Sukses

Komnas HAM Akan Cek TKP Kematian Brigadir J di Duren Tiga, Hari Ini Senin 15 Agustus

Dalam cek TKP kematian Brigadir J di Duren Tiga itu, akan ada perwakilan dari Labfor, Inafis, dan Dokpol serta Inspektorat Khusus (Itsus)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) direncanakan akan meninjau Tempat Kejadian Perkara (TKP) kematian Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat di rumah dinas Kadiv Propam, Kompleks Polri RT 5/RW 1, Duren Tiga Jakarta Selatan, hari ini Senin (15/8/2022). Dalam kegiatan itu, akan ada perwakilan dari Labfor, Inafis, dan Dokpol serta Inspektorat Khusus (Itsus)

"Untuk Senin, Komnas HAM infonya mau melihat TKP akan dihadiri oleh Labfor, Inafis, Dokpol dan Itsus," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Sabtu 13 Agustus 2022).

Dedi menyampaikan, peninjauan dijadwalkan pada pukul 10.00 WIB. Adapun, tujuan untuk kebutuhan melengkapi laporan yang telah dilakukan oleh internal Komnas HAM.

"TKP hanya ditinjau aja sama Komnas HAM untuk bahan laporan," terang dia.

Sebelumnya, Polisi telah menetapkan empat orang tersangka pembunuhan Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat. Mereka adalah mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Bharada E atau Richard Eliezer, Brigadir RR, dan KM.

Pada kasus ini, Ferdy Sambo dipersangkakan dengan Pasal 340 subsider Pasal 338 jo Pasal 55, Pasal 56 KUHP. Selanjutnya, Bharada E dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan Juncto 55 dan 56 KUHP.

Sedangkan, Brigadir RR dan KM dipersangkakan dengan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP.

Dari hasil pemeriksaan tim khusus, kata Kapolri, telah ditemukan bahwa tidak ada peristiwa tembak-menembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, namun hanya penembakan terhadap Brigadir J yang mengakibatkan meninggal dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Indikasi Pelanggaran HAM

Sebelumnya, Komnas HAM RI menemukan adanya indikasi kuat terjadinya pelanggaran HAM dalam kasus kematian Brigadir Yoshua, khususnya yang mengarah pada obstruction of justice atau upaya penghambatan penegakan hukum.

"Makanya salah satu fokus kami, misalnya soal 'obstruction of justice' dalam konteks kepolisian itu perusakan tempat kejadian perkara," kata Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam di Jakarta, Kamis, 11 Agustus kemarin. 

Komnas HAM, kata dia, mendalami dan memperhatikan terkait "obstruction of justice" dalam kasus tersebut. Sebab apabila ditemukan, hal itu merupakan bagian dari pelanggaran HAM.

Komnas HAM diketahui telah memeriksa Irjen Ferdy Sambo yang ditetapkan sebagai tersangka dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka bersama dua ajudan dan satu asisten rumah tangga merangkap sopir.

Ketiganya adalah Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Brigadir Kepala Ricky Rizal atau Bripka RR, dan Kuat Ma'aruf atau KM (sipil). 

Keempat tersangka dijerat Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana subsider Pasal 338 KUHP junto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP. Dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati atau penjara seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun. 

Dalam kasus ini, terdapat 31 anggota Polri yang melanggar prosedur dalam penanganan olah TKP Duren Tiga. sebanyak 16 di antaranya ditahan di tempat khusus, yakni enam orang di Mako Brimob dan 10 di Provost Mabes Polri.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS