Liputan6.com, Jakarta Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, selama ini, pemerintah bekerja keras agar masyarakat tidak terbebani dengan kenaikan harga-harga komoditas, imbas dari ketidakpastian global. Salah satunya, dengan memberikan subsidi BBM dan gas yang nilainya mencapai Rp 502 triliun.
"Jadi, bapak/ibu yang naik sepeda motor, itu negara menyubsidi Rp 3,7 juta dalam satu tahun. Bagi yang naik mobil, negara menyubsidi Rp 19,2 juta setahun," kata Moeldoko dikutip dari siaran persnya, Senin (8/8/2022).
Baca Juga
"Untuk itu, saya mohon kita berhemat dalam menggunakan BBM," sambung dia.
Advertisement
Dia menuturkan, Indonesia sedang menghadapi ujian berat berupa ancaman kriris pangan, energi, dan ketidakpastiaan global. Moeldoko menyebut kondisi ini dapat memicu terjadinya krisis ekonomi.
"Indonesia yang menjadi bagian global, sedang dihadapkan pada kondisi yang tidak normal. Terlebih, saat ini banyak negara menghadapi krisis ekonomi yang bisa memberikan dampak terhadap krisis lainnya," jelas dia.
Moeldoko menyampaikan, berdasarkan data IMF, setidaknya ada 60 negara yang perekonomiannya diperkirakan akan ambruk. Dari 60 tersebut, sebanyak 42 negara di antaranya dipastikan sudah menuju ambruk.
"Kita harus bersyukur, Indonesia masih dalam keadaan baik. Ketahanan pangan dan energi masih terjaga. Ekonomi terus tumbuh meski inflasi naik di angka 4 persen lebih. Tapi kita juga harus waspada," tutur Moeldoko.
Â
Negara Manapun Tak Kuat
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diberikan pemerintah sudah sangat besar yakni, mencapai Rp 502 triliun. Menurut dia, tidak ada negara mana pun yang kuat memberikan subsidi sebesar itu.
"Perlu kita ingat subsidi terhadap BBM sudah terlalu besar dari Rp170 (triliun) sekarang sudah Rp502 triliun. Negara manapun tidak akan kuat menyangga subsidi sebesar itu," kata Jokowi dalam acara Zikir dan Doa Kebangsaan di halaman Istana Merdeka Jakarta, Senin 1 Agustus 2022.
"Tapi alhamdulilah kita sampai saat ini masih kuat. Ini yang perlu kita syukuri," sambungnya.
Dia menyampaikan bahwa harga bensin di negara lain mencapai Rp 31.000 sampai Rp 32.000 per liter. Sedangkan, harga Pertalite di Indonesia Rp7.650 per liter.
Â
Advertisement
Dunia Tak Baik-Baik Saja
"Kita patut bersyukur, Alhamdulilah kalau bensin di negara lain harganya sudah Rp 31.000, Rp 32.000. Di Indonesia Pertalilte masih harganya Rp 7.650," ucap Jokowi.
Jokowi menuturkan bahwa dunia saat ini sedang dalam kondisi yang tak baik-baik saja. Setelah dihantam pandemi Covid-19 hampir 2,5 tahun, dunia kini dihadapi dengan munculnya perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan krisis.
"Muncul sesuatu yang dadakan yang tidak kita perkirakan sebelumnya. Sakitnya belum sembuh, muncul yang namanya perang di Ukraina sehingga semuanya menjadi bertubi-tubi, menyulitkan hampir semua negara. Semua negara berada dalam posisi yang sangat sulit," jelas Jokowi.