Sukses

Periksa Hasil Uji Balistik, Komnas HAM Minta Puslabfor Hadirkan Senjata Sampai Peluru Kasus Kematian Brigadir J

Komnas HAM bakal memeriksa tim Puslabfor Polri terkait hasil uji balistik terkait penyelidikan kematian Brigadir J. Dalam pemeriksaan ini, akan dihadirkan barang bukti mulai dari senjata api sampai peluru.

Liputan6.com, Jakarta - Komnas HAM bakal memeriksa tim Puslabfor Polri terkait hasil uji balistik terkait penyelidikan kematian Brigadir J. Dalam pemeriksaan ini, akan dihadirkan barang bukti mulai dari senjata api sampai peluru.

"Kalau Komnas HAM biasanya begitu, kami harus melihat langsung barangnya, apalagi kita sudah punya sandingan informasi," kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam kepada wartawan, dikutip Rabu (10/8).

Adapun pemeriksaan terhadap Tim Puslabfor Polri, kata Anam, pihaknya bakal menguji dan mengecek kesesuaian setiap kepemilikan senjata yang telah menjadi barang bukti. Termasuk senjata Bharada E Glock-17 dan Brigadir J HS-19.

Adapun proses nanti juga bakal menjadi data sandingan sebagai konfirmasi atas temuan yang sudah didapat, mulai dari keterangan Tim Dokter Forensik terkait luka, keterangan ajudan, sampai Tim Siber Bareskrim Polri soal hasil digital forensik.

"Kalau ada tubuh luka siapapun itu diujinya dengan salah satu yang penting itu dgn balistik yang lain Inafis, kan begitu toh, kami balistik aja belum. Jadi besok semoga terkait balistik ini karena sempat ditunda beberapa kali," sebutnya.

"Kita selenggarakan sehingga kami semakin terang peristiwanya, kan kami banyak dalam hal Siber dari 15 handphone minimal 15 yang sudah kami dapatkan, walaupun ada beberapa handphone ada yang belum," tambah dia.

2 dari 3 halaman

Rampungkan Pemeriksaan

Sekedar informasi jika Komnas HAM saat ini telah merampungkan pemeriksaan terhadap seluruh ajudan atau adc Irjen Pol Ferdy Sambo yang berjumlah tujuh orang termasuk Bharada E, Bripka R dan, Brigadir D.

Dalam pemeriksaan ini, Komnas HAM artinya telah berhasil mengantongi keterangan dari para ajudan, termasuk juga sejumlah asisten rumah tangga (art) yang juga pada hari tersebut dimintai keterangan.

Sampai saat ini, Komnas HAM tercatat telah melangsungkan pemeriksaan terhadap Dokter Forensik terkait hasil autopsi. Sedangkan, Siber Bareskrim Polri terkait Digital Forensik telah didapat data dari 15 handphone pihak-pihak terkait.

3 dari 3 halaman

Luka Jarak Dekat

Sebelumnya, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah mengantongi beberapa bukti terkait insiden baku tembak polisi dengan polisi yang Brigadir J. Salah satunya, soal karakteristik luka tembak yang berasal dari jarak dekat.

"Kalau dari karakter luka, jaraknya memang tidak terlalu jauh. Tetapi ada beberapa karakter jarak yang berbeda- beda. Itu dari hasil pendalaman kami," kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam kepada wartawan, Selasa (26/7).

Selain itu, Anam juga telah mendapatkan penjelasan dari pihak kepolisian bahwa ada proyektil yang bersarang di tubuh Brigadir J berdasarkan hasil tujuh jumlah luka dari total lima proyektil yang dilesatkan Bharada E.

"Ada pertanyaan, kenapa kok jumlah lukanya masuk dan keluar berbeda? Jumlah luka masuk dan keluar berbeda karena memang ada yang masuk dan keluarnya memang pelurunya masih bersarang di tubuh. Sehingga jumlahnya berbeda," ujar dia.

Keterangan perihal luka di tubuh Brigadir J itu, lanjut Anam, telah didapat dari hasil pemeriksaan terhadap tim forensik yang dipimpin Kapusdokkes Polri, Irjen Pol Asep Hendradiana yang berlangsung, Senin (25/7) kemarin.

Dimana, Anam mengatakan kalau pihaknya ditunjukan dokumen mulai dari luka jenazah dari sesudah maupun sebelum autopsi. Dari penampakan sejumlah luka tembak di tubuh Brigadir J yang dikonfirmasi dengan keterangan keluarga.

"Kaki, bandingkan foto lebam yang pas hari minggu dengan foto jenazah yang diotopsi. Artinya angka kematian masih sangat pendek, itu kelihatan sekali. Jadi itu kunci dalam konteks autopsi adalah melibat jenazah sebelum diautopsi," ucapnya.

"Dan itu kami sudah lihat dengan detail, dan sangat mendalam. Ditunjukan bagaimana cara kerjanya dan pakai alat apa dan sebagainya, termasuk kami juga ditunjukan karena itu foto ya. Kameranya pakai kamera profesional yang memang untuk kerja-kerja forensik, pasti hasilnya berbeda," tambah dia.

Sumber: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com