Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Habib Nahdlatul Ulama (IHNU), Habib Salim bin Jindan, mengaku kecewa dengan pernyataan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfa, soal 'Amplop Kiai'.
“Kalau dia punya pemikiran, pendidikan, adab, dan ahlak tidak pantas bicara seperti itu (terkait amplop kiai),” ujar Habib Salim bin Jindan, Senin (22/8/2022).
Menurutnya, jika seseorang mencintai ulama, maka tidak akan keluar kata-kata seperti itu. Atas perilaku Suharso, Habib Salim pun memintanya untuk segera mundur dari Ketua Umum PPP yang merupakan Partai Islam.
Advertisement
Selain itu, Habib Salim juga meminta kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk segera menyelesaikan masalah ini.
Adapun Suharso dinilai telah merendahkan kiai dan pesantren akibat perkataannya beberapa waktu lalu di KPK. Dalam pidatonya, Suharso menyebut pemberian sesuatu ketika bersilaturahmi atau sowan kepada kiai di pesantren disamakan dengan budaya korupsi.
Akibat perkataannya, Suharso juga telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh seorang lulusan pesantren, Ari Kurniawan, Sabtu (20/8). Suharso dilaporkan atas dugaan pelanggaran di Pasal 156 dan atau Pasal 156 A KUHP.
Suharso dianggap melanggar aturan perihal menyatakan kebencian atau penghinaan terhadap suatu agama atau golongan di muka umum.
Laporan kepada Suharso ini teregister dengan nomor LP/B/428/VII/2022/SPKT/POLDA METRO JAYA. Laporan tersebut akan ditangani oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
Minta Maaf
Suharso Monoarfa sendiri telah meminta maaf pernyataan viral yang mengeluhkan adanya keharusan menyediakan amplop usai bertemu dengan para kiai atau ulama di berbagai daerah.
“Saya akui ilustrasi dalam sambutan itu adalah sebuah kekhilafan dan tidak pantas saya ungkapkan,” ujar Suharso, Jumat 19 Agustus 2022.
Namun demikian, Suharso menyesalkan karena ada pihak-pihak yang sengaja mendeskriditkannya dengan memotong video yang viral tersebut. Sebab, dirinya sama sekali tidak menyudutkan para ulama dan kiai.
"Saya menyesalkan ada pihak yang dengan sengaja mencuplik sepotong dari sambutan saya pada acara Politik Identitas Cerdas Berintegritas yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin, 15 Agustus 2022 lalu. Cuplikan yang sepotong itu menjadi di luar konteks dan membentuk opini negatif,” katanya.
Suharso menjelaskan yang ia sampaikan tersebut adalah merespons dari pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron.
Suharso mengungkapkan, mestinya ada cara lain, bukan dengan mengungkapkan ilustrasi yang justru mengundang interpretasi keliru.
“Untuk itu saya mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya,” tuturnya.
Advertisement