Sukses

HUT ke-77 RI, PKS Ingatkan Kemerdekaan Jadi Jembatan Emas Majukan Indonesia

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mengatakan kemerdekaan harus dimaknai sebagai semangat persatuan dan kesatuan dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI, serta mewujudkan Indonesia yang merdeka.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mengatakan kemerdekaan harus dimaknai sebagai semangat persatuan dan kesatuan dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI, serta mewujudkan Indonesia yang merdeka bersatu, berdaulat, adil, dan makmur, sebagaimana amanat Pembukaan UUD 1945.

"Kemerdekaan Indonesia harus menjadi jembatan emas untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Maknanya rakyat Indonesia sejahtera ekonomi, politik, dan budaya. Konkritnya lapangan kerja terbuka luas, UMKM tumbuh dan berdaya, demokrasi makin subtantif, dan nilai-nilai luhur bangsa makin kuat dipedomani sebagai karakter bangsa," ujar Jazuli memperingati HUT ke-77 RI melalui keterangan tertulis, Rabu (17/8/2022).

Menurut dia, Indonesia saat ini menghadapi tantangan kebangsaan yang tidak mudah, mengingat, pandemi covid 19 belum berakhir. Sementara, kata Jazuli Juwaini, krisis global menghantui di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, energi, hingga lingkungan.

"Kunci keberhasilan kita menghadapi tantangan tersebut adalah semangat gotong royong, kerjasama, dan kolaborasi. Inilah jati diri bangsa Indonesia, yang selalu berusaha mencari titik temu lalu membangun kolaborasi kebangsaan untuk menghadapi semua peluang dan tantangan," ucap Anggota Komisi I DPR ini.

Satu hal yang diingatkan oleh Anggota DPR Dapil Banten ini, era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi membawa dampak positif dan negatif. "Kita harus mampu menguasai kemajuan teknologi informasi. Pada saat yang sama kita harus waspada infiltrasi ideologi atau paham dominan yang melunturkan karakter dan jati diri bangsa," papar Jazuli.

 

2 dari 4 halaman

Tetap Harus Waspada

Jazuli memaparkan, di antara yang perlu diwaspadasi yaitu pengaruh kuat paham ideologi liberalisme, kapitalisme, dan sekularisme. Termasuk, kata dia, paham yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa seperti terorisme dan sparatisme.

Jazuli menegaskan, paham dan ideologi tersebut bukan saja tidak sejalan, tetapi juga bertentangan dengan jati diri bangsa yaitu Pancasila dan UUD 1945.

"Waspada jangan sampai kita terbawa arus ideologi dominan, karena dampaknya sangat serius. Secara ideologi dan budaya kita menjadi lemah, politik kita tak jelas arah dan terbelah, sementara ekonomi tergadai arus liberalisasi yang jauh dari semangat ekonomi kerakyatan. Rakyat pun jauh dari asa untuk sejahtera, adil, dan makmur," kata Jazuli.

Untuk itu, Jazuli Juwaini mengajak seluruh komponen bangsa untuk memperkuat jati diri budaya bangsa yaitu dengan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 dalam dimensi kebijakan dan perilaku hidup sehari-hari.

"Itulah cara kita menjaga anugerah kemerdekaan. Agar negara dan bangsa Indonesia kuat dan berdaulat, rakyatnya sejahtera, adil dan makmur. Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77. Merdeka!," pungkas Jazuli.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

PKS Ingatkan Kunci Kemajuan Bangsa Indonesia Harus Ingat pada Leluhur

Sebelumnya, Partai Keadilan Sejahtera Provinsi Sulawesi Selatan (PKS Sulsel) menyelenggarakan acara Dialog Kebangsaan Bersama Ketua Majelis Syura PKS Dr Salim Segaf Aljufri pada Selasa 9 Agustus 2022 di Ballroom Hotel Clarion Makassar, Sulsel.

Acara tersebut rangkaian dari Program Dr Salim Menyapa Indonesia di Provinsi Sulawesi Selatan pada 6-9 Agustus 2022. Dialog lintas agama dan profesi sendiri menjadi acara wajib di setiap kunjungan Dr Salim ke seluruh Indonesia.

Hadir Gubernur Sulawesi Selatan, Wakil Kabinda Sulsel, Ketua MUI Sulsel, Tokoh Lintas Agama, Akademisi, Budayawan dan Seniman.

Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman memberikan sambutan pembukaan dengan ucapan selamat datang kepada Salim di Provinsi Sulawesi Selatan.

"Sulsel menyambut baik ajakan kolaborasi yang diusung oleh PKS sebagai upaya memajukan pembangunan baik di tingkat nasional maupun daerah khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan," ujar Andi melalui keterangan tertulis, Kamis 11 Agustus 2022.

Andi Sulaiman mengapresiasi PKS Sulsel dan para anggotanya yang duduk di legislatif telah bekerjasama konstruktif dalam mendukung serta mengkritisi kebijakan pemerintah daerah.

Sementara itu, Salim Segaf Aljufri dalam orasi kebangsaannya mengatakan Sulsel adalah gerbang Indonesia Timur yang bisa membawa kemajuan bagi kawasan dan Indonesia secara nasional.

"Saya sudah berkunjung ke sejumlah wilayah di Sulsel dalam beberapa hari ini. Melihat potensi alam, pertanian, pariwisata, budaya dan ekonomi kreatif di Sulsel ini luar biasa. Jika dikelola dengan baik saya sangat optimis daerah ini bisa menjadi kunci pertumbuhan ekonomi wilayah bahkan nasional. Tentu bersamaan kesejahteraan rakyat akan terangkat," ungkap Salim.

4 dari 4 halaman

Kunci Kemajuan Bangsa

Kemudian, Salim berbicara soal kearifan lokal yang duwariskan oleh para leluhur. Menurutnya ada banyak warisan yang ditinggalkan oleh para leluhur kita terdahulu.

"Sejatinya kita memiliki local wisdom yang diwariskan oleh leluhur kita dan dapat menjadi modal yang sangat luar biasa dalam menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. Banyak kebaikan ada dalam kearifan lokal kita, semua tinggal kita gali," terang Salim. 

Menurut Menteri Sosial RI 2009-2014 ini, kunci kemajuan bangsa Indonesia ada pada kepemimpinan yang tulus serta memiliki semangat transformasi dan kolaborasi.

"Inilah sesungguhnya jati diri kita dari kearifan lokal bangsa kita sebagai bangsa yang siap saling membantu dan saling menolong. Ini merupakan potensi besar yang kita miliki untuk kita realisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ucap Salim.

Dia mengatakan, Indonesia membutuhkan pemimpin, pada level apapun, yang tulus mencintai rakyatnya seperti orangtua mencintai anak-anaknya dengan semua karakternya yang berbeda-beda.

"Walaupun ada anak-anak nakal, diberikan sanksi secara proporsional untuk mengembalikan dia kepada jati dirinya menjadi warga negara taat hukum dan aturan serta kesadaran untuk berbuat bagi kepentingan orang banyak," papar Salim.

Salim menilai, pemimpin yang tulus pasti berusaha menyatukan bangsanya, bukan membiarkan keterbelahan, apalagi membangun narasi pecah belah.

"Kita butuh persatuan kerjasama dan kolaborasi diantara elemen bangsa. Bangsa ini terlalu besar untuk dikelola oleh satu dua kelompok saja. Dan yang demikian mustahil dan mengingkari sejarah bangsa yang merdeka karena persatuan seluruh elemen bangsa," kata dia.

Maka, lanjut Salim, tidak tepat pengembangan narasi paling NKRI atau paling pancasila, sementara yang lain tidak. Pancasila sendiri adalah ideologi pemersatu dan titik temu kebangsaan dan bukan alat pecah belah.

"Permasalahan-permasalahan sangat banyak yang kita hadapi di masyarakat semua tidak mungkin terselesaikan,  kecuali kita bergandengan antara partai politik, pemerintah, TNI, Polri, pengusaha, tokoh-tokoh Agama dan komponen bangsa lainnya. Ayo kita bergandengan tangan, tidak ada yang mampu merubah negeri kita ini ke arah positif kecuali kita sendiri," pungkas Salim.