Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pertemuan dengan pimpinan lembaga negara di Istana Negara Jakarta, Jumat (12/8/2022). Pertemuan yang berlangsung 2,5 jam itu membahas soal krisis global seperti, krisis pangan hingga keuangan.
"Ya baru saja kita tadi bertemu dan berbicara selama lebih dari 2,5 jam, utamanya kita berbicara mengenai krisis global yang berkaitan dengan krisis pangan, krisis energi, dan juga krisis keuangan," jelas Jokowi usai pertemuan di Istana Negara Jakarta, Jumat (12/8/2022).
Adapun pimpinan lembaga negara yang hadir yakni, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman, Ketua Mahkamah Agung (MA) Muhammad Syarifuddin.
Advertisement
Kemudian, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Isma Yatun, dan Ketua Komisi Yudisial (KY) Mukti Fajar Nur Dewata.
Baca Juga
Jokowi menyampaikan dirinya dan para pimpinan lembaga negara juga membahas soal kondisi pangan dan energi dalam negeri. Dia mengaku sudah lama tak berkumpul dengan pimpinan lembaga negara.
"Memang sudah lama kita, lembaga-lembaga tinggi negara memang karena covid, memang sudah lama enggak ketemu. Jadi, pas 17-an Agustus-an, kita bertemu berbicara hal-hal yang tadi saya sampaikan," jelasnya.
Di sisi lain, dia menyampaikan bahwa subsidi untuk energi yang diberikan pemerintah saat ini jumlahnya terlalu besar yakni, Rp502 triliun. Hal ini dilakukan pemerintah untuk menahan harga pertalite, gas, listrik, dan pertamax.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Soal Subsidi BBM
Jokowi menyebut bahwa tak ada negara yang berani menggelontorkan subsidi yang diberikan pemerintah. Namun, dia belum bisa memastikan apakah pemerintah akan kuat memberikan subsidi kedepannya.
"Tapi apakah angka Rp502 triliun masih terus kuat kita pertahankan? Ya kalau bisa ya alhamdulillah baik, artinya rakyat tidak terbebankan tp klo mmg apbn tdk kuat gimana, ya kan," tutur Jokowi.
Menurut dia, harga BBM di negara lain naik dua kali lipat, mencapai Rp17.000 sampai Rp18.000 per liter. Hal ini jugalah yang disampaikan Jokowi kepada para pimpinan lembaga negara.
"Tadi kami menyampaikan ke beliau-beliau mengenai fakta-fakta itu, angka-angka itu. Kalau kita masih ada income negara dari komoditi, dari komoditas itu masih baik, ya kita jalani. Kalau ndak?" pungkas Jokowi.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement