa terpukul merasa sakit hati kami. Bukan cuma Indonesia, seluruh dunia sudah mengucapkan ini, belum ada keputusan pengadilan, anak kami dikatakan mencabuli. Jadi ini kami Hutabarat kurang terima," tegasnya.
Samuel berterima kasih terhadap respons pemerintah yang mendorong kasus penembakan ini transparan. Kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), ia berterima kasih telah mengupayakan penyelidikan kasus akan transparan.
"Kepada Pak Jokowi pun kami ucapkan terima kasih atas perhatian sudah mengucapkan tiga kali agar upaya ini dibuka selebar-lebarnya, jangan ada yang ditutup-tutupi," katanya
"Dan kepada Mahfud yang pertama kali merespons persoalan ini kami sangat berterima kasih sekali. Sampai Pak Mahfud mengatakan kalau mencari tikus, dalam suatu lumbung, jangan lumbungnya dibakar," ungkapnya.
Advertisement
Kapolri Ajak Masyarakat Awasi Penanganan Kasus Kematian Brigadir J
Sementara Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meminta kepada masyarakat untuk mengawasi penanganan kasus kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat. Sigit pun berkomitmen menuntaskan misteri kematian Brigadir J hingga terang-benderang ke publik.
"Saya kira semua kegiatan-kegiatan tersebut tentunya menjadi perhatian publik. Kita minta semuanya ikut mengawasi, sehingga transparansi, akuntabilitas, dari hasil yang kita harapkan yang tentunya kita pertanggungjawabkan ke publik, betul-betul bisa berjalan dengan lancar, dengan baik, dan memenuhi rasa keadilan yang ditunggu publik," tutur Kapolri Listyo di The Tribrata Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 27 Juli 2022.
Menurut Listyo, saat ini seluruh tim yang terlibat, baik dari internal Polri dan eksternal, yakni Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) masih terus bekerja mengusut kasus tersebut.
"Rekan-rekan melihat ada kegiatan-kegiatan dari Timsus yang presenstasikan, apa yang didapat Komnas, demikian juga hari ini akan telah dilaksanakan autopsi ulang, demikian juga akan disampaikan ke publik," jelas dia.
Listyo pun meminta publik dapat bersabar menunggu hasil dan kesimpulan dari penyidikan yang telah dilakukan Polri dan pihak ekstenal lainnya.
"Saya kira kita tunggu hasilnya dan mudah-mudahan semua berjalan dengan baik," Listyo menandaskan.Â
Sekedar informasi jika kasus baku tembak yang terjadi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo pada Jumat 8 Juli 2022. pukul 17.00 WIB. Turut melibatkan Brigadir J yang tewas akibat tembakan dari Bharada E.
Adapun baku tembak itu ditengarai adanya dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir Yoshua kepada Putri Chandrawathi istri Irjen Pol Ferdy Sambo. Untuk saat ini kasus yang ditangani Polda Metro Jaya berkaitan dugaan pelecehan, dan pengancaman serta percobaan pembunuhan terhadap istri Ferdy Sambo telah ditarik ke Bareskrim Polri
Alhasil, kini Bareskrim Polri turut mengusut tiga kasus dengan tambahan kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J yang dilaporkan kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak. Di mana ketiga kasus ini telah dinyatakan naik penyidikan.
Â
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com Â