Sukses

Jokowi ke BMKG: 13 Juta Orang Diprediksi Kelaparan Akibat Perang, Antisipasi Sedini Mungkin

Jokowi mewanti-wanti bahwa ancaman kelaparan yang dipicu perang Rusia-Ukraina harus ditangani secara serius dan komprehensif.

 

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, dampak perubahan iklim sangat luas dan multisektoral, mulai dari bencana alam hingga ketahanan pangan.

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), kelompok yang paling rentan terdampak perubahan iklim yakni, 500 juta petani usaha kecil yang memproduksi 80 perssn sumber pangan dunia.

Tak hanya itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memprediksi ada 13 juta orang yang kelaparan akibat perang Rusia-Ukraina. Pasalnya, perang membuat rantai pasok dunia menjadi terhambat.

"WHO juga memprediksi akan ada 13 juta orang kelaparan akibat terhambatnya rantai pasok dunia akibat perang Ukraina," kata Jokowi dalam Rakor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara virtual, Senin (8/8/2022).

Dia menekankan bahwa hal tersebut merupakan persoalan yang sangat serius. Jokowi pun meminta BMKG untuk melakukan antisipasi sesegera mungkin, menyusul prediksi WHO.

"Hati-hati, ini persoalan yang sangat serius, perlu penanganan yang komprehensif, perlu antisipasi sedini mungkin, secepat cepatnya dan sebaik baiknya," ujarnya.

Jokowi mengingatkan bahwa dampak perubahan iklim ini sangat serius sehingga membutuhkan kebijakan dan sistem yang teruji dan tangguh. Hal ini untuk menjamin ketahanan pangan secara merata dan berkesinambungan, serta sistem peringatan dini ketika bencana akan terjadi.

Dalam hal ini, kata Jokowi, BMKG memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkannya. Khususnya, terkait monitoring prediksi dan peringatan dini kondisi cuaca serta iklim ekstrem.

"Ini sangat membantu untuk perumusan strategi pencegahan dan penanggulangan," ucap Jokowi.

 

2 dari 2 halaman

Identifikasi Risiko Perubahan Iklim

 

Oleh sebab itu, Jokowi memerintahkan BMKG untuk mengidentifikasi risiko iklim dan dampaknya secara menyeluruh.

Mulai dari, mengindentifikasi adaptasi yang bisa dilakukan, meningkatkan kapasitas SDM dan peralatan untuk permodelan cuaca serta iklim yang menggabungkan informasi dari teknologi satelit.

Kemudian, memperkuat layanan informasi BMKG dan literasi. Terutama, di wilayah pertanian dan perikanan sehingga petani dan nelayan bisa mengantisipasi terjadinya cuaca ekstrim.

"Perluas cakupan forum sekolah lapang iklim dan sekolah lapang cuaca nelayan sehingga bisa memberi dampak signifikan," tutur Jokowi.