Liputan6.com, Jakarta Pengacara keluarga almarhum Brigadir J alias Nofriansyah Yoshua Hutabarat, Kamaruddin Simanjuntak kembali 'berkicau' terkait hadirnya sosok yang disebut ‘si cantik’ dalam insiden yang menewaskan kliennya di Kompleks Duren Tiga Jakarta.
Kamaruddin mengklaim, tidak ada aksi pelecehan yang terjadi di Magelang antara Brigadir J dengan Putri Candrawathi atau istri dari Eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Menurut dia, perkara yang sebenarnya terjadi di Magelang adalah cekcok antara Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
“Di Magelang itu hanya ada ulang tahun perkawinan ke-22 dan di ulang tahun perkawinan itu memang terjadi pertengkaran antara si bapak dan si ibu. Sehingga si bapak pergi meninggalkan ulang tahun perkawinan itu,” kata Kamaruddin di Mabes Polri Jakarta, Selasa (16/8/2022).
Advertisement
Kamaruddin mengaku tidak tahu mengapa kedua pasangan suami-istri itu bertengkar. Namun, saat ditanya perihal klaim Ferdy Sambo bahwa ada peristiwa di Magelang yang membuatnya emosi, Kamaruddin menduga bahwa kliennya dituding Sambo telah memberikan informasi kepada Putri Candrawathi perihal ‘si cantik’.
“Tidak ada (pelecehan di Magelang), cuma diduga almarhum ini dituduh memberi informasi tentang kenapa si bapak tidak pulang ke rumah. Lalu dicariin oleh si ibu, diduga almarhum itu memberikan informasi tentang keberadaan si cantik dan lainnya itu,” urai Kamaruddin.
Kamaruddin yakin, pernyataan Sambo tentang pelecehan terhadap istrinya hanyalah karangan. Sebab dari rekaman CCTV dan informasi yang diterimanya, hubungan antara almarhum Brigadir J dan Putri saat kembali ke Jakarta masih berjalan biasa saja.
“Balik ke Jakarta juga normal. Jadi, terkait dengan tuduhan Ferdy Sambo yang menyatakan ada sesuatu di Magelang, justru dialah yang ada sesuatu dengan ibu dan dialah yang ada sesuatu dengan si cantik,” Kamaruddin menandasi.
Tidak Ada Pelecehan Brigadir J ke Istri Ferdy Sambo
Tim Khusus (Timsus) Polri menghentikan proses penyidikan terhadap laporan dugaan pelecehan seksual dan dugaan percobaan pembunuhan dengan terlapor Brigadir Yoshua alias Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Keputusan itu diambil berdasarkan hasil gelar perkara yang dilakukan penyidik timsus pada Jumat, (12/8/2022) sore kemarin.
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto turut memimpin jalannya gelar perkara.
Agus menggulang kembali hal-hal yang dipaparkan oleh Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi. Menurut kesaksian orang-orang berada di lokasi kejadian bahwa Brigadir J ketika itu berada di pekarangan rumah.
"Berdasarkan pemaparan Dirtipidum, semua saksi kejadian menyatakan almarhum Brigadir Josua tidak berada di dalam rumah, tapi di taman pekarangan depan rumah," kata Agus dalam keterangan tertulis, Sabtu 13 Agustus 2022.
Agus menyampaikan, Brigadir J justru masuk ke dalam usai dipanggil oleh Irjen Ferdy Sambo. "Almarhum J masuk saat dipanggil ke dalam oleh FS (Ferdy Sambo)," ujar dia.
Sebelumnya, ada Laporan Polisi (LP) terhadap Brigadir J terkait dugaan pembunuhan berencana masuk ke Bareskrim Polri. Istri dari Ferdy Sambo membuat LP terkait dugaan pelecehan dengan terlapor Brigadir J di Polres Jakarta Selatan. Selain itu, ada juga LP terkait dugaan percobaan pembunuhan terhadap Bharada E dengan pelapor Briptu Martin selaku anggota Polres Jaksel, dan terlapor masih Brigadir J.
"Ada 2 LP yang sebelumya dilaporkan di Polres Jaksel yaitu percobaan pembunuhan dan pelecehan itu tidak ada, sehingga dihentikan penanganannya," kata Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi.
Advertisement
Skenario Jahat Ferdy Sambo
Skenario pembunuhan berencana terhadap Brigadir J alias Nofriansyah Yoshua Hutabarat terbongkar. Satu per satu aktor di balik pencabut nyawa Brigadir J terungkap. Didalangi mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Jenderal polisi bintang dua tersebut menjadi tersangka anyar pembunuhan Brigadir J.
Penetapan Ferdy Sambo sebagai tersangka setelah tim khusus (timsus) Polri melakukan pemeriksaan maraton sejak kasus kematian Brigadir J mencuat ke publik pertengahan 11 Juli 2022 lalu.
Dalam keterangan awal polisi disebutkan bahwa kematian Brigadir J akibat baku tembak dengan Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E, salah satu ajudan Ferdy Sambo. Baku tembak dipicu dugaan pelecehan dialami istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, oleh Brigadir J. Insiden itu terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo kawasan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan 8 Juli 2022 lalu.
Dari hasil penyelidikan dilakukan Timsus Polri dipastikan tidak ada peristiwa baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E. Fakta yang terungkap adanya rekayasa dilakukan Ferdy Sambo.
Mantan Kadiv Propam itu yang menskenariokan peristiwa seolah terjadi tembak menembak di rumah dinasnya. Selain itu, Ferdy Sambo juga memerintahkan Bharada E menembak Brigadir J. Penembakan menggunakan senjata Brigadir RR alias Ricky Rizal.
Bharada E berperan mengeksekusi Brigadir J sesuai perintah Ferdy Sambo. Sedangkan Brigadir RR turut membantu dan menyaksikan penembakan Brigadir J.
Kedua ajudan Ferdy Sambo itu sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka kematian Brigadir J. Bharada E ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Brigadir J dan dijerat pasal 338 KUHP junto 55 dan 56.
Sementara Brigadir RR, dipersangkakan Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP tentang pembunuhan berencana. Keduanya saat ini ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.