Sukses

Apresiasi Juri untuk Para Calon Finalis Duta Peradilan Indonesia

Selama menjadi dewan juri, lanjut Eva, dia melihat fakta bahwa di zaman seperti sekarang ini, ternyata masih banyak generasi muda yang peduli dengan ekosistem dan pengertian hukum.

Liputan6.com, Jakarta Pemilihan finalis untuk maju lolos ke delapan besar masih digodok oleh para dewan juri Duta Peradilan Indonesia. Salah satu dewan juri, Eva Alicia pun mengapresiasi kemampuan para peserta atau calon finalis saat proses penyeleksian. 

Konten kreator yang juga pengusaha muda asal Jakarta itu mengaku salut dengan perjuangan yang dilakukan para peserta, untuk bisa lolos di tahap delapan besar. 

"Saya salut dengan semangat para (calon) finalis. Saya juga merasa terinspirasi, tadinya saya pikir pengalaman saya bisa membantu mereka, tapi ternyata saya justru belajar lebih banyak dari mereka. Apalagi mereka mempunyai misi yang sama untuk memajukan literasi hukum. It's very inspiring," jelas wanita berusia 20 tahun itu. 

Selama menjadi dewan juri, lanjut Eva, dia melihat fakta bahwa di zaman seperti sekarang ini, ternyata masih banyak generasi muda yang peduli dengan ekosistem dan pengertian hukum. 

"Mereka semua bersemangat banget untuk membantu teman-teman sekitar untuk mengerti, hukum itu apa dan siapa yang mempunyai hak-hak, itu penting banget sih," kata Eva. 

Saat proses penjurian, Eva menjelaskan, ada kriteria penting yang dinilai dari para calon finalis. Salah satunya mengenai impactful atau kemampuan mereka memberi dampak positif untuk masyarakat. 

"Salah satu kriteria yang penting untuk para finalis adalah mempunyai semangat dan why-nya itu tinggi. Rasa untuk ingin mengubah sesuatu untuk menjadi impactful adalah kriteria penting yang dilihat. Selain pengertian yang dalam mengenai ilmu hukum, kami juga ingin melihat apakah para finalis ini mempunyai dorongan besar dalam diri karena itu yang akan membuat mereka menjadi reachable dan intern," paparnya. 

Dengan adanya Program Duta Peradilan Indonesia, Eva berharap para peserta yang menjadi duta bukan sekadar menjadi wakil untuk organisasi atau institusi pendidikan tempat mereka menimba ilmu. 

"Menjadi duta itu kan nggak hanya orang yang merepresentasikan sebuah organisasi, tapi juga merepresentasikan diri mereka sendiri seperti apa. Jadi aku berharap yang menjadi Duta Peradilan Indonesia tahun ini bisa menularkan semangat dan yang terpenting adalah memberikan perspektif dan pandangan baru. Aku harap bisa relatable dan fun juga untuk dimengerti apalagi untuk hukum."

Sekadar informasi, sebanyak 2.973 orang yang mendaftar Duta Peradilan Indonesia berasal dari 342 kota/kabupaten dan 33 provinsi di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 710 pendaftar melakukan compile registration, yaitu sudah mengisi formulir dan submit video perkenalan. 

Kemudian dewan juri hanya dapat meloloskan 100 orang terbaik, lalu menyeleksi lagi 20 orang generasi muda terbaik berlatar belakang pendidikan hukum dan syariah yang tertarik dengan dunia peradilan. 

Dalam proses penyeleksian tersebut, para dewan juri memilih peserta terbaik berdasarkan nilai dari video perkenalan dan hasil kuis e-learning.

 

(*)